Saat itu langit mulai menampakkan semburat keemasan pertanda hari akan gelap. Xin Fai mengeluarkan beberapa potong daging yang sempat dibelinya tadi kepada Lang, serigala itu memakan semua tanpa sisa membuat Xin Fai meneguk ludah kasar.
"Benar kata orang di sini. Serigala Berbulu Emas sepertinya sangat berbahaya." Batin Xin Fai yang masih fokus menatap Lang.
Namun pikirannya sempat teralihkan oleh hal lain, yaitu bulu Lang yang belakangan banyak rontok di dekatnya. Xin Fai mengelus bulu serigala itu dan mendapati tumpukan helai yang rontok di tangannya.
"Mengapa bulumu rontok semua?"
"Grrrhhh..."
Lang hanya menggeram lalu memutuskan tidur di atas lipatan tangannya. Sedangkan Xin Fai mengamati tubuh besar serigala itu dan mendapati sebuah bekas luka di punggungnya. Dia memegang luka itu hingga membuat Lang tak bisa menutupi kekagetannya.
Tindakan itu membuat Xin Fai takut namun beberapa detik ia menghela napas pelan. "Lukamu harus diobati."
"Setelah mendapatkan makananku, aku akan pergi dari sini."
"Walaupun begitu lukamu harus diobati, Lang."
"Aku akan mencari obatnya besok," tandas Xin Fai ketika tidak mendengar tanggapan dari Lang. Ia bersiap-siap tidur.
Agak lama setelahnya, baru Lang mulai bersuara dengan geraman khasnya. "Luka ini bekas pertarunganku dengan seekor kelabang."
Xin Fai membalikkan tubuhnya agar bisa menghadap serigala itu.
"Aku berhasil membunuh pemilik dan siluman itu. Tapi di saat-saat terakhir, kelabang itu memuntahkan racun yang mengenai tubuhku."
"Racun itu dapat menembus kulit dan masuk ke tubuhmu?"
"Ya." Lang mendengus sesaat, "bukan hanya meracuniku, tapi juga mengurangi kekuatanku sepuluh persen."
Mendengarnya Xin Fai membulatkan mulutnya seolah mengerti, ia tak tahu apakah tanaman tradisional bisa menyembuhkan Lang.
"Setidaknya aku harus mengobatimu sebelum kau pergi."
"Bukan urusanmu, bocah."
"Ayolah aku hanya ingin mengobatimu, tiga hari saja sudah cukup."
Melihat Lang tak menjawab lagi membuat Xin Fai yakin serigala itu mengiyakannya.
Esok paginya suasana kota Huo ramai seperti biasa, orang-orang beraktivitas di sekitar jalan kota dengan riang. Xin Fai berjalan di samping Lang, mereka menjadi objek perhatian sejak tadi namun Xin Fai memilih tak ambil pusing karena serigala di sampingnya akan menggeram jika orang menatapnya terlalu lama.
"Lang,"
"Ada apa?"
"Bagaimana jika pemilik siluman itu memiliki penawar racunnya?"
Lang berhenti berjalan dengan bola mata keemasannya yang menatap Xin Fai, terdengar geraman sedikit hingga kemudian Lang menunduk.
"Kau semakin mirip dengannya."
"Siapa? Aku?" Xin Fai menunjuk diri kebingungan.
"Cepat naik anak bodoh jika kau ingin bertemu pemilik siluman itu."
Sepanjang perjalanan Xin Fai tak banyak bicara melainkan fokus memastikan tubuhnya tak melayang diterbangkan angin. Lang berlari dengan kecepatan tinggi, bahkan sedikit rasa mual mulai terasa di perut Xin Fai.
Setelah menempuh dua jam perjalanan, Xin Fai turun sambil memuntahkan isi perutnya. Mata anak itu berair sambil menunjuk Lang kesal.
"Bisa kurangi kecepatanmu? Kau hampir membunuhku!"
"Nyatanya sekarang kau masih hidup. Jika aku ingin membunuhmu, aku bisa melakukannya saat kau tidur."
Kata-kata Lang ada benarnya juga pikir Xin Fai, dia memilih tidak membahas terlalu jauh sedangkan Lang mengendus tanah. Lalu berlari agak pelan, meskipun itu termasuk kencang dibandingkan tubuh Xin Fai yang masih kecil.
Tak lama mereka sampai di dekat sebuah bangkai manusia, tak jauh darinya terlihat bangkai seekor kelabang dengan lima mata merah menyala. "Dari bangkainya... Mereka sudah mati lima hari yang lalu."
"Tepat sekali." Lang tak habis pikir mengapa Xin Fai memiliki otak yang begitu tajam.
Xin Fai memeriksa barang bawaan pendekar hitam itu, di dalam tas kecilnya terdapat beberapa ramuan, pisau kecil, beberapa koin emas dan juga sebuah kitab berwarna hijau zamrud.
Sebelum pergi ke hutan ini Xin Fai memang sudah menyiapkan tas yang sempat dibelinya dari pedagang, tak butuh waktu lama dia mengambil barang itu. Kitab zamrud milik pendekar hitam dibukanya, di sana dijelaskan ilmu tentang racun beserta beberapa bagian tubuh siluman yang mengandung racun dengan kadar tinggi.
Xin Fai membolak-balik kitab itu dengan kesal namun tak mengerti apapun di dalamnya. Lang sendiri sibuk menangkap kambing hutan yang lewat untuk dimakan.
Xin Fai duduk bersila mencoba memahami isi kitab, dia menoleh ke arah bangkai kelabang dengan ukuran sebesar gerobak itu. Dikatakan di dalam kitab, jika lima mata yang dimiliki oleh kelabang itu memiliki sifat racun berbahaya yang bisa melumpuhkan orang biasa bahkan lebih dominan membunuh. Sedangkan untuk seorang pendekar biasa akan kehilangan kekuatan tergantung tingkatannya.
Jika Lang yang memiliki kekuatan tinggi saja bisa kehilangan sepuluh persen kekuatannya, bisa dipastikan pendekar biasa akan kehilangan delapan puluh persen dari yang seharusnya.
Dia mengambil lima mata kelabang lalu menyimpannya dalam tempat yang sudah ditentukan, ia memotong kaki kelabang itu dengan pisau, lalu mengambil beberapa bulu kasar di dekat kepalanya.
"Apa kau mendapatkan penawarnya?"
"Ya, di kitab ini ditulis beberapa bahannya."
Xin Fai menggeleng, "tapi aku tidak yakin kita bisa mendapatkan salah satunya ini."
Lang mendekat lalu menelaah isi kitab itu, tak lama dia bergeram. "Grrhhh... Taring Serigala Malam?"
"Apa kau tahu di mana kita bisa mendapatkannya?"
"Serigala milik Pendekar itu, yang menghadang kita di gerbang kota... Grrhhhh..."
Dia mencoba mengingat-ingat, siluman Serigala Malam yang dimaksud Lang adalah milik Pendekar bertato merah itu. Membayangkan saja sudah tak mungkin mendapatkan taring yang mereka perlukan.
Xin Fai tak yakin bisa meminta taring serigala itu baik-baik padanya, apalagi menurut Lang taring adalah sebuah kebanggaan bagi seekor siluman serigala sepertinya.
"Kita tidak punya pilihan lain selain membunuhnya."
"Grrrhmm.. kau hilang kewarasan? Dia memiliki kekuatan jauh di atasmu. Jangan berpikir mengobatiku jika kau sendiri tak bisa menjaga nyawamu."
"Kau tahu, tidak? Dalam kitab ini dikatakan kau akan kehilangan nyawamu dalam seminggu jika tidak mengobatinya."
Lang berhenti menjilati bulunya, dia seperti hendak mendebat lagi namun tak bisa memberi perlawanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
JOE NATHAN ALFARYZy
next next next next next next next next next
2022-11-09
1
JOE NATHAN ALFARYZy
mantap
2022-09-09
0
JOE NATHAN ALFARYZy
josssss
2022-09-09
0