Setelah itu mereka melakukan acara pemasangan cincin seperti acara lamaran pada umumnya. Aldi sedari tadi hanya menuruti perkataan mama Sandra tanpa ia mengungkapkan apapun, toh kalau ia mau mengelak pun juga sudah terlambat.
Mereka pun akhirnya mengobrol dan menikmati hidangan atau sajian yang disajikan alana, hingga tiba-tiba ucapan dari dua lelaki yang berbeda umur itu mengejutkan Alana.
"Saya mau bicara sama kamu."
Uhuk..uhuk…
Alana tersedak air yang sedang ia minum saat dua pria beda usia itu mengucapkan kalimat yang sama. Sudah Alana tebak, pasti sebentar lagi akan ada drama.
"Pelan pelan nak," ucap mama Sandra sembari mengusap punggung alana. Alana sendiri mencoba menetralisir rasa perih di tenggorokan nya, lalu ia tersenyum pada mama Sandra. Mengisyaratkan bahwa ia tidak apa apa.
"Aldi sama papa mau bicara apa?kenapa bisa barengan gitu," tanya mama Sandra.
"Kan dari tadi mama udah banyak bicara sama Alana, jadinya aku sebagai calon suaminya juga mau ngobrol dong man." Jawab Aldi yang hanya dibalas cengiran mama Sandra.
"Lah kalau papa?"
" Ya mau ngobrol sesuatu aja mah," jawab alex yang hanya diangguki oleh mama Sandra. Mama Sandra pikir mungkin Alex ingin lebih mengenal Alana yang akan menjadi istri dari Aldi.
"Aldi duluan aja pah, lebih baik kalian pulang duluan aja. Aldi masih mau ngobrol sama Alana." Ucap Aldi, kemudian menarik tangan Alana untuk mengikutinya keluar rumah.
Aldi masih menarik tangan Alana hingga menuju mobilnya, untungnya tadi Aldi membawa mobilnya sendiri dan ia tidak satu mobil dengan keluarganya.
Aldi membukakan pintu bagian samping kemudi, "masuk!"
Alana masuk kedalam mobil dengan segera, begitupun juga dengan Aldi yang ikut duduk di kursi kemudi.
" Ada apa sih om? Kok kayaknya buru-buru banget?" Bingung Alana. Kini pun mobil telah melaju di jalanan ibu kota yang ternyata masih ramai.
" Nggak papa sih," jawab Aldi yang dengan entengnya membuat Alana sampai melongo ketika mendengar itu.
" Terus tadi ngapain buru-buru kayak dikejar kejar sama setan aja kalau misalnya nggak ada apa apa?" Kesal Alana yang merasa dirinya sia-sia begitu saja dipaksa untuk berlari.
" Lah gak papa dong, dari pada kamu dibawa sama tuh aki-aki. Mending kamu saya bawa lah." Ucap Aldi tanpa rasa bersalah.
" Hah aki-aki? Aku aki yang mana?" Heran Alana, kenapa sih cowok di sebelahnya ini sungguh sangat menyebalkan.
"Alex," jawab Aldi. Yang seketika itu membuat Alana menyemburkan tawanya saat mengetahui Aldi juga sama tidak suka nya dengan Alex.
"Kenapa kamu ketawa?" Tanya Aldi yang kini dibuat heran dengan tingkah Alana yang tiba-tiba saja tertawa.
"Nggak apa-apa om, cuman om itu lucu banget sih. Masa papa sendiri dikatain aki-aki." Ujar Alana yang mencoba untuk menghentikan tawanya.
" Ya biarin aja sih, suka suka saya lah. Dan iya satu lagi, jangan panggil saya om. Saya belum setua itu ya." Ucap Aldi.
" Lah kan emang bener om udah tua. Umur kita aja beda jauh om." Balas Alana.
"Dasar ya kamu bocil, udah berani ngatain saya tua." Geram Aldi.
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan dengan terus berdebat tentang hal yang tidak penting. Kemudian tak lama dari itu, Aldi melirik pada Alana. Ia memelankan laju mobilnya saat mengetahui gadis disampingnya telah tertidur. Alana pantas disebut anak kecil, karena baru jam sembilan malam Alana telah tertidur.
" Bocil banget sih," gumam Aldi saat memperhatikan wajah baby face Alana.
Setelah kurang lebih hampir satu jam mereka hanya mengelilingi jalanan, sekarang Aldi menghentikan mobilnya tepat didepan rumah Alana. Aldi memperhatikan halaman rumah Alana, dan ternyata mobil papanya sudah tidak ada disana yang berarti mereka sudah pulang.
"Woy cil, bangun!" Ucap Aldi dengan sedikit mengguncang tubuh Alana.
