"Sudah sangat lama yah..." Hela kelelawar itu, Xin Fai yang menyimak obrolan mereka hanya bisa memandang secara bergantian. Tak pernah ia menyangka kedua siluman ini saling mengenal.
"Aku cukup terkejut mendengar kematian tuanmu sebelumnya." Kelelawar itu berucap dengan penuh penyesalan. "Seandainya saat itu aku tak membiarkannya bergabung dengan manusia-manusia biadab itu..."
"Sudahlah," Lang memotong. "Aku tahu dia punya alasan tersendiri, jika memang itu yang diinginkannya aku tak bisa mengubahnya."
"Si Bodoh itu, dia sangat keras kepala, ceroboh, tak bisa diatur juga."
Sesaat Lang berganti melirik ke arah Xin Fai, anak itu balik menatap kebingungan. Kelelawar bermata dua belas itu menatap ke arah yang sama.
"Dia sangat mirip dengan si Bodoh itu."
"Apa kau berniat menjadikannya Tuanmu?"
"Grrhhh... entahlah, apa menurutmu dia reinkarnasi Qiang Jun?"
Kelopak mata Xin Fai berkedip mendengar nama itu, nama yang terasa sangat akrab di telinganya.
"Qiang Jun?" ia mengeluarkan suaranya. Sang kelelawar menjawab tenang, namun terdapat rasa sedih dalam kalimatnya.
"Dia yang kuceritakan padamu, pria bodoh yang bertempur melawan kejahatan, memerangi ketidakadilan dan mati di tangan rekannya sendiri."
Entah mengapa meskipun tak mengenal sosok bernama Qiang Jun namun dia dapat merasakan pedihnya penderitaan lelaki itu. Sang kelelawar menjelaskan bahwa Qiang Jun dibunuh rekannya saat di medan pertempuran, ketika mencapai ambang batas dan tak memiliki sisa tenaga lagi, orang-orang yang ia bela justru membunuhnya. Atas satu alasan yaitu tubuh yang dia miliki. Bagi mereka, tak peduli usaha mati-matian hingga titik darah penghabisan Qiang Jun dalam membela kebenaran, dia tetap dipandang sebagai Sang Iblis Neraka.
"Dia terkenal karena Pedang Darah Iblis bersamanya dan juga sebuah permata merah yang tertanam di keningnya."
Dalam pikiran Xin Fai sosok itu seperti pernah bertemu dengannya di suatu tempat entah itu di mimpi atau tempat lain, saat dia sedang mengambil kayu bakar di gunung. Ia berusaha mengingat namun hanya samar-samar hingga sang kelelawar mengalihkan pembicaraan.
"Xin Fai..." Kelelawar itu menatapnya lama dengan rasa sedih tersirat. "Aku tak ingin kau melakukan hal yang sama seperti Qiang Jun."
Xin Fai menggeleng pelan, "aku hanya akan membunuh mereka yang menghabisi keluarga dan orang terdekatku."
Meskipun tak percaya sepenuhnya kelelawar itu tak mengungkit lagi, ia masuk ke lorong goa lalu kembali dengan beberapa ekor kelelawar kecil yang membawa sebuah batu permata hijau.
"Permata ini dihasilkan dengan seluruh kekuatan kelelawar goa ini, usianya mencapai 500 tahun. Kuharap kau mau menerima hadiah kecilku ini."
Xin Fai tak langsung menerimanya karena yakin permata itulah yang banyak dicari oleh pendekar. Ia tak sanggup jika nanti banyak orang yang berusaha merebut benda berharga milik kelelawar itu darinya dan dia tak bisa memberikan perlawanan apapun, "aku tak bisa menerimanya. Itu permata yang kau buat dalam waktu lama... Aku tak pantas mendapatkannya."
"Kau tahu, seseorang yang menyuruhku untuk membuat permata ini."
"Qiang Jun?"
Kelelawar menyodorkan permatanya dengan rasa senang. "Benar. Ah, semakin lama melihatmu kau semakin mirip dengannya. Aku begitu ingat, saat dia masih bocah sepertimu dia sudah membunuh setengah kelelawar di dalam goa ini."
Xin Fai mengamati permata di telapak tangannya dengan teliti, ia tak mengerti bagaimana cara memakainya.
"Apa batu permata ini direndam dalam air agar mendapat khasiatnya?"
Kedua siluman di hadapan Xin Fai nampak ingin menertawakan dirinya.
"Ah aku yakin saat kau lahir kau memang ditakdirkan menjadi orang paling bodoh di dunia ini," Lang meledek dengan ekor mengibas sekitarnya. Sikap itu membuat bocah 9 tahun di sampingnya kesal.
"Aku juga berpikir sejak kau lahir kau sudah memiliki mulut setajam pisau!"
Sang kelelawar menghentikan perdebatan mereka, ia memerintahkan para kelelawar lain untuk membuka baju Xin Fai. Anak itu meronta diperlakukan demikian.
"Apa yang–"
"Diamlah bocah bodoh." Lang masih kesal padanya. Xin Fai menuruti Serigala itu mau tak mau. Kemudian sang kelelawar memberikan penjelasan yang mudah dipahami Xin Fai.
"Tubuhmu memiliki kondisi yang istimewa. Salah satunya adalah tulang belakangmu. Permata hijau ini berguna untuk menyempurnakan salah satu kekuatan istimewamu.
Kau memiliki 33 tulang belakang dan artinya kau harus mencari 32 permata lainnya di seluruh dunia ini."
"Hah? Bagaimana aku bisa mencarinya?"
"Kau harus mencarinya. Ke-33 permata ini berfungsi untuk mengendalikan Iblis di dalam tubuhmu. Meskipun Iblis itu sedang tertidur tapi dia masih memiliki 2 persen kesadaranmu. Jangan biarkan mahkluk itu menguasaimu, karena..." Kelelawar mendekat dengan tatapan menyeramkan. "Kedamaian dunia ada di tanganmu. Jika Iblis itu berhasil mendapatkan tubuhmu, dunia kita akan binasa."
Bagai tersambar petir Xin Fai membelalakkan matanya, tanggung jawab yang besar itu akan dipikulnya seorang diri. Dirinya tak memiliki apapun, mau itu keluarga, bakat, uang, ilmu bela diri dan lainnya. Xin Fai sempat menyalahkan takdirnya namun ia tak bisa berucap apa-apa, mendadak anak itu menjadi murung. Binar ceria di matanya meredup.
Lang mengerti apa yang dirasakan Xin Fai, ia berniat menghibur bocah itu. Tiba-tiba Xin Fai mengangkat wajahnya dengan senyum yang lebih lebar dari sebelumnya
"Aku tidak peduli! Aku akan membunuh orang-orang yang mengambil nyawa keluargaku! Tidak akan ada bisa menghalangiku termasuk Iblis itu sendiri!"
Kedua siluman itu saling menatap lalu menggeleng pelan. Mereka sempat terpana, tak heran mengapa Xin Fai bisa setegar ini. Anak itu bahkan telah kehilangan segalanya, jadi masalah apapun baginya tak berarti karena dia sudah merasakan lebih dari penderitaan yang sesungguhnya.
Kelelawar meletakkan permata hijau di tulang belakang pertama, permata itu bersinar terang dan menyatu dalam tubuh Xin Fai.
Sejenak semua luka di tangan Xin Fai menutup, tak lama semua bekas sayatan sudah hilang dan hanya menyisakan darah. Ia memandangi tubuhnya tak percaya.
"Bagaimana bisa? Ini begitu keren!"
"Permata itu berguna untuk menyembuhkan tubuhmu dan akan mengisi ulang energinya setiap sebulan sekali, akan sangat berbahaya jika kau tak punya tenaga dalam. Permata itu akan menjadi pisau bermata dua, dia bisa menjadi ganas jika tak memperoleh tenaga dalam yang cukup."
Sambil mengangguk kecil Xin Fai terus mendengar arahan dari kelelawar tua itu, Lang sudah pergi mencari makanannya sendiri.
"Di sini tempat yang bagus untuk melatihmu," kata kelelawar kemudian. Ia berjalan menuju mulut goa.
"Aku tak tahu memanggilmu apa," keluh Xin Fai terus terang. "Bagaimana jika aku memanggilmu Fu Shi?"
Sang kelelawar tak membantah namun responnya terbilang ramah, Xin Fai menebak kelelawar itu setuju dengan usulannya.
"Kau orang kedua yang memberiku nama seperti itu."
"Ah... Aku hanya berpikir kau cocok mendapatkannya." Xin Fai menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
bener bener keren thor lanjutkan
2023-10-04
1
Made Raponk
cukup menarik
2022-12-06
0
JOE NATHAN ALFARYZy
next next next next next next
2022-10-30
1