Dendam Kesuma
Part 1 Ulang tahun Yudha
Malam ini seperti biasanya, yudha teler lagi bersama teman-teman nya.sejak sore sepulang dari kantor mereka langsung cabut menuju rumah bordil. Apalagi hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun yudha. Dengan berbagai cara teman- teman nya tetap memaksa dengan dalih ini sudah kebiasaan mereka semenjak duduk di bangku SMA.
"Yudh, Weekend yuk.... sudah seminggu kita tidak bersenang-senang, udah mumet kepala nih, akhir-akhir ini kerja menumpuk. Mumpung gak ada lembur nih "Boy tetap membujuk.
"Maaf Boy aku sudah janji sama Lastri nih, gak pulang lembur lagi. Kasihan dia gak punya teman dirumah. Semenjak dia hamil bawaan nya cengeng, lagian kan waktu ulang tahun mu itu kesepakatan kita aku ikut karna Lastri gak di rumah. Dan, aku janji sama Lastri gak mengulangi nya lagi. Gue janji itu yang terakhir kali, Lastri butuh aku Boy."
"Yaaah.. gak asyik kau Yudh.. masak kamu mau di atur sama Lastri sih?.. ayo lah kawan.."
"Kenapa sih kalian asik debat aja. Gimana dengan kebiasan kita senang-senang di hari ulang tahun..? Masak iya di hapuskan..? Kayak nya hari ini ada yang ulang tahun deh."
Jeffry menaik turunkan alis nya sebelah kanan. Bibir nya pun tersenyum karena merasa berhasil menengahi perdebatan antara Yudha dan Boy.
"Siapa jeff...?"
Boy dan Yudha serempak bertanya. sepertinya Yudha tidak menyadari hari ulang tahun nya hari ini.
"Halah jangan pura-pura kau yudh.."
Jeff menuduh telunjuknya kepada yudha.
"Aku...?" Yudha menunjuk dadanya dengan kening berkerut. Kemudian seketika dia langsung memukul keningnya seakan sudah menyadari hari ini adalah hari lahirnya.
"Jangan pura-pura kau"
"Halaaah... kau ini yudh.. yudh.."
Tiba-tiba boy berdiri kemudian menghampiri yudha dan mencekal lengan yudha.
"Ayo.. jangan banyak alasan lagi kamu yudh"
Boy melemparkan tas kerja yudha kepada jeff.
'Huff' jeff menangkap lemparan yg mendadak itu kemudian meraih tas kerja nya dan tas kerja boy d atas meja. Mereka pun meninggalkan ruang kerja yudha. Jeff berjingkrak dengan bersorak riang.
Malam ini keinginannya untuk enak-enak sudah di depan mata.
Yeeeaaahh....
________________
Semantara itu di kamar yang luas, sendirian dan gelisah. Tak henti-hentinya Lastri melirik jam yang tergeletak di nakas samping ranjangnya. jam satu pagi.
Ranjang ukuran king size yang empuk ini tak mampu untuk menenangkan hatinya yg kian gundah. Laras melirik lagi kue ulang tahun yang dibuat nya sore tadi. Lastri meraihnya dari nakas kemudian melemparkannya ke lantai. Seketika kue itu hancur tak berbentuk lagi..
"Aaaaarrrrggggghhhh"
Lastri menjerit melepas rasa kekesalan hatinya.
Kecewa, dan sakit di hati tak terperi. Semenjak ia hamil dengan perut mulai membuncit Yudha banyak berubah.
'Wussss...'
Sekelebat bayangan terlihat dari jendela. Bayangan hitam itu menghilang begitu saja. Semenjak menempati rumah ini sekitar tujuh bulan yang lalu Lastri sudah merasakan ada sesuatu yang janggal. Seperti ada yang memperhatikannya.
"Siapa disitu....? mas Yudha.. apa itu kamu..?
Tentu bukan mas Yudha, Dari tadi tak ada terdengar suara mobil." Batin Lastri.
