Fajar bertemu dengan Rahul. Orang yang hingga saat ini masih belum bisa dia tebak akan seperti apa sikapnya terhadapnya. Dengan perasaan ketar-ketir Fajar mencoba menjelaskan, jika maksud kedatangannya kerumah itu adalah karena permintaan Papanya sendiri yang menghubunginya semalam.
Awalnya dia mengira jika Rahul akan menyambutnya dengan kemarahan dan amukan seperti tempo hari. Atau mungkin saja akan menghajarnya juga, karena dia sudah berani datang kerumahnya dimana istrinya juga berada disana.
Namun akhirnya dia bisa merasa lega, karena kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan perkiraannyanya. Rahul menyambutnya dengan hangat dan penuh persahabatan. Kemarahan besar yang ditunjukkannya sebulan yang lalu kini sudah tidak tampak lagi.
Pria itu mengajaknya ke rooftop agar mereka bisa bicara dengan tenang dan santai, tanpa ada yang mengganggu atau mendengarkan pembicaraan rahasia mereka. Rahul turut berempati saat Fajar menceritakan kisah hidupnya yang ditinggal mati oleh istri dan calon anaknya, dalam sebuah kecelakaan satu tahun yang lalu.
Perasaan iba dan bersalah tampak jelas dari raut wajahnya. Rahul dengan tulus meminta maaf karena telah membuatnya kembali merasakan kesedihan dan keterpurukan, karena dia telah mengambil dan membawa Zahra darinya.
Meskipun lelaki itu dengan tegas mengatakan, bahwa dia tidak akan pernah bisa menyerahkan istrinya pada pria manapun termasuk dirinya. Fajar sangat memaklumi perasaan lelaki itu. Sebab jujur saja, andai dia berada diposisi itu, dia juga tidak akan pernah rela menyerahkan istrinya pada pria manapun.
Sekalipun itu adalah sahabat maupun saudaranya sendiri. Terlebih lagi Rahul telah melewati masa-masa sulit saat dia terpisah dari istrinya, yang hilang dalam tragedi banjir bandang yang menyebabkan wanita itu mengalami amnesia hingga melupakan suaminya sendiri.
Fajar lega karena Rahul tidak menekannya tentang perasaan cintanya terhadap Zahra. Pria itu memahami jika perasaan tidak bisa dicegah ataupun dihapus begitu saja dengan mudah.
Fajar juga bahagia karena persahabatan yang sudah terjalin diantara mereka sejak masih usia kanak-kanak, kini sudah kembali lagi seperti dulu, terlepas dari pertikaian karena permasalahan perempuan yang sama.
Dia berjanji tidak akan pernah merusak persahabatan mereka hanya demi sesuatu hal yang sia-sia. Dia akan berusaha untuk meredam perasaannya pada Zahra. Meskipun untuk saat ini hatinya masih belum bisa melakukannya. Biarlah waktu yang akan meredam semuanya secara perlahan-lahan.
Setelah berkumpul dengan Rahul dan seluruh anggota keluarganya diruang keluarga, untuk membahas tentang rencana tujuh bulanan Zahra yang akan mereka adakan dirumah itu, akhirnya Fajar bertemu dengan orang yang sangat ingin dia hindari. Namun sangat amat dia rindukan.
Perasaan cinta, rindu, sedih, kecewa dan cemas bercampur menjadi satu saat dia melihat Zahra dalam keadaan yang tampak sedang kurang sehat. Setelah satu bulan tidak berjumpa wanita itu terlihat lebih gemuk, dengan perut buncitnya yang semakin menonjol dari sebelumnya.
Tubuhnya terlihat lemah dan wajahnya pun nampak pucat. Dia memegang kepalanya yang sepertinya sedang kesakitan. Mungkin sakit kepala perempuan itu kambuh lagi seperti dulu saat masih tinggal bersamanya.
Hatinya meronta-ronta. Ingin sekali rasanya dia berlari menghampiri Zahra, dan menjadikan tubuhnya sebagai penyangga tubuh rapuh itu. Memeluknya dengan erat. Menyatakan kerinduannya yang sangat mendalam. Mengatakan bahwa dirinya sangat senang karena bisa bertemu lagi dengan wanita itu.