Alana pun yang merasa tidurnya terganggu, mulai membuka matanya. "Apaan sih om, ganggu aja."
Aldi memegang saat mendengar suara Alana ketika baru bangun tidur yang menurut Aldi itu sangat menggoda. Namun dengan cepat ia menggelengkan kepalanya," buruan keluar, Udah sampe nih kita."
Alana pun yang mendengar itu mengangguk dalam keadaan masih lesu karena masih mengantuk. Aldi turun dan membukakan pintu mobil Alana, dan Alana Langsung keluar dengan langkah gontainya.
Sebuah senyuman terbit dari bibir Aldi, sungguh malam ini berbeda dari malam biasanya yang ia lalui. Ia yang jarang bicara, kenapa bisa menjadi secerewet ini ketika sedang berdebat dengan Alana.
Ketika ia sudah memastikan Alana masuk kedalam rumah, Aldi mulai menyalakan mesin mobilnya dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumah Alana untuk kembali ke mansion keluarga Graham.
Keesokan harinya
Di SMA Nusantara
Alana menghela nafasnya ketika ia baru saja turun dari mobil. Hari ini Alana berangkat bersama mbak Thea yang menyamar sebagai murid baru yang culun dengan berkacamata tebalnya dan rambut yang dikepang dua.
Alana turun tidak jauh dari gerbang sekolah, Alana tidak mau ada yang mengetahui kalau ia dan mbak Thea saling mengenal.
Langkah kaki Alana memelan saat netra matanya tidak sengaja melihat segerombolan siswa laki-laki yang sedang duduk di atas motor sport mereka, yang ternyata salah satunya adalah Satria. Satria merupakan mantan pacar dari Alana, namun mereka putus karena ada sesuatu hal yang terjadi. Mereka putus dua Minggu sebelum Alana bertemu dengan Aldi.
Alana pun menundukkan kepalanya ketika samar-samar ia mendengar pembicaraan mereka.
Alana sesegera mungkin pergi dari hadapan mereka, ia masih merasa sakit karena diputuskan oleh Satria. Bahkan untuk mendengar suaranya saja dapat membuat dada Alana sesak.
"Lo kenapa Na?" tanya Zaskia, salah satu sahabat Alana.
Alana hanya menatap sahabat nya, ia ingat perjanjiannya dengan Vanessa tadi malam.
Flashback on
"Mah, aku mau bicara sebentar sama Alana bentar." Ujar Vanessa seraya berdiri dari duduknya. Mama Sandra mengangguk
"Lo ikut gue sekarang," ucap Vanessa lagi. Alana mau tidak mau mengikuti Vanessa keluar dari rumahnya.
” loh, Lo bukannya pacaran sama satria ya? Kok bisa lu tiba-tiba jadi pacar kak Aldi sih?" tanya Vanessa sesaat mereka sudah sampai di depan rumah Alana.
Memang tidak ada yang tau kalau Alana dan satria telah putus, bahkan para sahabatnya dan sahabatnya satria pun belum mengetahuinya.
" Penting banget gue jawab," jawab ketus Alana. Memang Alana tidak menyukai Vanessa, karena Vanessa yang sering membully banyak orang termasuk salah satu sahabatnya.
" Oh nggak penting ya? Berarti boleh dong kalau gue sebarin ke anak-anak sekolah kalau Lo udah nikah." Ucap Vanessa dengan nada yang begitu menyebalkan ditelinga Alana.
Alana memejamkan matanya sejenak, akan banyak menghambat rencananya kalau pernikahan nya terbongkar.
"Lo mau apa?"
Vanessa tersenyum miring, "gue mau Lo bantuin gue buat ngedapetin Keenan."
"Nggak! Nggak usah berharap deh Lo. Lo itu sama sekali bukan saingannya Viona." Alana menggelengkan kepalanya. Mana mungkin ia mau menghancurkan hubungan sahabat nya, no big no.
" Yang lain"
"Sebenarnya gua paling minat sih buat dapetin Keenan, tapi kalau misalnya Lo nggak bisa, berarti Lo harus gabung sama gue." Ucap Vanessa.
Alana berpikir untuk mempertimbangkan permintaan Vanessa, guna mencari mana yang lebih menguntungkan dan yang paling penting tidak merugikan orang lain. Terutama untuk para sahabatnya.
" Lo pilih yang mana?"
" Gabung," jawab Alana dengan terpaksa lalu berbalik badan dan kembali masuk ke dalam rumah.
Vanessa menatap kepergian Alana, sepertinya besok akan menyenangkan ketika melihat ekspresi kaget para murid Nusantara melihat Alana murid berprestasi ikut gabung bersama dirinya.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments