"bapak mandi dulu " ucap bapak seraya pergi menuju kamar mandi. Aku pun langsung mencuci piring kotor sisa makan kami sebelum beranjak merebahkan tubuhku santai di atas sofa legend sambil menonton acara televisi. Seperti itulah kebiasaanku saat masih tinggal bersama bapak dulu. Meski selama tinggal dirumah nya, mas denis melarangku mengerjakan semua pekerjaan itu termasuk mencuci piring, namun aku tak lupa bagaimana menjalani kodratku sebagai wanita dalam hal mengurus rumah.
Aku terkekeh, tak jarang aku terbahak kala melihat film kartun dari negeri tetangga. Meski film ceritanya sudah seringkali di putar namun aku tak pernah bosan menonton dua bocah gundul yang sangat menggelitik hati itu.
Bola mataku tanpa sengaja melihat ke arah bapak yang tengah menatapku dengan sangat dalam. Dapat ku tangkap dengan jelas dari tatapannya bahwa ia sangat merindukanku. Aku tau, karena bagaimanapun akulah satu-satunya orang yang selalu menemani hidupnya selama ini. Wajar saja jika ia sangat merindukanku karena aku pun begitu merindukannya.
"pak..kenapa diam disitu? Sini.." aku memanggilnya sambil melambaikan tanganku memintanya untuk duduk disini, didekatku.
Bapak pun tersenyum lalu berjalan dan duduk didekatku. Aku menggeser tubuhku mengubah posisi kepalaku yang kini berada di kakinya yang kujadikan bantalan.
"bapak fikir kamu sudah berubah. Ternyata kamu masih saja seperti anak kecil yang suka nonton film itu" bapak tersenyum, matanya pun ikut menonton acara televisi kesukaanku sejak dulu.
"aku tak akan pernah berubah . Aku tetap menjadi alesha putri kecil bapak yang dulu" jawabku.
Sebenarnya hati ku merasa terharu apalagi saat bapak mulai membelai rambutku yang terurai dengan lembut.
"pak.." panggilku.
Aku menatap wajah bapak dalam-dalam.. Kulihat wajah teduh yang mulai menua itu dengan begitu lekat. Tak peduli bagaimana kepribadiannya diluaran sana, yang aku tau dia adalah Satu-satunya lelaki yang tak pernah menyakitiku.
"aku rindu bapak" ucapku sendu.
"bapak juga rindu kamu" bapak menimpali ucapanku sesantai mungkin.
"tapi.. Aku rindu bapak yang dulu. Aku rindu bapak yang baik dan tak menjadi seorang pemabuk seperti sekarang ini"
Ucapku yang membuat ekspresi wajah bapak menjadi sedikit berubah.
"kenapa sih bapak berubah?" tanyaku menelisik bola matanya mencari alasan atas perubahannya.
"bapak tak pernah berubah ale, bukankah sejak dulu kamu tau kalau bapak memang seperti ini"
jawabnya dengan gerakan tangan yang tak henti mengelus kepalaku pelan.
"tapi akhir-akhir bapak ini semakin menjadi-jadi. Alesha gak mau bapak seperti ini" pintaku dengan sorot mata memohon perubahan dari bapak.
bapak hanya terdiam. Ia menelan saliva nya berat. Mungkin saat ini lidahnya terasa kelu untuk menuruti keinginanku.
"apa alasan bapak menjadi seperti ini karena ibu? Lalu mengapa bapak tak mencari istri baru agar bapak bisa kembali seperti dulu ?!"
Aku menawarkan solusi lain yang ku harap dapat merubah hidup bapak seperti dulu lagi.
bapak masih saja terdiam tak mau berbicara banyak apalagi menjawab pertanyaanku.
"pak... Berubahlah, aku ingin bapak seperti dulu" aku berbicara dengan nada memelas dan itu memang tak ku buat-buat. Semuanya terucap tulus dari dalam hati.
"bapak tak pernah berubah untuk menyayangimu le, bapak sangat menyanyangimu" jawabnya menatap manik mataku.
bapak menghela nafas panjang sebelum ia melanjutkan perkataannya.
"kamu tau... bapak sangat mencintai ibu mu. Apapun bapak lakukan untuk kebahagiaannya dan kebahagiaanmu. Bapak rela bekerja siang malam agar segala kebutuhanmu dan permintaan ibu mu dapat terpenuhi.
Tapi apalah daya bapak, bapak yang hanya pekerja buruh serabutan tak mampu berbuat banyak. Disaat ibu mu memilih untuk pergi dengan lelaki lain yang memiliki kehidupan yang lebih mapan, bapak hanya bisa diam dan menatap kepergian ibumu dengan nanar"
Bapak tersenyum kecut meratapi kegagalan nya sebagai seorang suami. Dan dengan terpaksa harus merelakan istri yang selama ini ia pegang terlepas dari gengaman tangan.
Lagi-lagi bapak menghela nafas berat untuk melanjutkan ia mengutarakan alasannya. Matanya terlihat mengembun, namun aku yakin bapak tak akan menangisi wanita gampangan yang tak setia seperti itu.
"tapi bapak mmenyadari bahwa itu sudah menjadi pilihan ibu mu. Memilih Meninggalkan kita demi laki-laki lain. Dan bapak menghargai keputusannya serta mencoba merelakannya tanpa peduli bagaimana kecewa dan sakit yang ibu mu goreskan di hati bapak saat itu.
Yang bapak tau !! tugas bapak setelah ibu mu pergi adalah menggantikan perannya menjadi seorang ibu untukmu. Bapak akan lakukan apapun untuk kebagiaanmu. Maafkan bapak yang memaksa mu untuk menikah dengan tuan denis. Karena bapak ingin kamu keluar dari hidup yang di lingkupi dengan kemiskinan seperti ini ." ujar bapak.
Aku merasa sangat terharu mendengar penuturan bapak atas alasannya menikahkanku dengan lelaki yang tak pernah ku cintai seperti mas denis.
kulihat bapak menekan ujung matanya agar air yang tertahan dipelupuk mata tak terjatuh membasahi pipi.
"bapak tak perlu meminta maaf. Aku tau semua yang bapak lakukan itu demi kebahagiaanku" jawabku.
"mengapa bapak tak mencari wanita lain untuk menjadi pengganti ibu dan tetap setia dengan kesendirian hingga detik ini ?"
Aku mengalihkan pembahasan tentang pernikahanku yang kini sudah tak lagi ku sesali. Tak ingin membawa bapak larut dalam perasaan bersalahnya, aku lebih tertarik mengajaknya larut dalam pembicaraan tentang kehidupan pribadinya.
"sejak saat itu prioritas dalam hidup bapak adalah kamu. Bapak tak ingin membagi kasih sayang untukmu dengan wanita lain yang bukan ibu kandungmu" jawab bapak.
"tapi ale gak pernah keberatan jika bapak harus membagi kasih sayang itu. Karena ale tau, ale tetap memiliki kedudukan tertinggi di hati bapak sebagai anak bapak paling cantik"
aku menyelipkan candaan disela-sela ucapanku agar bapak tak begitu sedih untuk membahas masalah luka hati nya.
bapak tersenyum dan tangannya kembali mengelus kepalaku lembut.
"bapak bukanlah lelaki yang dengan mudah mencintai wanita lain dalam hidup bapak le. Mungkin bapak akan mendapat peringkat pertama jika masuk dalam kategori lelaki paling setia"
bapak terkekeh saat menyelipkan candaan ditengah ucapannya.
"sejak dulu ibu mu memiliki tempat spesial di hati bapak. Meski bapak sudah melupakan ibu mu, namun tak ada satu pun yang mampu menggeser posisinya dan masuk untuk menggantikannya. Setelah merasa terkhianati, perasaan terhadap wanita lainpun terasa seperti mati. Lalu untuk apa bapak menikah lagi jika itu hanya bapak lakukan untuk pelampiasan tanpa mencintai. Bukan kah itu semua hanya akan membuat wanita itu akan terluka dan sakit hati. Lalu jika bapak lakukan hal itu, apa beda nya bapak dengan ibu mu??"
Aku terdiam tak mampu lagi berkata-kata saat mendengar penjelasan bapak memberi alasan mengapa ia memilih hidup sendiri hingga saat ini.
Meski sejak dulu banyak wanita yang mengejar cinta seorang duda keren seperti bapak. Realitanya, ketampanan bapak tak membuatnya semudah itu untuk tergoda seperti yang tadi ia nobatkan bahwa dia adalah lelaki paling setia.
Namun ada yang membuatku merasa sedih. Yaitu ketika luka yang tertoreh di hatinya membuat bapak memilih jalan hitam seperti sekarang ini. Meski dulu bapak selalu menyembunyikan semua itu dariku, tapi aku sudah tau sejak dulu. Dan sekarang, bapak terlihat lebih parah bahkan tak peduli lagi dengan hidup dan penampilannya.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments