Fu Shi menjelaskan bahwa setelah Xin Fai mendengar jeritan kelelawar itu ia mendapatkan satu lingkaran tenaga dalam yang berasal dari frekuensi suara berisi kekuatan para kelelawar dan diubah menjadi tenaga dalam.
Dikatakan juga ketika suara itu bergema energi-energi di dalam goa akan meningkat, tergantung pada orang yang mendengarnya sendiri. Jika bisa mengolah energi dengan baik maka akan mendapat beberapa lingkaran tenaga dalam dan ketajaman indera pendengaran yang tinggi. Selain itu bisa meningkatkan kekebalan terhadap frekuensi suara-suara tinggi yang umumnya menggangu pendengaran.
Andai Xin Fai bisa bertahan selama dua jam, maka dia akan mendapat dua lingkaran tenaga dalam dan seterusnya.
Seperti kata Fu Shi, Xin Fai menuruti permintaannya dengan berat hati, mengikhlaskan telinganya setiap waktu berdarah akibat jeritan ribuan kelelawar di dalamnya. Walaupun setelah itu dia dapat merasakan sesuatu yang biasa disebut sebagai tenaga dalam mulai mengalir tubuhnya.
Di percobaan pertama Xin Fai jatuh pingsan setelah dua puluh menit bertahan, Fu Shi dapat memaklumi bahwa tubuh anak itu tergolong lemah hingga tak bisa mencapai waktu setengah jam seperti yang diharapkannya.
Tak diduga, setelah baru saja sadar dari pingsannya, Xin Fai dipaksa berdiam diri di goa itu lagi dengan lolongan kelelawar yang jauh lebih ganas. Setiap satu percobaan kekuatan suara kelelawar itu semakin meningkat dan memaksanya menahan semua dengan lebih kuat.
Melewati menit ke dua puluh lima Xin Fai menggigit bibirnya gelisah, ia tak sanggup lagi menahan keinginan untuk bunuh diri dalam dirinya. Namun Fu Shi yang berdiri di sampingnya siaga dalam mengawasi agar anak itu tak ceroboh. Meskipun sudah berusaha sebisanya, Xin Fai hanya bisa bertahan sampai menit ke dua puluh lima. Dirinya tumbang dan tak terbangun sampai setengah hari.
Kondisinya sama sekali tak membuat siluman kelelawar bernama Fu Shi itu iba, semakin banyak penderitaan yang dirasakan oleh Xin Fai semakin banyak pula pengalaman dan wawasannya. Ditambah lagi tubuhnya mulai kebal dengan frekuensi suara setinggi itu.
Di dalam dunia persilatan hal-hal sepele seperti ini justru sangat berguna, seperti ketahanan terhadap suara tinggi. Terdapat banyak pendekar yang mengandalkan suara sebagai senjata, jenis kematian akibat suara jauh lebih mengerikan. Biasanya korbannya akan mengalami depresi berat, sampai mencongkel mata atau bahkan mengoyak mulutnya sendiri.
Dan walaupun masih bisa bertahan hidup mental korbannya akan sangat rusak, mereka yang sudah rusak itu biasanya akan mudah bergabung dengan aliran hitam karena merasa dikucilkan dan dianggap orang gila.
Xin Fai ingin menangis saat itu, menahan jeritan kelelawar di goa sama seperti menyiksa diri sendiri. Satu detik terasa seperti satu tahun, dia bahkan tak yakin bisa bertahan selama dua jam lamanya. Tiga hari ia habiskan di sana, dengan wajah pucat akibat kehilangan banyak darah, Xin Fai berusaha semaksimal mungkin selagi Lang pergi memburu makanan untuknya.
Matahari turun, bulan pun muncul. Malam demi malam telah dilewati dengan penuh perjuangan. Saat itu bulan purnama bersinar terang mengenai bulu keemasan Lang. Serigala itu menaruh hasil tangkapannya ke tanah lalu mendekati seorang anak kecil yang terkapar lemah di depan mulut goa.
"Kau terlalu memaksakan diri.."
"Lang? Kau sudah kembali? Tenang saja, aku baik-baik saja..." Xin Fai berujar lemah sembari mengacungkan jempol. Sedetik kemudian anak itu jatuh pingsan.
"Dasar anak bodoh!"
Minggu pertama Xin Fai berhasil mengumpulkan lima belas tenaga dalam namun resikonya adalah mentalnya semakin lama semakin terganggu. Jeritan dan lolongan itu berhasil menguras pikirannya, bahkan ketika kelelawar itu tak berteriak lagi masih terdengar suara mendengung di telinganya.
Saat matahari merangkak naik tepat di atas kepala, Xin Fai yang sudah berhasil mendapatkan dua puluh tenaga dalam datang menemui Fu Shi.
Ia menunduk penuh hormat seraya berkata, "Terimakasih Guru, kurasa ilmu yang kuterima sudah cukup untukku."
Fu Shi terdiam tanpa menoleh ia sudah menduga cepat atau lambat Xin Fai akan memutuskan untuk mencari jalan yang diinginkannya.
"Ilmu yang kuberikan belum seberapa, sebaliknya kau harus banyak berlatih."
Di luar goa Fu Shi dapat melihat jelas perubahan pada Xin Fai, tubuhnya bertambah tinggi ditambah wajahnya yang nampak lebih cerah. Fu Shi yakin jika sudah dewasa banyak gadis yang akan jatuh hati padanya. Dirinya menatap Xin Fai lamat-lamat dan perlahan wajah anak itu berubah menjadi seorang bocah seusianya dengan gaya berani tanpa takut mati.
Ketika mengedipkan matanya yang Fu Shi dapati adalah wajah kebingungan Xin Fai di hadapannya.
"Apa ada yang salah dengan ucapanku, Guru?"
"Ahaha tidak aku hanya teringat seseorang yang mirip denganmu."
Xin Fai menggaruk lehernya tak tahu harus menjawab apa, kelelawar itu sudah mengatakannya beberapa kali.
Dari yang dilihatnya bisa disimpulkan bahwa kehilangan sosok bernama Qiang Jun menjadi pukulan yang sangat keras bagi siluman itu. Xin Fai tak tahu mengapa hubungan mereka nampak begitu erat, ia belajar bahwa manusia dan siluman bisa hidup berdampingan dan berteman layaknya sesama manusia.
Xin Fai sudah menganggap Fu Shi sebagai guru pertamanya karena beberapa hari belakangan selain bermeditasi di goa tersebut ia juga dilatih bertarung. Banyak kritik dan saran yang diterimanya terutama di bagian teknik menyerang dan ayunan pedang.
"Aku akan pergi ke Kota Zhu untuk bertemu seseorang yang berasal dari Kuil Teratai." Xin Fai menyodorkan tatahan besi di tangannya. "Dia bisa membantu kondisi tubuhku."
Fu Shi tampak sangat setuju, Kuil Teratai terkenal sebagai sekte yang kuat dalam ajaran membela kebenaran. Mereka memiliki idealisme dan tujuan yang suci membuat Fu Shi tak ragu jika anak itu bergabung dengan mereka.
"Tempat yang sempurna. Seharusnya dengan serigala milikmu perjalanan kalian tidak akan memakan waktu sebulan."
Xin Fai mengangguk mengiyakan, ia ingin bertanya sesuatu namun ragu. Fu Shi dapat membaca ekspresi wajahnya dengan mudah. "Apa ada yang ingin kau tanyakan, anak muda?"
"Eh... Itu... " Xin Fai menggaruk telinganya. "Aku dengar di sekitar sini ada sebuah air terjun yang berguna untuk melatih tubuhku."
"Ah iya aku baru ingat. Jalan saja ke arah barat kota Huo aku yakin kau dapat menemukan air terjun itu."
Setelah melakukan latih tanding untuk yang terakhir kalinya, Xin Fai memberikan salam perpisahan hingga Lang tiba dan mereka bersiap-siap meninggalkan Fu Shi di goa tersebut. Sepintas siluman kelelawar itu nampak sedih namun segera menutupinya.
"Jaga dirimu baik-baik Xin Fai, jangan sampai kau melakukan kesalahan yang sama seperti Qiang Jun."
Xin Fai mengangguk beberapa kali sambil menyimpan sebuah kitab yang tidak dia ketahui apa isinya, Fu Shi hanya memberikan kitab itu tanpa mengatakan apa-apa. Setelah memberikan penghormatan terakhir, Xin Fai dan Lang beranjak pergi dan menghilang dari pandangan Fu Shi.
"Sepertinya aku akan kesepian lagi..." Fu Shi berusaha untuk tidak menertawakan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Akira
apakah disini ada tingkatan kultivasi ???
2023-10-28
1
Imam Sutoto Suro
beneran super duper novel lanjutkan
2023-10-04
1
Muhammad kenzo al fatih
jangan lupa ngopi thour sukses selalu
2023-09-02
1