Bab 13

" Riska..Riska..!!" teriak Caroline memanggil Riska yang masih tertidur di kamarnya.

Bruak..

Terdengar suara pintu terbuka dengan kuat dan kasar.

Caroline langsung menatap tajam saat melihat anak semata wayang sedang tidur nyenyak.

Caroline pun langsung melempar guling kearah wajah Riska.

Buk..

Riska pun langsung terbangun karena terkejut.

"Mama..!!! ada apa??" tanya Riska yang masih dalam keadaan mengantuk.

"Kau tanya kenapa?apa kau tidak lihat sekarang sudah jam berapa??" tanya Caroline dengan nada marah sambil menunjuk kearah jam dindingnya.

"Masih jam 10 pagi kan ma??" tanya balik Riska.

"Memang masih jam 10 tapi seharusnya kau bangun dan bantu mama bereskan rumah." jawab Caroline masih nada sewot.

"Bereskan rumah??kenapa jadi aku ma??aku masih ngantuk dan aku biasa bangun jam 1 siang.." jawab Riska kembali tidur.

Sontak membuat Caroline semakin marah dan menarik paksa tangan Riska untuk bangun.Riska pun langsung terjatuh saat Caroline menarik paksa tangannya.

"Mama..!!!" sentak Riska dengan beraninya.

"Cepat bangun dan bantu mama membereskan rumah,karena papa mu hari ini akan pulang." ujar Caroline yang masih memaksa tangan Riska.

"Kenapa harus aku sih ma??mama kan bisa kerjakan sendiri..Mama kan tahu,aku tidak pernah membereskan rumah." jawab Riska yang protes.

"Ini semua karena ulah mu juga,kalau kau tidak menjebak Shiera dan mama tidak mengusirnya,pekerjaan di rumah ini sudah jelas dia yang semua kerjakan..Kita tidak akan repot sekarang." kata Caroline mengungkit kejadian semalam.

"Mama kan bisa sewa asisten rumah tangga,lagi pula mama juga senang kan anak haram itu sudah kita singkirkan." jawab Riska.

"Kau pikir memakai asisten rumah tangga tidak memakai uang??memangnya kau mau membayar ART??Sudah,jangan banyak protes cepat bantu mama.!!" jawab Caroline tetap memaksa Riska.

Dengan perasaan kesal dan terpaksa,Riska pun menuruti perintah sang ibu.Daripada harus berdebat emosi yang pada akhirnya tetap dirinya yang jadi sasaran.Riska memilih mengalah dan mengerjakan semua pekerjaan rumah.

"Brengsek,sialan..!!kenapa jadi aku yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah ini.." umpat Riska yang kesal sembari mengepel lantai rumahnya.

...****************...

Jibran langsung menemui Giandra di ruangannya.Tanpa mengetuk lebih dulu,Jibran langsung masuk.Hal itu membuat Giandra pun terkejut.

"Bos." sahut Jibran.

"Sialan,apa kau tidak bisa mengetuk pintu itu dulu??" tegir Giandra sedikit kesal.

"Ck..macam tak biasa."seru Jibran dengan nada santai nya.

Giandra hanya melirik tajam kearah Jibran.

"Ada hal yang ingin ku bicarakan padamu." ujar Jibran sembari duduk dihadapan meja Giandra.

"Nanti saja,aku sedang sibuk." jawab Giandra yang Tenga fokus pada kerjaannya di depan laptopnya.

"Ini soal gadis itu bos." ujar Jibran memberi tahu Giandra.

Giandra pun hanya melirik.

"Kenapa??apa kau masih belum bereskan dia juga??" tanya Giandra.

"Masalahnya bukan soal membereskannya,tapi gadis itu tidak punya tempat tinggal." jawab Jibran memberitahu.

"Lalu apa urusannya dengan ku??memangnya kemana kau membawanya??" tanya Giandra.

"Dia sekarang masih di hotel,aku terpaksa membawanya kesana.Karena aku juga bingung harus membawanya kemana.Dan yang seharusnya bertanggung jawab kan kau,bukan aku." jawab Jibran sekaligus protes pada Giandra.

"Ya sudah kau tinggalkan saja dia di jalanan.Jangan tertipu dengan kata-katanya,jaman sekarang wanita banyak memakai taktik murahan agar minta dikasihani." jawab Giandra yang seakan tidak peduli dengan keadaan Shiera.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***