Sebulan kemudian Lang tak pernah kembali lagi, Xin Fai sempat khawatir serigala itu mungkin sudah muak dengannya atau mungkin terbunuh oleh siluman lain di hutan rimba tersebut.
Dalam satu bulan itu juga Xin Fai berlatih mati-matian siang malam agar mendapatkan kekuatan yang dia inginkan, selain bisa merasakan perubahan besar pada dirinya Xin Fai menemukan dirinya bisa bertahan tanpa menggunakan tenaga dalam selama sepuluh menit di air terjun ini.
Berbeda dengan ketika pertama kali mencoba dan hanya bisa bertahan 30 detik. Waktu 10 menit terbilang lama jika harus berhadapan dengan air terjun mendidih itu.
Suhu panas itu juga memperkuat jaringan kulit Xin Fai menjadi sedikit keras, jika biasanya saat terpeleset Xin Fai akan berdarah kali ini tidak. Hanya dengan menggunakan pisau kulitnya akan terbuka.
Hal itu tentu membuat senyum Xin Fai tak henti-hentinya memudar, dia ingin segera memamerkan perkembangannya pada serigala congkak itu. Namun keinginan itu diurungkannya, mengingat Lang mungkin sudah menemukan Tuannya yang baru di luar sana.
Xin Fai kembali duduk di bawah aliran air dengan bersila, dia berkonsentrasi lebih lama dan semakin lama dirinya bisa merasakan sesuatu yang disebut energi alam.
Energi itu terbilang tak terbatas dan hanya bisa di temukan di tempat tertentu yang istimewa. Seperti air terjun tersebut, sangat tidak umum jika air terjun memiliki suhu panas yang bisa membunuh manusia biasa seperti ini. Jadi wajar saja dengan keanehan itu terdapat energi alam dalam jumlah besar.
Meskipun tak mengetahui dengan pasti, Xin Fai dapat merasakan lingkaran tenaga dalamnya bertambah saat menyerap energi alam tersebut. Sudah lima jam dia bertahan di bawah derasnya aliran air terjun hingga Xin Fai memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil mencari makanan.
Persediaan makanan yang dibawanya dari kota Huo sudah habis, dengan terpaksa dirinya berburu atau mencari tumbuhan yang bisa dimakan.
Xin Fai memutuskan untuk mengukur kekuatannya dengan berlari, langkahnya seperti menyatu dengan angin. Kekuatan yang sama sekali tidak pernah dibayangkan oleh seorang anak nelayan sepertinya, Xin Fai tak bisa menghilangkan rasa kagumnya sendiri selama beberapa saat.
Saat bernapas pun otaknya terasa begitu jernih, dia bahkan bisa mendengar suara tapak kaki dalam radius lima ratus meter.
Memang, dalam sebulan itu dia tak menemui hambatan seperti diserang hewan buas saat berkonsentrasi untuk latihannya. Xin Fai tak ambil pusing, ia menatap pantulan wajahnya yang semakin berubah. Sedikit rambut keemasan masih ada di sana walaupun dia sudah bisa menguasai teknik yang diajarkan Lang.
Bahkan dia masih sempat berlatih ilmu pedang saat istirahat menggunakan kitab yang diberikan Fu Shi. Kitab tersebut mulai kusut karena terlalu sering dibacanya berulang-ulang agar bisa mengerti dengan jelas beberapa teknik yang diajarkan.
Sambil berjalan Xin Fai menarik napas untuk meningkatkan konsentrasinya membaca isi kitab. Ia tak mau menyia-nyiakan waktunya dan berlatih segiat mungkin.
Dalam keadaan seperti ini isi dalam kitab itu sangat mudah dia pahami. Di saat bersamaan Xin Fai menajamkan pendengarannya dan menangkap bunyi buruannya.
Seekor ayam hutan terbang tak tentu arah ketika melihat Xin Fai berlari kencang ke arahnya, kejar-kejaran tersebut berlangsung agak lama sampai Xin Fai berhasil menangkap hewan buruannya tersebut.
"Hah... Hah.." Xin Fai mencoba menstabilkan napasnya. "Untuk menangkap ayam seperti ini ternyata tetap saja sulit. Aku harus latihan lebih giat lagi agar Guru Fu Shi tidak kecewa padaku.." Xin Fai yakin dengan jelas bahwa kelelawar yang menjadi guru pertamanya itu sangat berharap dia bisa menguasai ilmu dalam kitab itu.
Pemahamannya masih terbilang sangat terbatas, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyempurnakan ilmu meringankan tubuh tersebut.
Xin Fai juga berlatih ilmu berjalan di atas air namun hanya bisa dikuasainya sedikit, dia bisa berjalan sampai dua meter lalu kembali tenggelam di air.
Setelah mengisi perut Xin Fai memutuskan untuk berlatih ilmu berjalan di atas air sebelum tiba-tiba saja Lang kembali dengan membawa seekor rusa yang sudah mati di mulutnya.
Lang meletakkan rusa tersebut lalu bergeram seperti biasa.
"Grrhhh... Kukira saat kembali aku sudah bisa berkabung untukmu."
Xin Fai menjawab jengkel mendapat kata-kata tersebut, dia kira Lang akan memuji perkembangannya. Nyatanya tidak, mulut serigala itu sama buasnya seperti pemiliknya. "Kukira aku yang harus berkabung untukmu. Lagian memangnya serigala sepertimu bisa berkabung?"
"Bisa. Kau mau aku berkabung di depan makammu sekarang?"
"Ck." Xin Fai tak mau berdebat lagi, dia memang sudah paham Lang memiliki karakter menyebalkan.
"Kau sudah menguasai ilmu berjalan di atas air?" tanya Lang sambil mengoyak daging rusa untuk dimakannya.
"Hanya beberapa, aku sudah paham dasarnya tapi masih kurang paham dalam mempraktekkannya."
Hari beranjak sore saat itu, burung-burung kembali ke sangkarnya sedangkan Lang tertidur di bawah pohon besar. Xin Fai sendiri memilih latihan di bawah air terjun tersebut sampai batas kemampuannya.
Satu hal yang baru Xin Fai sadari, saat membuka matanya dia melihat Lang membunuh binatang buas yang berniat menyerang Xin Fai dengan satu tikaman.
Senyum kecil terlihat di bibirnya, lagi-lagi meskipun serigala itu sangat kejam namun Xin Fai bisa melihat sisi baiknya.
Malam pun tiba namun Xin Fai tetap latihan seperti biasa. Setelah berlatih begitu lama ada beberapa hal yang dia pahami, dengan melampaui batas kemampuannya Xin Fai akan mendapatkan kekuatan yang jauh lebih besar dari yang sebelumnya. Ia hanya perlu menaklukan dirinya sendiri agar lebih kuat.
"Aku akan membunuh mereka." Xin Fai berkata pelan sambil memejamkan mata, di pikirannya sekelebat terlintas rombongan pria dengan pedang dan tato merah di desanya.
Manusia Darah Iblis masih jauh dalam jangkauannya, dia harus bertambah kuat dan semakin kuat. Tujuan hidupnya hanya satu; membalaskan kematian keluarga dan orang terdekatnya. Tak lebih dari itu.
Lang terbangun mengerutkan dahinya saat merasakan hawa pembunuh yang begitu kuat dari arah air terjun. Terlihat kedua kelopak mata Xin Fai terbuka dengan pikiran entah ke mana. Tatapan tersebut begitu mengutuk, Lang hanya bisa menggeram di tempatnya.
"Semakin lama iblisnya akan semakin kuat, jika dia tidak menemukan ke-33 permata itu, dunia ini akan segera hancur dengan kebangkitan Satan dalam dirinya."
Seketika dirinya teringat masa lalu ketika Qiang Jun–tuannya yang dulu berusaha membunuh diri sendiri ketika Satan hampir berhasil memiliki tubuhnya.
Iblis dengan kepala menyerupai kambing itu memasang senyum begitu lebar dengan lambang pentagram yaitu bintang bersegi lima dalam lingkaran membuat tubuh seketika Lang merinding, mengingatnya saja dia sudah sangat ketakutan.
Lang menatap ke arah Xin Fai kasihan, dia memang tak pernah mengatakan takdir yang diemban Xin Fai seberat itu.
Justru Lang berusaha menutupinya agar tak membuat Xin Fai merasakan beban berat di pundaknya. Takdir Xin Fai sebenarnya adalah kutukan dari Iblis. Dan Lang berusaha tidak memberi tahu hal itu kepadanya.
Lang hanya berharap Xin Fai bisa menaklukkan iblis itu dengan tangannya sendiri. Karena hanya dialah yang bisa membunuh Iblis tersebut.
**
Maafkan saya yg masih noob dalam membuat ceritaT.T kalau ada saran kasih tau ya supaya bisa saya perbaiki
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
ANDI DERYS
sangat tertata bahasanya lanjut bosku
2024-04-03
0
Imam Sutoto Suro
top markotop story'lanjut thor
2023-10-04
0
JOE NATHAN ALFARYZy
next next next next next
2022-10-31
1