Empat buah pisau dan salah satu di antaranya pedang bergerak cepat mengepung Zhang Bingjie, pria itu menghindar secepat angin dan sempat menahan pedang namun meleset. Pedang itu tetap menggores lehernya.
Zhang Bingjie melebarkan matanya kesal, ternyata lemparan pisau Xin Fai yang tadi meleset merupakan taktik untuk mengalihkan perhatiannya. Ditambah lagi setiap senjata yang mengepungnya terarah ke bagian vital.
"Aku memang tidak punya kekuatan dan ilmu bela diri sepertimu, tapi jangan lupa. Satu hal yang tidak kau miliki, tuan Pendekar."
Zhang Bingjie diam dengan wajah ingin membunuh Xin Fai.
"Persiapan."
"Jangan hanya luka gores di leherku ini membuat kau langsung besar kepala, bocah!" Zhang Bingjie tak sanggup lagi membendung kekesalannya. Tak ada satupun musuh yang berhasil melukainya dengan trik murahan seperti ini. Xin Fai satu-satunya yang pernah melukainya dalam beberapa tahun terakhir, dan yang paling membuat Zhang Bingjie tak percaya adalah orang yang melukainya adalah seorang bocah 9 tahun.
Setelah melihat dengan teliti pepohonan tinggi di sekitarnya Zhang Bingjie baru menyadari pisau yang dilemparkan Xin Fai sebelumnya digunakan untuk memotong tali transparan di batang pohon yang menahan keempat pisau serta pedang tersebut. Gigi lelaki itu bergemerutuk hebat, jika Xin Fai bukan musuhnya mungkin saat ini lelaki itu akan terkagum-kagum dengan kecerdikan anak itu.
"Kau belum melihat kejutan lainnya Tuan Pendekar."
Xin Fai menunjuk leher Zhang Bingjie dengan tangannya yang berdarah, pria itu memegang leher lalu mendapati tetesan cairan hitam di sana telah menjalar membuka kulitnya
"Arrghh! Apa-apaan?!"
"Racun itu milik seekor kelabang bermata lima di sini. Dalam seminggu kau akan kehilangan nyawamu, sebaik mungkin aku tidak ingin membunuhmu, tapi aku tak punya pilihan lain." Xin Fai menyesal mengatakannya.
Xin Fai menyodorkan sebuah kertas berisi bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat penawar racun tersebut.
"Aku hanya ingin mendapatkan taring serigalamu."
Darah mengalir di mulut Zhang Bingjie perlahan, pria itu jatuh terduduk di atas tanah. Ia mencoba menahan racun tersebut dengan sesuatu yang belum Xin Fai pahami.
"Aku akan menahannya dengan tenaga dalamku," ujar pria itu masih kesal namun tak bisa berbuat apa-apa. Kekuatannya berkurang sebanyak lima puluh persen akibat racun itu. Zhang Bingjie menoleh ke arah serigalanya.
"Sebenarnya kau hanya ingin mengobati serigala itu, kan?" Ia menatap isi kertas yang diberikan Xin Fai.
"Benar, Tuan."
"Hahahaha!" Tawa menggelegar di hutan tersebut, kali ini Xin Fai baru menyadari ternyata cara pendekar tertawa berbeda dengan nelayan seperti Ayahnya. Suara pendekar itu terdengar besar walaupun tidak berteriak. "Kau sungguh anak yang menarik, boleh kutahu namamu?"
"Namaku Xin Fai."
"Aku akan mengingatnya." Zhang tersenyum lalu menyuruhnya duduk. "Berapa umurmu?"
"Sembilan tahun."
"Kau sangat muda.. aku kalah dalam hal taktik sepertimu. Hahaha," tawa Zhang pada dirinya sendiri. "Kupikir selama ini aku tak memiliki kelemahan, darimu aku sadar sesuatu. Terimakasih, bocah–ah, maksudku Xin Fai."
Mendengar kata-kata pria itu membuat Xin Fai bernapas lega, ia berusaha mengukir senyum namun pandangannya terkunci di satu titik. Terdapat sebuah tato merah di dada Zhang Bingjie.
"Ada apa?" Zhang Bingjie menatap ke arah pandang anak itu.
Xin Fai bertanya ragu-ragu disertai wajahnya yang tegang, namun jauh di dalam hatinya dia bisa merasakan dadanya terbakar api dendam.
"Apa kau berasal dari Manusia Darah Iblis?"
Ekspresi Zhang berubah, terjadi keheningan di antara mereka. Sedetik kemudian, Zhang memuntahkan darah segar.
"Ah...padahal aku sudah mencoba menahannya dengan tenaga dalamku, racun ini terlalu mematikan. Hahahaha."
Xin Fai tak bergeming, sebisa mungkin ia ingin menutupi wajah penuh amarahnya di depan Zhang.
"Kau ingin tahu darimana aku mendapatkan tato ini?"
Xin Fai mengangguk pelan.
"Ah... Dulu sekali, saat masih muda.. aku diundang ke sebuah acara di Kota Wua, entah mengapa setelah mereka memberiku minuman rasanya tenggorokanku terbakar, otakku tidak bekerja seperti keinginanku, dan beberapa tahun ke depan aku mengabdi sebagai seorang Manusia Darah Iblis."
"Dalam artian lain, kau sebenarnya tak menginginkan menjadi Manusia Darah Iblis?"
"Yah..." Terdengar helaan napas pria tersebut, "Aku tak pernah menginginkannya, aku sudah membunuh banyak orang dan kupikir saat ini aku ingin menebus dosa-dosaku, dengan menjadi seorang Petualang." Pria itu melanjutkan.
"Aku sudah meninggalkan kelompok itu. Dan tidak ingin bergabung dengan aliran apapun."
Xin Fai berpikir di tempatnya, ia tak menyangka ternyata Manusia Darah Iblis merekrut anggotanya dengan cara seperti itu. "Minuman apa yang kau minum di acara itu?"
"Hm aku juga kurang tahu, namun dari berita yang kudengar mereka menggunakan darah murni dari seorang Iblis. Dan darah itu dimasukkan ke minuman korbannya agar menuruti keinginan mereka."
Xin Fai tak mengerti, semakin jauh dirinya semakin sakit kepala. Terdengar erangan dari belakang, ia menghampiri Lang yang kini meringis kesakitan. Luka dipunggungnya mengeluarkan asap tipis.
"Racun itu juga menghisap tenaga dalamnya," ucap Zhang Bingjie menjawab pertanyaan di kepala anak itu. "Jika kau menunggu semakin lama, racun itu akan menghisap energi kehidupannya juga."
Zhang Bingjie menoleh ke arah Serigala Malam miliknya, seperti dugaan. Jika berhadapan dengan siluman serigala seperti Lang, binatang itu bukanlah tandingannya. Serigala itu sudah tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
"Xin Fai, jika kau menginginkan taring itu ambillah."
Dia mengangguk pelan lalu memotong taring Serigala Malam itu dengan susah payah. Zhang Bingjie menatap anak kecil itu dengan senyuman singkat. Ia akui kecerdikan Xin Fai dalam menipunya, dia bahkan berani bertaruh nyawa demi seekor siluman serigala membuat pria itu tak habis pikir. Apa itu disebut hebat atau hilang kewarasan.
"Aih... Benar-benar anak yang unik." Batinnya. Ia memilih tak banyak bergerak untuk menahan racun di tubuhnya.
Setelah menunggu Xin Fai datang sambil menyodorkan satu taring padanya. Tak lupa beberapa tumbuhan yang diambilnya saat pagi buta tadi serta sebuah pil penawar yang dibelinya.
"Ini akan menyembuhkan racunnya."
Xin Fai memberikan hormatnya, Zhang menaikkan sebelah alisnya ragu. Walaupun di dalam hatinya tak ada lagi rasa ingin membunuh anak itu setidaknya Xin Fai akan waspada padanya.
Namun anak itu justru menyodorkan penawar.
Zhang Bingjie menghela napas panjang. "Aku akan menunggumu dewasa, saat itu tiba mari kita bertarung lagi." Lelaki bertubuh kekar itu tersenyum padanya, Xin Fai menggaruk kepala yang tidak gatal. Ia menunduk menunjukkan hormatnya.
"Terimakasih."
Zhang Bingjie pergi setelah itu, Xin Fai menatap punggungnya lama. Hingga pria itu hilang dari pandangannya baru dia menatap Lang.
***
novel ini terinspirasi dari novel kak Ron, saya hanya seorang pembaca yang gabut menunggu up selanjutnya. jika menurut kalian menarik jgn lupa like/komen, jika ada saran silahkan sampai kan^^ saya sangat menunggu kehadiran kalian, apalagi nungguin notif LPN crazy up hahaha🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Henyu Kluwuk
ok....aungguh menarik
2023-12-20
1
Imam Sutoto Suro
buseeet keren banget lanjutkan thor
2023-10-04
0
Vanz Gao
LPN dah mati
2023-01-17
0