Namun pikiran jernih mencegahnya. Karena dia tidak akan pernah bisa mengungkapkan perasaannya, dan menunjukkan perhatiannya pada wanita itu. Dia sangat sadar dengan posisinya yang tidak memiliki hak itu. Karena sudah ada Rahul yang selalu melakukan hak dan kewajibannya sebagai suami Zahra, untuk senantiasa menjaga dan memperhatikan istrinya.
Acara yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Wajah-wajah sumringah terpancar diwajah anggota keluarga Dirgantara maupun para tamu undangan, yang semuanya mengharapkan kesehatan dan keselamatan untuk Zahra dan calon bayinya hingga melahirkan nanti.
Berbeda dengannya yang menghadiri acara tujuh bulanan itu dengan perasaan hampa. Meskipun harapan dan doa yang dipanjatkannya untuk Zahra dan bayinya sama dengan yang lain. Semua orang yang hadir dalam acara itu melihatnya sebagai suami Zahra, yang hingga saat ini mereka ketahui bernama Shreya.
Andai apa yang mereka pikirkan dan ketahui itu adalah kenyataan. Tentu saat ini dia sedang menjadi pria yang paling bahagia didunia. Namun sayangnya, semua pikiran itu hanya ada dalam angan-angannya saja yang tidak berani dia bayangkan akan menjadi kenyataan.
Serangkaian acara berlangsung dengan lancar dan khidmat. Namun suasana berubah menjadi pekat dan menegangkan saat memasuki prosesi siraman.
Ditengah-tengah kegelagapan Fajar yang harus menghadapi tatapan-tatapan kebingungan, keheranan dan kecurigaan dari semua orang, lantaran dia tak kunjung melakukan tugasnya sebagai suami yang harus memberikan siraman pertama untuk Zahra, semua orang malah dibuat terkejut dan terperangah dengan video panas Rahul dan Zahra yang tiba-tiba saja diputar dilayar LED.
Entah siapa orang tidak bertanggung jawab yang telah membuat suasana menjadi heboh dan gaduh. Berbagai pertanyaan, tuduhan hingga tudingan miring dilayangkan pada mereka bertiga, khususnya pada Zahra hingga membuat wanita itu semakin stress.
Membuat Rahul marah besar mendengar hujatan pedas yang dilontarkan untuk istri tercintanya. Saking marahnya Rahul sampai keceplosan. Suasana pun menjadi semakin mencekam saat Zahra harus dilarikan kerumah sakit dalam keadaan kritis.
Dokter mengatakan, hanya bisa menyelamatkan salah satu dari ibu dan anak itu. Membuat Rahul begitu frustasi dan menggila. Pria itu meraung-raung dan menyalahkan semua orang. Membuat Fajar merasakan perasaan bersalah yang mendalam. Karena dialah dalang yang telah menciptakan permainan itu.
Andai sejak awal dia tidak sok menjadi pahlawan, mungkin situasinya tidak akan serunyam itu. Namun sekarang dia bisa apa? Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang yang bisa dia lakukan hanyalah memberi semangat dan dukungan pada Rahul dan keluarganya. Serta doa yang terbaik untuk Zahra dan bayinya.
Setelah berdoa dan menunggu dengan perasaan kalut dan frustrasi, akhirnya keajaiban pun datang. Zahra dan bayinya mampu diselamatkan. Wajah-wajah sedih dan penuh dengan kedukaan, akhirnya berganti dengan wajah-wajah penuh kebahagiaan dan sukacita, dalam menyambut kehadiran bayi mungil penerus Dirgantara group.
Perasaan Fajar bercampur aduk. Antara bahagia dan terharu atas keajaiban yang terjadi pada dua orang yang disayanginya. Serta kesedihan dan kekecewaan karena kehadiran bayi lelaki yang diberi nama Chand, berbarengan dengan kembalinya ingatan Zahra.
Fajar ikut berbahagia atas kebahagiaan yang menimpa sepasang suami istri itu, yang pada akhirnya bisa berkumpul kembali. Menyambut kehadiran permata cinta pertama mereka dengan diiringi canda tawa. Meskipun hatinya merasa sakit dan hancur karena pada akhirnya, kisahnya dengan Zahra harus berakhir setelah ingatan wanita itu kembali.
Namun Fajar turut mendoakan dengan tulus, agar kebahagiaan selalu menyertai keluarga kecil itu. Karena merasa sudah tidak dibutuhkan dan tugasnya disini pun sudah selesai, malam itu juga Fajar kembali ke Magelang, tanpa berpamitan pada keluarga besar yang sedang berbahagia itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments