Bab 4: Kaget

Sesampainya di dalam apartemen, Calista mengambilkan dua gelas orange jus untuk dirinya dan juga Dehan. Cuaca yang cukup panas, berhasil membuat tergorokan merasakan dahaga. Dengan sekali teguk minuman tersebut langsung tandas.

"Kamu haus banget, " ucap Calista.

"Ya, udara diluar lumayan panas juga."

Dengan tangan masih memegang gelas berisi minuman, Calista mendekati Dehan, dan mengecup bibir sang kekasih. Namun, Dehan malah memperdalam kecupan tersebut, saling ******* dan bertukar saliva.

Cukup lama mereka dalam posisi saling mengecap, hingga akhirnya Dehan melepas pagutan bibirnya.

"Aku harus segera kembali ke kantor,masih ada beberapa pekerjaan yang belum selesai," ucap Dehan.

Calista mendengus kesal, pasalnya Dehan jarang ada waktu luang untuk dirinya.

"Jangan cemberut! Akan aku usahakan untuk selalu ada waktu untuk kita jalan berdua," bujuk Dehan.

"Selalu saja begitu alasanmu."

"Maaf," ucap sesal Dehan.

Ia pun pergi meninggalkan Calista . Tak lama seorang pria kembali datang dan langsung masuk begitu saja. Kedua tangan pria tersebut memeluknya dari belakang. Dihisapnya tengkuk leher Calista hingga meninggalkan jejak bewarna merah dan berhasil membuat dirinya mendesah.

"Aku kangen."

"Aku juga," jawab Calista.

"Kalau begitu, kamu tahukan bagaimana cara mengobati rasa kangenku? Kali ini aku akan memberimu lebih dari biasanya, asalkan kamu bisa memuaskanku."

Pria tersebut langsung membuka semua kain yang menutupi tubuhnya, begitupun dengan Calista. Suara ******* dan erangan dari hubungan terlarang yang mereka lakukan menggenggam keseluruh ruangan.

Tak banyak yang tahu bahkan Dehan, kalau Calista sebenarnya adalah seorang wanita pemuas nafsu para lelaki hidung belang. Demi memiliki kehidupan yang mewah dan berkecukupan, ia rela menjajakan tubuhnya dengan tarif yang cukup fantastis.

Pesona yang dimiliki seorang Calista mampu memikat hati para lelaki, dan ingin memiliknya. Tak terkecuali Dehan, tubuh yang ramping bak seorang model profesional dan sexsi juga paras yang cantik, membuat pria manapun yang melihatnya jatuh hati.

Bertemu Calista, seperti moodbooster untuk Dehan. Ia begitu bersemangat mengerjakan pekerjaannya. Hingga sebelum waktu jam pulang, pekerjaannya sudah selesai. Tapi ada satu hal yang Dehan juga lupakan.

"Hay, Bro."

"Kebiasaan lo kalau masuk gak pernah ketuk pintu," kesal Dehan.

"Maaf gue lupa," dalih Ilham, "Kamal kemana?"

"Dia di ruangannya."

"Tumben tuh anak gak ngintilin lo. Biasa lengket banget kayak perangko."

Dehan melempar pulpen yang sedang dipegangnya dan mengenai dahi Ilham.

"SAKIT WOY! Gak kira-kira banget sih lo," rengek Ilham sambil mengelus dahinya.

"Mau ngapain lo kesini? Bentar lagi juga gue mau pulang."

"Tumben, padahal masih satu jam lagi jam pulang kantor."

"Terserah guelah. Lagi pula gue kan atasannya."

Ilham mencebik. "Eh, kemarin gue lihat Calista jalan di mall bareng cowok?"

"Mungkin itu saudaranya," jawab santai Dehan.

"Masa iya saudaranya? Yang gue lihat mereka tuh jalan mesra banget, kayak sepasang kekasih gitu. Lagi pula gue dah beberapa kali lihat dia jalan bareng pria berbeda-beda. Apa mungkin...?" Ilham tampak berfikir sambil mengetuk-ngetuk dagunya.

Sejenak Dehan mencerna perkataan Ilham, dalam hati ia bertanya-tanya apakah Calista berselingkuh. Namun suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Dehan.

"Ini dokumen yang lo minta." Kamal menyodorkan map bewarna biru, kemudian ujung matanya melihat Ilham.

"Lo ngapain kesini?"

"Eh, Kamal. Apakabar lo?"

Si empu yang ditanya tidak menjawab, dan malah ikut duduk bersama Ilham.

"Han, gimana kemarin setelah bertemu dengan calon istri lo? apa dia cantik?" tanya penasaran Ilham.

Kamal yang kaget menyemburkan air yang sedang ia minum dan mengenai Ilham.

"A***r! Lo ya!" kesal Ilham.

"Lo mau nikah, Han? Sama siapa? Kapan?" tanya beruntun Kamal.

Dehan mendengus, ia bersandar sambil bersedekap. "Ya gue mau nikah dua minggu lagi sama gadis buta yang jadi pilihan bokap gue."

"APA? BUTA?" kaget Ilham dan Kamal.

"Ya."

"Jadi perhiasan yang lo beli tadi buat mahar?"

"Ya. Tapi yang bikin gue penasaran, kenapa bokap mau gue nikah sama tuh cewek? dan bokap juga bilang akan mencarikan donor mata buat dia."

"Wah, bakalan jadi berita besar ini," ujar Ilham.

"Tidak akan, dia minta pernikahan kami dibuat sederhana dan hanya dihadiri kerabat dekat saja," jelas Dehan.

"Kita ikut," ucap Ilham dan Kamal bersamaan.

🦋🦋🦋

Hari ini Disha sedang mengajari Anneke dan Jahra membuat dessert di dapur toko kue miliknya. Empat menu dessert andalan menjadi pilihan Disha yaitu waffle ala Belgia, manggo stick rice, Baklava ala Turki dan juga panacota ala Itali.

Kedua sahabatnya di buat kewalahan, pasalnya sudah beberapa kali mereka mencoba apa yang dikatakan Disha, tetapi hasilnya masih sama, tidak seenak buatan si empu.

"Dah deh, gue nyerah Dish."

"Gue juga," ujar Jahra yang sudah duduk kelelahan, "mungkin kita batalin aja pesanannya."

Disha geleng-geleng kepala mendengar keluhan kedua sahabatnya. Semenjak Disha buta menu dessert yang menjadi andalan toko dihapus. Tak ada satu pun yang mampu menyaingi desert buatan si pemilik toko. Walaupun pendapat menjadi menurun, tapi hal tersebut tidak membuat ketiga sahabat itu menyerah.

Anneke dan Jahra terus berusaha membuat kue enak sesuai resep Disha. Dan Disha pula yang menjadi orang pertama mencicipi kue buatan mereka sebelum akhirnya layak untuk di jual.

"Assalamu'alaikum, halo semuanya."

"Wa'alaikumussalam, KAK FAHIM!" teriak Anneke dan Jahra.

Pria jangkung dan tampan itu mendekat dan duduk disamping Disha.

"Halo Dish, bagaimana kabarmu?" sapa Fahim.

"Alhamdulillah baik, Kakak kapan datang?" tanya Disha.

"Seminggu yang lalu."

"Sudah seminggu disini, baru datang menemui kita. Ish ... Ish ... Ish," ujar Bahwa.

"Disha doang yang ditanyain kabarnya, kita enggak?" sindir Anneke.

"Kalian tidak perlu Kakak tanya pun, Kakak dah tahu kalau kalian kabar kalian baik juga."

Anneke dan Jahra mencebik, membuat Disha tertawa kecil. Satu hal yang mampu membuat seorang Fahim jatuh cinta pada seorang Daisha.

"Kakak lama disini?" tanya Jahra.

"Kayaknya sih lama, mungkin ... Sekitar sebulan."

"Oh ya Kak, minggu depan datang ya ke rumah, kalian juga" ujar Disha.

"Kenapa harus minggu depan? mending hari ini Kakak ke rumah kamu, kangen sama ayah dan ibu."

"Emang ada acara apa sih, Dish?" tanya Jahra.

"Acara ijab qobulku."

"APA?!" ucap ketiga orang yang ada didepan Disha.

"Jangan becanda deh!"

"Apa aku terlihat sedang becanda?!"

Mereka bertiga langsung terdiam dan juga kaget, dengan tiba-tiba Disha memberitahu kalau dirinya akan segera menikah. Terlebih Fahim yang seperti di sambar petir disiang bolong. Gadis pujaannya selama beberapa tahun ini, malah dipinang orang lain.

Fahim menangis dalam diam sekaligus perasaannya terluka. Dalam hati ia menyadari keterlambatan dirinya mengatakan cinta pada Disha. Namun, Fahim juga sadar mungkin Disha bukanlah jodoh buat dirinya.

Terpopuler

Comments

Hanum Anindya

Hanum Anindya

calista jahat menduakan dehan. pantas orang tuanya dehan menjodohkan dengan Dhisa.

kasihan Fahmi juga.

2023-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!