Andrias menoleh karena mendengar teriakan istrinya.
"Mau kemana kamu, Mas malam-malam begini?" Areta mengulangi pertanyaannya saat sampai di hadapan Andrias.
"Mau nongkrong sama temen, percuma ngomong sama istri yang nggak mau nurut kata suami." Kesal Andrias yang mulai melajukan sepeda motornya. Areta diam mematung menatap punggung sang suami yang mulai menghilang dari pandangannya. Wanita itu menghirup napasnya dalam dan menghembuskannya secara perlahan lalu masuk ke rumah dan menutup kembali pintunya.
Areta duduk termenung di atas ranjangnya, kepalanya terasa berdenyut memikirkan kehidupan yang ia jalani. Pernikahan impian yang ia harapkan akan bahagia ternyata tak sesuai dengan angan-angannya dulu. Janji manis yang diberikan oleh Andrias ternyata hanya di bibir saja. Perlahan air mata Areta meleleh dengan sendirinya hingga wanita itu terlelap karena lelah menangis.
...****************...
Andrias baru saja tiba di sebuah rumah kontrakan milik seorang temannya, sayup-sayup terdengar suara musik yang diiringi dengan gelak tawa beberapa orang dari dalam rumah. Lelaki itu memarkir motornya kemudian melangkah ke arah pintu.
Took took tokk....
Andrias mengetuk pintu dengan perlahan lalu munculah seorang lelaki yang seumuran dengannya dari balik pintu.
"Weehh.... Dateng juga elu Bos? Gue kira nggak bakal diizinin keluar sama nyonya." Sapa teman Andrias yang bernama Samsul.
"Halah... Gampang kalau soal keluar rumah doank mah. Tinggal pura-pura nyari masalah juga bisa keluar rumah tanpa diprotes bini." Balas Andrias tersenyum miring.
"Yaudah, ayo masuk. Yang lain udah pada nunggu, ada cewek cantik di dalem. Namanya Viola." Ujar Samsul setengah berbisik di telinga Andrias.
"Heleh... Paling wanita malam, nggak minat gue. Biarpun gue doyan mabok tapi kagak doyan selingkuh. Apalagi sama wanita malam gitu, pasti kalah jauh sama bini gue." Ujar Andrias melangkah masuk ke dalam rumah kontrakan Samsul. Nampak beberapa temannya sudah berkumpul di sana sedang menikmati minuman keras yang dituangkan oleh seorang wanita cantik. Dress selutut tanpa lengan melekat di tubuh ramping wanita itu.
"Itu Bos, gimana? Cantik nggak?" Tanya Samsul pada Andrias yang baru saja menjatuhkan bobot tubuhnya ke sofa.
"Biasa aja." Jawab Andrias datar lalu mulai menyalakan rokoknya. Wanita itu mendekat dan duduk di samping Andrias.
"Hallo Mas, boleh donk kenalan?" Sapa wanita itu dengan nada manja yang sengaja dibuat-buat.
"Saya ke sini cuma mau minum, bukan buat kenalan sama wanita macam kamu." Balas Andrias tanpa menatap wajah Viola.
"Aduh Mas, nggak usah pura-pura deh. Aku udah dandan cantik gini masa nggak mau." Oceh Viola menyandarkan kepalanya ke bahu Andrias.
"Sam, gue kesini cuma buat minum. Bukan buat digelondotin ulat bulu gatel macam dia." Ujar Andrias menatap tajam ke arah Samsul.
"Viola sayang, udah jangan godain Mas Andrias lagi ya. Mending kamu tuangin minuman aja buat dia." Titah Samsul berusaha menjauhkan Viola dari Andrias. Viola menurut, wanita itu mulai menuangkan minuman ke gelas milik Andrias dan teman-temannya yang memang sudah terbiasa pesta miras di rumah Samsul.
Setelah menghabiskan beberapa botol minuman keras, Andrias merasakan pusing di kepalanya. Laki-laki itu segera pamit untuk pulang sebelum benar-benar kehilangan kesadaran.
...****************...
Tok... Tookk... Tookkk....
Suara pintu yang terus diketuk tanpa henti membangunkan Areta dari tidurnya, dengan tergopoh-gopoh wanita yang sedang hamil muda itu melangkah ke arah pintu.
Ceklek....
"Areta, molor aja ya kamu. Buka pintu doank lamanya minta ampun." Maki Andrias saat Areta membuka pintu.
"Mass!! Kamu mabok?" Kaget Areta yang melihat sang suami berjalan sempoyongan ke arah sofa.
"Bukan urusan kamu, aku mau tidur sekarang. Kamu nggak usah berisik." Ketus Andrias membuat Areta hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Percuma debat sama orang mabok, mending aku tidur ajalah." Monolog Areta kemudian berjalan ke kamarnya.
Hoeekkkkk.....
