Bab 5.

Suara panggilan dari Andrias membuat Areta menoleh.

"Kenapa, Mas?" Tanya Areta dengan nada datar.

"Sini duduk." Titah Andrias menepuk sofa di sebelahnya, wanita itu menurut untuk duduk di sebelah sang suami.

"Kenapa? Aku capek." Ujar Areta memasang muka masamnya

"Capek apa ngambek?" Tanya Andrias mencolek dagu istrinya.

"Ish... Apaan sih Mas, pake colek-colek segala kayak ABG!" Gerutu Areta memonyongkan bibirnya yang membuat wanita itu tampak menggemaskan.

"Aku minta maaf, Reta. Aku tahu kamu marah karena uang gaji yang diambil oleh ibuku." Ujar Andrias dengan wajah bersalah.

"Sudahlah, Mas. Percuma minta kamu maaf, aku cuma pengen kamu sedikit tegas sama Ibu. Kita juga perlu nabung buat persiapan lahiran dan kebutuhan anak kita nanti." Balas Areta menatap tajam suaminya.

"Iya, aku janji akan berusaha tegas sama Ibu. Aku janji mulai bulan depan akan tambahin jatah bulanan kamu, tapi tolong kamu berhenti kerja ya!" Lagi-lagi permintaan Andrias membuat Areta semakin kesal.

"Aku akan berhenti kerja setelah kamu buktikan janji-janji kamu barusan." Tegas Areta beranjak meninggalkan suaminya. Andrias segera menyusul sang istri ke kamarnya, nampak Areta yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang sembari memainkan gawainya.

"Liat apa sih? Serius banget kayaknya?" Tanya Andrias menghenyak di tepi ranjang.

"Ini liat deh, Mas. Kayaknya ini puding buahnya enak banget, beliin donk!!" Rengek Areta menunjukan tampilan layar gawainya pada sang suami.

"Halah, udah malem ini. Lagian itu kedai letaknya jauh banget, Reta." Balas Andrias membuat istrinya mendengus kesal.

'Percuma minta sama Mas Andrias, mending gofood ajalah." Batin Areta kemudian memesan puding buah melalui aplikasi ojek online. Tak ada lagi percakapan diantara keduanya, Areta masih memainkan gawainya sembari menunggu pesanan puding buahnya datang.

"Gofood!!!" Terdengar suara teriakan seorang driver ojek online yang membuat kedua alis Andrias bertaut. Areta langsung melangkah keluar kamar tanpa menghiraukan ekspresi sang suami.

Cekleekkk....

Suara pintu dibuka dari dalam oleh Areta.

"Ini pesanannya, Mbak. Totalnya tiga puluh lima ribu rupiah." Ujar driver itu sembari mengulurkan sebuah bungkusan kresek.

"Makasih, Mas." Balas Areta menyerahkan uang pas sesuai nominal, driver itu mengangguk kemudian segera melajukan sepeda motornya.

"Kamu pesan apa?" Tanya Andrias saat Areta baru saja masuk kembali ke dalam rumah.

"Beli puding buah." Jawab Areta cuek kemudian mulai membuka dan melahap puding buah miliknya.

"Belinya cuma satu?" Tanya Andrias yang nampak celingukan mencari sesuatu.

"Iya, tadinya mau nyuruh Mas beli dua. Tapi Mas nggak mau, jadi jatah puding buat Mas aku pakai bayar ongkos driver ojolnya." Balas Areta sambil mengunyah pudingnya. Andrias mendengus kesal kemudian masuk ke kamar.

...****************...

Pagi telah datang berkunjung menyapa dua insan manusia yang sedang menikmati sarapan sebelum berpisah untuk berangkat ke kantor masing-masing.

"Mas, hari ini kamu sibuk nggak?" Tanya Areta pada sang suami sebelum naik ke atas sepeda motor miliknya.

"Ada apa emangnya?" Balas Andrias membalikan pertanyaan istrinya.

"Kalau nggak sibuk, nanti sore pulang kerja anterin aku ke dokter kandungan ya." Pinta Areta pada suaminya.

"Aduh Areta, hari ini aku sibuk. Ada lembur dan harus pulang larut malam, kamu periksa sendiri aja ya." Balas Andrias kemudian buru-buru melajukan sepeda motornya, meninggalkan Areta dengan perasaan kesal.

"Hah... Selalu seperti itu, padahal ini juga anak dia." Gunam Areta mengelus perutnya yang mulai membuncit.

...****************...

Areta tenggelam dengan pekerjaannya hingga tanpa terasa jam pulang kerja telah tiba, wanita itu menghampiri Raisya yang sedang sibuk membereskan meja kerjanya.

"Raisya!" Panggil Areta dengan bibir mengerucut.

"Iya, Reta. Ada apa?" Tanya Raisya dengan kedua alis yang bertaut.

"Jalan-jalan yok, ke mall sama cari makan." Ajakan Areta membuat kening Raisya berkerut.

"Emang kamu nggak mau makan malam sama suamimu di rumah?" Tanya Raisya.

"Aku lagi sebel, tadi pagi aku minta Mas Andrias buat anterin aku periksa kandungan. Tapi dia malah nolak dengan alasan ada lembur dan harus pulang larut malam." Cicit Areta dengan wajah kesal.

"Ya ampun, mau aku anterin periksa kandungan nggak?" Tawar Raisya yang merasa kasihan pada Areta.

"Mau, tapi besok aja ya. Sekarang kita healing dulu bentar." Ucap Areta dengan mata berbinar.

"Okelah, ayo kalau gitu." Balas Raisya, kedua wanita muda itu pergi ke sebuah pusat perbelanjaan dengan mengendarai sepeda motor masing-masing.

Raisya langsung kalap saat memasuki mall tersebut, kini tangannya telah menenteng beberapa paper bag berisi tas, sepatu dan beberapa alat make up.

"Aku yang ngajakin healing tapi malah kamu yang kalap." Celetuk Areta geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya yang sibuk keluar masuk toko sedari tadi.

"Ya ini karena kamu ngajak healing ke mall, Areta. Aku jadi lapar mata, coba kamu ajakin aku ke caffe. Pasti nggak akan begini nih." Balas Raisya nyengir menunjukan tangannya yang menenteng banyak paper bag dari berbagai brand.

"Yaudah, makan yok. Lapar ini!" Ajak Areta menggandeng lengan sahabatnya menuju sebuah foodcourt.

"Mau makan apa nih kita?" Tanya Raisya dengan pandangan menelisik ke beberapa kedai.

"Mau seblak, salad buah, burger, kentang goreng, es boba sama....."

"Stoooppp!!! Beneran mau pesan segitu banyak? Emang muat itu perut?" Potong Raisya sebelum Areta melanjutkan pesanannya.

"Tenang aja, ini beneran lapar perut. Bukan lapar mata." Balas Areta menaik turunkan kedua alisnya.

"Kalau gitu kamu tunggu di sini biar aku yang pesenin ya." Ujar Raisya, Areta mengangguk kemudian tersenyum.

Tak berapa lama pesanan mereka datang, keduanya menikmati makanan itu tanpa bersuara hingga semua yang dipesan Areta telah berpindah ke dalam perutnya. Usai makan, mareka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing karena hari telah menjelang maghribh.

Areta pulang ke rumahnya dengan perasaan lebih bahagia, ia bersyukur di tengah masalah hidupnya masih memiliki sahabat seperti Raisya. Areta segera masuk ke rumah untuk membersihkan diri kemudian merebahkan tubuh lelahnya ke ranjang hingga terlelap tanpa sadar.

...****************...

Andrias tengah berpesta minuman keras di rumah kontrakan Samsul seperti biasa. Lembur hanyalah sebuah alasan agar dirinya bisa menolak permintaan Areta untuk pergi ke dokter kandungan.

"Eh, bini elu nggak nyariin nih kalau jam segini elu belum pulang?" Tanya Samsul sembari menenggak minuman beralkohol yang dituang oleh Viola.

"Kagak, gue bilang kalau hari ini gue ada lembur di kantor. Jadi kita bisa bebas minum sampai mabok." Balas Andrias santai.

"Wah... Asik ini. Tapi elu beneran nggak mau nyoba main-main sama Viola yang seksoi itu, Bro?" Bisik Samsul di telinga Andrias membuat lelaki itu menautkan kedua alisnya.

"Gila apa kalau gue mau main sama wanita murahan kayak dia, istri gue lagi hamil dan jauh lebih cantik, wanita karir. Yang paling penting nggak pernah protes biarpun duit belanja dapur pas-pasan." Oceh Andrias dengan ekor mata melirik ke arah Viola.

Andrias menenggak cukup banyak minuman keras hingga kepalanya terasa begitu pening.

"Sam, gue balik dulu ya. Pusing ini kepala gue." Pamit Andrias pada temannya itu.

"Oke, hati-hati bro." Balas Samsul.

Andrias beranjak dari duduknya dan melangkah ke arah pintu.

Bruuugh!!!

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

mati aaja laki ngk guna

2023-06-15

1

Nurmalia Irma

Nurmalia Irma

bagoooss reta 👍👍😂

2023-06-12

1

Neulis Saja

Neulis Saja

reta udah lah you are asking for divorce now

2023-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!