Gue sekarang juga masih ngikutin Freya, tapi bedanya kali ini ya gue lebih jauh dari dia gak kayak tadi yang terlalu dekat sampai hampir ketahuan sama tuh cewek. Meski begitu, berulang kali Freya tetap berhenti melangkah seperti mulai curiga kalau ada seseorang yang mengikutinya lagi.
Dan tiba-tiba, sebuah motor berhenti di dekat gadis itu dengan dua orang yang menaikinya. Gue perhatian mereka dari jauh, memastikan apa yang hendak dilakukan orang-orang itu sama Freya. Jujur aja gue cemas, rasanya gue pengen langsung maju dan hajar mereka saat ini juga.
Benar saja dugaan gue, kedua pria itu turun dari motornya dan mendekati Freya dengan senyum seringai di bibirnya. Mata mereka menyorot ke arah tas yang dibawa Freya, gue jadi yakin kalau mereka adalah jambret. Tapi, gue masih tetap diam sampai Frey berteriak minta tolong.
"Halo nona manis!" samar-samar gue dengar dua pria itu mengapa Freya dan berhenti di dekatnya.
"Eh eh kalian siapa? Kalian mau apa dari aku? Jangan macam-macam ya, aku bisa teriak supaya kalian dihajar massa!" ucap Freya ketakutan.
"Lo gak perlu takut, lu aman kok asalkan lu mau serahin tuh tas ke kita!" ujar pria itu.
Kurang ajar banget emang mereka, beraninya gangguin cewek buta. Sekarang gue udah mulai mengepalkan tangan, emosi gue udah di ubun-ubun gara-gara ulah mereka. Tapi gue masih berusaha tahan diri, gue gak mau Freya malah salah paham nantinya.
"Ih jangan, ini tas aku!" ucap Freya yang reflek langsung melindungi tasnya.
"Ya emang itu tas lu, tapi sebentar lagi itu bakal jadi milik kita. Lu mending serahin itu secara baik-baik deh, daripada kita sakitin lu," ucap pria itu.
"Aku gak akan serahin ini ke kalian, jangan harap!" tegas Freya sembari mundur perlahan.
Kedua pria itu bergerak maju mengejar Freya dan meraih lengan gadis itu, "Eits mau kemana? Lu gak bisa lari dari kita, serahin tuh tas atau nyawa lu jadi taruhannya!" ucap si pria.
"Gak mau ih lepasin! Tolong tolong!!" Freya mulai berteriak minta tolong dan berontak dari pegangan kedua pria itu.
Gue semakin panik, apalagi dua orang itu sekarang sudah menarik paksa tas milik Freya darinya. Gue pun memilih buat maju dan menghampiri mereka, lagipun Freya juga sudah meminta pertolongan. Jadi, gak ada alasan lagi buat gue enggak maju dan tolongin tuh cewek.
"WOI LEPASIN DIA!" teriak gue sambil berlari ke arah mereka.
Tampak dua pria itu menoleh ke arah gue tanpa melepaskan tubuh Freya, tongkat Freya terlepas dari genggamannya dan jatuh ke bawah. Lalu, salah seorang pria memanfaatkan kesempatan untuk menarik tas selempang milik Freya, tetapi gagal karena Freya cekatan menahannya.
"Jangan, ini punya aku! Kalian gak boleh ambil tas aku!" ujar Freya.
"Ah diem lu!" sentak si pria sembari mendorong tubuh Freya hingga tersungkur di aspal.
"Woi!" dengan gagahnya gue berteriak sambil menatap tajam ke dua orang itu.
"Hahaha, mau apa lu cungkring? Lu gausah ikut campur kalo gak pengen mati!" ujarnya meledekku.
Ya emang sih gue cungkring, tapi jangan salah karena gini-gini tenaga gue tuh mantap dan gue bisa kalahin mereka berdua gak pake lama. Sekarang mungkin mereka masih bisa ketawa, tapi lihat aja beberapa menit kemudian.
"Balikin tas itu, atau kalian akan terima akibatnya!" ucap gue mengancam.
"Oh ya? Akibatnya apa emang bocah SMA belagu? Lu bisa apa sih ha?" ledek pria itu.
"Kalian benar-benar minta dihajar, rasakan ini!" gue makin emosi dan langsung aja maju serang mereka dengan pukulan serta tendangan.
Gue gak perduli mereka berdua dan tubuh mereka lebih besar, karena tenaga gue bisa bertambah berkali-kali lipat disaat gue lagi mau tolongin perempuan seperti sekarang. Dua orang bukan masalah bagi gue, bahkan sepuluh atau bahkan seratus juga gue sanggup kalau karena tolongin cewek secantik Freya.
Setelah itu, gue pun berkelahi melawan mereka. Gue serang terus-terusan mereka berdua sampai gak ada yang bisa lagi membalas serangan gue, dan kebetulan tas Freya terlepas dari genggaman si pria itu. Gue langsung aja ambil itu tas dan amanin supaya tenang.
"Aaarrgghh sial! Ayo kita cabut bro! Awas lu ya bocah!" geram si pria, lalu kabur bersama temannya yang lain.
"Ahaha, segitu doang lu pada? Payah ah masa sama si cungkring aja kalah!" ucap gue meremehkan mereka.
Setelahnya, gue pun beralih melirik Freya yang masih terduduk di aspal dan tampak mencari-cari tongkatnya. Gue tersenyum melihat itu, dia sangat menggemaskan dalam kondisi apapun. Bahkan dalam keadaan sekarang aja dia berhasil bikin gue terpikat dan gak mau lepasin dia.
"Hey, gue udah berhasil ambil balik tas lu dari mereka tuh. Sekarang lu gak perlu takut lagi, nih ambil tas lu!" ujar gue sembari menyodorkan tas miliknya ke arah gadis itu.
"Eee kamu siapa? Suara kamu kok kayak aku pernah dengar ya? Apa kamu yang barusan udah nolong aku?" tanyanya.
"Iya Freya, gue barusan bantu lu dari dua preman itu yang mau lukain lu. Sini gue bantu lu berdiri deh!" ucap gue yang langsung inisiatif membantu Freya berdiri dengan cara memegang tangannya.
"Eh eh.." Freya terperanjat kaget saat tangan gue langsung menariknya, tapi akhirnya dia berhasil berdiri sempurna berkat bantuan gue.
Gue pun mengambil tongkat miliknya yang tergeletak di jalan itu dan menyerahkannya, "Ini tongkat lu, dipegangnya baik-baik ya yang erat biar gak lepas lagi!" ucap gue.
"I-i-iya, makasih banyak ya kamu udah mau bantu aku! Omong-omong nama kamu siapa? Terus gimana caranya kamu bisa tahu namaku?" heran Freya.
"Gue cowok yang tadi gak sengaja nabrak lu waktu di depan gedung sekolah, sorry banget ya soal itu!" jawab gue santai.
Ekspresi Freya sontak berubah, gak tahu kenapa dia tiba-tiba mundur dan seperti ketakutan sama gue. Padahal gue gak ada niatan buat jahatin dia kayak orang-orang tadi, beneran aneh deh nih cewek.
"Lu kenapa menjauh? Gue bukan orang jahat kali, gue kan udah bantu lu tadi," ucap gue.
"Tapi kok kamu bisa disini? Kamu yang ikutin aku daritadi ya? Ngaku!" ucapnya sedikit sewot.
"Bicara apa sih lu? Ngapain gue ngikutin lu coba? Kayak gak ada kerjaan lain aja," elak gue.
"Oh bukan? Yaudah maaf kalo salah, makasih udah bantuin aku. Kamu mau minta apa dari aku sekarang?" ucapnya.
Gue langsung tersenyum ceria mendengarnya, kalau ditanya mau apa ya jelaslah gue pengen dia buat jadi pacar gue. Kan lumayan punya pacar buta, jadi gue bisa lakuin apapun sesuka hati gue tanpa sepengetahuan dia.
"Gue gak mau apa-apa kok, gue ikhlas nolongin lu. Lihat lu selamat aja gue udah senang, lain kali hati-hati ya Freya!" ucap gue.
Ah sial! Kenapa gue malah bicara kayak gitu? Emang ya kadang otak sama hati gak sinkron, padahal harusnya gue bisa manfaatin tawaran dia tadi buat minta apa yang gue mau.
Tapi gapapa, mungkin kali ini terlalu cepat buat gue dan dia jadian. Masih ada lain waktu dan gue pastikan Freya gak akan gue lepasin, gue bakal jadiin dia milik gue selamanya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Risan
3ok
2023-02-11
1
suelastri
kek pernah baca ya
2023-01-24
1
re
Next
2023-01-24
1