Langkah Areta terhenti karena mendengar suara Andrias yang sepertinya sedang muntah, dan benar saja. Saat wanita itu menoleh terlihat muntahan Andrias yang telah berceceran di lantai.
"Selalu aja seperti itu." Kesal Areta yang terpaksa harus membersihkan bekas muntahan itu di tengah malam begini.
Wanita itu kembali ke kamar setelah memastikan suaminya benar-benar terlelap dan tak akan membuat kekacauan lagi.
Pagi telah kembali berkunjung, menyapa dunia dengan kehangatan sinar mentari. Seorang wanita menggeliat dan terbangun dari lelap tidurnya, berjalan ke arah kamar mandi kemudian mematut dirinya di depan cermin, merias wajah ayunya dengan make up natural yang semakin memancarkan kecantikan alaminya. Setelah memastikan penampilan dirinya telah sempurna, Areta segera menyambar tas kerjanya dan keluar dari kamar. sengaja pagi ini ia tak memasak sarapan karena masih kesal dengan kelakuan suaminya semalam.
Disebuah sofa panjang, Andrias yang juga baru saja bangun dari tidurnya tengah memijat keningnya yang masih berdenyut karena sisa mabuk semalam. Rasa bersalah menyelinap di dalam hatinya saat melihat sang istri yang baru saja keluar dari kamar.
"Areta!" Panggil Andrias pada sang istri, Areta hanya menatap Andrias tanpa menjawab panggilan dari suaminya.
"Aku minta maaf Areta, aku."
"Cukup, Mas. Percuma kamu minta maaf tapi selalu kamu ulangi lagi." Potong Areta sebelum Andrias menyelesaikan kalimatnya.
"Mas janji nggak akan kayak gitu lagi, nggak akan mabok lagi. Tolong maafin Mas ya." Mohon Andrias menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Nggak usah janji, aku udah kenyang sama janji-janji manismu, Mas." Ketus Areta.
"Udah donk, jangan marah. Hari ini Mas gajian, nanti Mas lebihin jatah bulanan kamu ya." Rayu Andrias pada sang istri.
"Aku berangkat ke kantor dulu, Mas. Aku nggak masak karena ngantuk semalaman harus bersihin muntahan kamu yang berceceran di lantai." Balas Areta berlalu meninggalkan suaminya.
Andrias hanya bisa membuang napas kasar karena sang istri yang belum mau memberikan maaf untuknya.
...****************...
Areta memacu sepeda motornya ke arah kantor, sesekali ia menyeka pipinya yang basah karena air mata. Setibanya di kantor, wanita itu segera menghampiri Raisya untuk berkeluh kesah.
"Ya ampun Reta, kamu habis nangis? Ada masalah apa lagi hari ini? Kamu berantem sama Andrias? Sama mertua, atau sama adik iparmu?" Berondong Raisya dengan berbagai pertanyaan.
"Semalem Mas Andrias minta aku buat berhenti kerja lagi, terus dia marah karena aku nolak. Habis itu dia pergi nggak tahu kemana. Pulang-pulang malah mabok, Ra. Mana tengah malem aku harus bersihin muntahan dia." Terang Areta dengan air mata yang kembali menetes di pipinya.
"Bener-bener ya si Andrias. Reta, dengar aku! Kamu harus jadi wanita yang kuat, nggak boleh cengeng. kalau Andrias mabok atau nyakitin kamu, jangan nangis. Balas dia pakai cara kamu sendiri." Nasehat Raisya semberi mengelus kedua bahu sahabatnya.
"Tapi aku harus gimana, Ra? Aku nggak tahu cara hadapin Mas Andrias." Ujar Areta sembari menyeka air mata yang membasahi pipi mulusnya.
"Kalau mabok jangan dibukain pintu, biarin aja dia tidur di luar." Cetus Raisya membuat mata Areta membola.
"Tapi aku nggak tega sama dia, Ra." Balas Areta membuat Raisya membuang napasnya kasar.
"Harus tega, Areta. Jangan jadi wanita bodoh cuma karena cinta. Bisa makin ngelunjak nanti si Andrias." Tutur Raisya menatap wajah sahabatnya.
"Baiklah, Ra. Aku akan coba saran dari kamu." Pasrah Areta pada akhirnya.
"Nah, itu baru sahabat aku."
Kring... Kring... Kring....
Suara dering ponsel Areta menginterupsi obrolan mereka, wanita itu segera mengambil gawainya dari dalam tas. Areta memutar bola matanya jengah melihat nama kontak yang tertera di layar handphonenya.
"Siapa yang telepon, Ta? Kog jadi kecut lagi itu muka?" Tanya Raisya dengan kedua alis yang bertaut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Neulis Saja
siapa lagi yg gerecokin yg lagi kerja
2023-03-29
0
juwita
yg tlp klo g suami y mertua atau ipar yg pda g tau diri
2023-03-11
0