Sudah dua jam Xin Fai berusaha bertahan di bawah air terjun itu, satu hal yang susah dilakukannya adalah mengambil napas. Disebabkan oleh aliran air yang begitu deras dan juga uap yang begitu tebal membuat udara di sekitar menipis, mungkin hal inilah yang membuat banyak Pendekar di luaran sana begitu tertarik dengan sensasi air terjun ini.
Bagi orang yang memiliki kekuatan setara pendekar air terjun ini bisa menghilangkan rasa pegal di tubuh. Terlepas dari suhu air yang begitu tinggi ini terdapat banyak energi alam yang mengalir di dalamnya. Jika bisa mengolahnya dengan baik maka energi itu sangat berguna untuk meningkatkan kekuatan. Dan juga meningkatkan jumlah lingkaran tenaga dalam, menyembuhkan organ-organ tubuh yang rusak dan memperkuat tulang manusia.
Air Terjun ini sendiri tidak memiliki nama karena letaknya yang begitu misterius, hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya. Sedangkan Lang sudah hafal karena hutan ini merupakan wilayahnya sendiri, seandainya Xin Fai mencari air itu sendiri dia yakin anak itu akan tersesat dan berakhir di dekat jurang.
Xin Fai mengalirkan tenaga dalam ke seluruh tubuh, cahaya keemasan kembali keluar dari tubuhnya membuat air tersebut tak bisa menyentuhnya. Dia bisa menahan suhu ekstrim itu dengan melindungi tubuhnya menggunakan tenaga dalam.
Konsentrasi Xin Fai beberapa kali pecah membuat pisau-pisau cahaya emas di sekitarnya terbang ke arah lain dan mengenai pohon. Dalam hal mengendalikan tenaga dalam dia masih sangat awam.
Karena dari kecil pun, yang Xin Fai pelajari adalah tentang cara melihat arah pulang selepas melaut dari bintang-bintang. Ilmu itu diajarkan Ayahnya beberapa tahun silam ketika Xin Wao mengajaknya menangkap ikan.
Xin Fai lahir di antara keluarga miskin dan tak sekalipun bercita-cita menjadi seorang pendekar. Mereka hanya belajar bagaimana menyambung hidup, bukan bertarung. Xin Fai sendiri hanya bisa melakukan pekerjaan rumah, mengambil kayu bakar, melaut dan berkebun. Keahlian yang sama sekali tidak berguna untuk menjadi seorang pendekar.
Dan lagi dia tak memiliki pendidikan yang layak seperti anak-anak kebanyakan, satu hal yang membuat Xin Fai begitu membenci kaum bangsawan karena dia pernah dihina sedemikian rupa oleh seorang bangsawan.
Bahkan Ayahnya yang saat itu membelanya juga ikut dihina. Masa lalu itu terus berkelebat di ingatan Xin Fai, ia sadar tak sadar sudah kehilangan konsentrasi sampai suhu panas mulai terasa menyerang kulitnya.
"Ahhh panaas!"
Xin Fai menjauh sebentar sambil menarik napas, dia tidak bisa seperti itu terus. Jika mengeluh hanya menghambat proses saja Xin Fai memilih untuk berjuang mati-matian.
Setidaknya jika dia mati nanti, dia harus menyeret satu Manusia Darah Iblis bersamanya ke neraka. Pola pikir Xin Fai sudah banyak berubah sejak tak lagi di desa Peiyu. Ketika berada di hutan rimba ini dia menyadari banyak hal, yang kuat yang bertahan dan yang lemah akan binasa.
Seperti itu juga kehidupan manusia sama halnya dengan hukum rimba. Yang kuat menindas yang lemah, dan yang lemah harus menerimanya.
"Aku harus bertambah kuat untuk membunuh Manusia Darah Iblis!" ucap Xin Fai dengan semangat berapi-api. Ia meloncat di antara bebatuan lalu duduk di atas batu yang sangat besar. Sambil menarik napas dalam Xin Fai menutup matanya perlahan.
Tenaganya masih cukup untuk bertahan satu jam lagi, namun Lang yang baru saja terbangun menggeram sambil memaki.
"Apa yang kau lakukan, anak bodoh?!"
Xin Fai membuka matanya, konsentrasinya hilang menyebabkan pusaran pisau angin terbang menghantam pepohonan di sekitarnya. Tubuh Xin Fai terasa terbakar lagi seperti sebelumya. Ia meloncat di antara bebatuan untuk menghampiri Lang.
"Kau hanya perlu menggunakan tenaga dalam itu dengan melepaskannya dari tubuhmu, mengapa malah kau serap seperti itu?"
Merasa tak paham anak itu hanya berucap kecil sambil menggaruk telinga, "aku sudah menggunakannya untuk melindungi tubuhku semaksimal mungkin.."
"Tapi kau menyerapnya, anak bodoh! Lihat rambutmu itu!"
Xin Fai tetap mengerutkan dahinya, ia mendekat ke genangan air dan mendapati pantulannya di sana.
"Apa?!"
Agak terkejut Xin Fai ketika melihat beberapa helai rambutnya berubah menjadi warna emas, dan yang lebih parah lagi bola matanya yang sebenarnya hitam kini mulai kecoklatan hampir mendekati warna emas.
"Apa yang terjadi?!" teriak Xin Fai panik bukan main.
"Seharusnya tidak begini. Kau terlalu semangat memakai kekuatanku sampai tanpa sadar tubuhmu menyerap sisa energi yang kau lepaskan." Lang mengeluarkan pendapatnya sambil mendengus pasrah.
Lang melanjutkan. "Jika kau salah dalam menggunakannya lagi kau akan berubah menjadi siluman."
"Bagaimana caranya agar aku bisa mengendalikan kekuatan ini? Kau tahu, kekuatanmu sangat besar dan aku tak biasa menggunakannya."
Lang hanya mendengus dibuat anak itu, ia memilih duduk di depan Xin Fai. "Atur pernapasanmu lebih baik, seperti yang kukatakan sebelumnya kau harus konsentrasi setiap detik ketika melakukannya."
Tanpa menunggu lama Xin Fai menarik napas dalam.
"Bukan seperti itu!"
Ia kembali mencoba dan berakhir dengan gertakan dan geraman dari sang serigala cerewet tersebut.
"Pernapasan macam apa itu?! Kau seperti orang sesak napas! Ulang!"
"Menyedihkan!"
"Jangan terburu-buru! Alirkan darahmu sampai ke ujung kaki, lakukan dengan benar."
Semua komentar Lang yang pedas itu tak membuat Xin Fai putus semangat, ia terus mencoba dengan benar sampai kelelahan. Dalam percobaan yang ke seratus Lang menyuruhnya bernapas sambil berjalan.
Hasilnya semakin buruk, justru Lang memberikan komentar yang lebih pedas dari sebelumnya. Xin Fai yang tak berdaya hanya bisa menggaruk kepala dan mengulang kembali kesalahannya.
Latihan tersebut memakan waktu begitu lama sampai Lang kehabisan akal dibuat oleh Xin Fai. Setelah memberi petunjuk Lang ingin mengelilingi hutan ini untuk berburu. Xin Fai menatap serigala itu yang kini masuk ke hutan, mungkin Lang kesal padanya karena sangat bodoh. Xin Fai menyadari dirinya sangat tak berguna.
Namun dia mencoba mengerti bahwa sifat alami Lang tak bisa dihilangkan, binatang buas sepertinya tentu haus darah. Jika tak membunuh dia tidak akan puas.
Xin Fai kembali melanjutkan latihannya yang tertunda dengan berat hati, sejenak ia menatap tatahan berbentuk teratai dari sakunya.
"Ah aku tidak mungkin ke sana dengan kekuatanku yang menyedihkan ini. Sebaiknya aku melatih diri supaya tidak mudah terbunuh jika berhadapan dengan musuh."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Talkoy
knp
2023-11-25
1
Imam Sutoto Suro
top deh lanjut thor
2023-10-04
0
LOLLYPOP
👍
2023-03-31
0