Semenjak tiga bulan dirumah ini awal dari perubahan sikap Yudha, kejanggalan itu mulai Lastri rasakan.
Sejak Yudha pulang larut malam. Lastri sering cemas seakan dirinya di perhatikan seseorang di balik jendela.
"Hufhhhhh..."
Lastri membuang nafasnya dengan kasar sekaligus membuang ketakutannya. Lastri segera menaiki ranjang nya. Kemudian membalut tubuh nya dengan selimut hangat nya. Selain takut bulu kuduk nya juga meremang.
Malam sepi terasa kian mencekam. Apalagi rumah ini satu-satunya di area ini. Tanah ini dulu nya bekas lahan luas yang kosong. Karena tanah ini sengketa, tak ada lagi pekerja kebun yang menanam lahan.
Sekitar satu hektar kebun bunga itu berubah jadi hamparan rumput liar. Satu hektare lagi di seberang jalan raya pun sama hanya di tumbuhi semak belukar . Sekilas perasaan Lastri seperti barada di tengah hutan. Walau kenyataan nya sesudah batas lahan kosong ini ramai rumah penduduk saling berdempetan.
"Tetap saja penduduk tidak tau seandainya sesuatu terjadi sama aku.., Besok bik Narti aku ajak nginap disini ajah... aku takut sendirian di rumah sebesar ini" batin Lastri sambil memejamkan mata berusaha agar tertidur secepat nya. Tanpa sadar Lastri pun tertidur dan segera masuk ke alam mimpi.
_____________
Musik yang memekakkan telinga dengan suara dan celotehan para pengunjungnya membuat ruangan itu hingar bingar. Perempuan berpakain kurang bahan, tepatnya setengah telanjang, menari-nari di lantai tinggi dengan berpegangan pada tiang panjang sebesar tiang sapu. Mereka meliuk-liuk kan badan dengan indah lemah gemulai mempertontonkan setiap inci lekuk tubuh nya.
Di sudut ruangan Yudha sedang frustrasi memikirkan kejanggalan yang di temui nya tiga bulan ini. Botol minuman yang sudah kosong berjejer di atas mejanya. Yudha benar- benar teler malam itu. Wanita-wanita penggoda yg menghampiri nya selalu di tolak nya.
Sudah tiga bulan Yudha pelanggan diskotik ini, tapi tak satu orang pun yang pernah di sentuh nya disini. Baik Wanita seksi maupun waria cantik yang tak kalah seksi.
Sementara itu Boy dan Jeffry sedang menikmati malam indah di kamar mereka masing-masing.
Semenjak Yudha dewasa tak pernah sekalipun Yudha cabut ke diskotik. Walau bagaimanapun Boy dan Jeffry membujuk nya. Kenakalan nya hanya sebatas tawuran dan nongkrong-nongkrong. Dan itu berakhir setelah memasuki bangku perkuliahan di luar negeri, dan akhirnya bertemu dengan Aluna istri pertama nya.
Tapi entah kenapa malam itu Yudha tertarik berawal dari Lastri menginap di rumah orang tua nya selama dua bulan. Lastri mabok berat dengan kondisi hamil mudanya. Lastri merengek pengen dirumah mama nya. Sementara jarak rumah orang tua Lastri dengan kantor Yudha lumayan jauh dengan jarak tempuh memakan waktu dua jam.
Dengan Sesekali bayangan kekecewaan Lastri lewat di pelupuk matanya. Ada rasa menyesal dan tak tega tapi, entah karena apa awalnya dia seperti ini.
Sejak Yudha menikahi Lastri kejanggalan demi kejanggalan di temui nya. Tepatnya tiga bulan terakhir ini setelah tujuh bulanmenikah. Memang rumah itu sudah di persiapkan terlebih dahulu. Setelah selesai pernikahan siri, Yudha langsung memboyong Lastri dan langsung membawa Lastri ke rumah itu.
Tepat nya setelah yudha menginjakkan kaki di rumah bordil itu. Malam itu bertepatan ulang tahun Boy. Yudha tak kuasa menolak ajakan Boy. Dan kesepakatan pun segera di buat bahwa Yudha hanya ikut sekali ini saja. Dan itupun karena Lastri tak ada di rumah.
"Ayolah yudh, Lastri kan gak ada dirumah mau ngapain kamu sesore ini pulang? Mau bercumbu sama hantu..?" Jeffry tak mau kalah menggoda Yudha.
"Hahaha....."
Boy dan jeffry terbahak-bahak. Mereka serempak tertawa nakal karena Yudha di tinggal sang istri. Walaupun mereka tahu alasan Lastri pulang kerumah orang tua nya karena ngidam berat.
"Lagian kan ini kebiasaan kita sejak SMA senang -senang di hari ultah..." Boy terus mendesak Yudha.
"Iya Boy tapi kita tidak harus ke rumah bordil kan..? Kita dulu nya cuman nongkrong-nongkrong, dan mendaki bukit. klo acara nya begituan oke gue mau" timpal Yudha berusaha menghindari ajakan kawan-kawan nya.
"Alaaah... sok alim kamu Yudh.. itukan zaman kita pejaka, belum tau enak-enak... iya kan Jeff..?" Boy menimpali dengan senyum nakal nya.
"Bukan gitu Boy.. mending aku pulang kerumah ku, lagian aku kangen dengan Aluna."
Aluna istri pertama Yudha yang tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. Yudha berpamitan kepada Aluna pindah tugas ke luar kota. Sehingga Aluna setuju tinggal bersama mama papa Yudha. Dulu mereka punya rumah sendiri yang letaknya tidak begitu jauh dari kantor, karena itulah Yudha membujuk Aluna tinggal di rumah orang tua nya.
Rahasia Yudha aman karena jarak rumah orang tua Yudha berjarak dua jam dari kantor. Rumah orang tua Yudha dan rumah orang tua Lastri beda arah sehingga rahasianya sejauh ini masih aman. Ibarat rumah Yudha dan kantor di tengah-tengah, rumah orang tua Lastri arah kiri dua jam menuju rumah atau kantor, begitu juga rumah orang tua Yudha di arah kanan memakan waktu kurang lebih dua jam juga. Sementara rumah dan kantor jarak tempuh hanya kurang satu jam dalam kondisi jalan tidak macet. Rumah orang tua Yudha di perkotaan, sedangkan rumah orang tua Lastri di pedesaan. Jadi, sejauh ini rahasia masih aman.
"Aluna kan jauh yudh.. lagian dia taunya kamu berada di luar kota ya kan...."
Yudha tidak mampu mengelak lagi.. inilah awal mula Yudha menginjakkan kaki di rumah bordil ini.
'Aluna... Lastri... maafkan aku...'
______________________________________________
Tiga bulan yang lalu
Malam itu dalam keadaan setengah sadar, Yudha melajukan mobilnya dengan lambat memasuki area perumahannya. Samar-samar Yudha melihat sosok wanita duduk d bangku kayu di bawah pohon rindang. Wanita itu sendirian di malam gelap ini.
Yudha menatap ketanah memastikan kaki perempuan itu. Menapak ditanah ataukah melayang. Astaga.... ternyata wanita itu manusia biasa sama seperti Yudha menapak di atas tanah.
Wanita itu mengacungkan jari tangan nya ke arah jalan seakan meminta tumpangan.
"Mau kemana dia..? Rumah ku sudah di depan aku mau istirahat. Tapi bagaimana mungkin wanita itu dibiarkan malam begini sendirian. " Yudha bingung menghadapi situasi ini .
Semakin dekat wanita itu semakin ketengah. Seakan tau pemilik mobil itu ragu memberikan tumpangan.
'Ccccciiiiiiiitttttt...'
Roda mobil Yudha menyeret akibat rem yang mendadak di injak.
----‐‐--------------------Bersambung -----‐-----‐--------
Maaf pendatang baru
Mohon krisan nya ya reader ku tersayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments