Sambil menggaruk kepalanya Xin Fai terus mendengarkan omongan pria bernama To Mu itu, secara garis besarnya seluruh informasi itu telah diketahui olehnya. Namun To Mu tetap tak memberikan waktu untuknya memotong, membuatnya hanya bisa menghela napas pasrah sambil menunggu pria itu selesai bercerita.
"Kudengar di Kota ini semakin marak terjadinya orang hilang."
Salah satu pendekar yang merupakan teman To Mu memulai bercerita.
"Selain kehilangan rakyat karena Serigala Berbulu Emas yang tinggal di hutan itu, kota Huo juga sedang dilanda konflik berkepanjangan. Kasus ini sudah berlangsung setahun, kabarnya banyak para gadis yang hilang tanpa jejak."
Gadis yang dimaksud rata-rata berumur 18 tahun, dan sampai saat ini belum ada yang mengetahui pelakunya siapa. Bukan hanya konflik di Kota Huo melainkan di seluruh Kekaisaran. Xin Fai mendengar cerita mereka hampir satu jam sambil menerka-nerka.
Yang berhasil ditangkap Xin Fai adalah arus dunia persilatan semakin terguncang setelah kelompok bernama Manusia Darah Iblis ini secara besar-besaran membantai pendekar aliran putih. Kelompok aliran hitam pun banyak yang mulai berani menyerang secara terang-terangan. Kasus pembunuhan meningkat, korban berjatuhan dan orang tak berdosa pun menjadi sasaran.
Xin Fai mengepalkan tangan erat, masih terbayang di kepalanya senyuman iblis yang merenggut nyawa Ayahnya. Giginya bergemerutuk hebat, dendam menjalar di tubuh Xin Fai membuat dadanya seolah terbakar. Dia sudah bersumpah akan membunuh orang-orang yang bernama Manusia Darah Iblis.
"Anak kecil, apa yang terjadi dengan tubuhmu?"
Xin Fai tersadar dari lamunannya, dia memegang tubuhnya dan tak menyangka asap pekat hitam mengepul di dadanya.
"Ini..."
"Aura pembunuh macam apa ini? Begitu kuat. Siapa kau?"
Seorang pendekar sepuh menghampiri meja mereka, Xin Fai menundukkan kepalanya dalam.
Para pendekar lain pun merasakan hawa pembunuh yang sama, bahkan ada yang refleks menarik pedang dengan siaga. Mereka tak pernah menyangka hawa itu berasal dari seorang anak kecil.
"Aku–"
"Sudahlah Pendekar," potong To Mu tak nyaman dengan tatapan mengancam pria sepuh itu. "Dia hanya anak kecil, lagian tidak mungkin dia memiliki hawa sepekat itu. Mungkin berasal dari pendekar lain."
To Mu menatap sekitar dengan mata memicing, dia sungguh tidak percaya jika anak kecil seperti Xin Fai dituduh.
Suasana kembali tenang, To Mu berbicara sambil berkelakar di mejanya sedangkan Xin Fai sedari tadi menatapi seorang pria bertato merah yang memasuki kedai.
To Mu menyenggol lengan Xin Fai pelan.
"Apa kau punya masalah dengannya? Sebaiknya jangan mencari masalah dengan Kalajengking Merah itu."
Teman pendekar itu menimbrungi, "Ah iya Pendekar Kalajengking Merah. Aku pernah mendengar namanya tapi tidak tahu dia dari aliran mana. Kudengar dia pernah membantai satu desa sendirian."
Seseorang dengan julukan Kalajengking Merah itu bernama Zhang Bingjie. Hampir semua orang mengetahuinya yang memiliki ciri khas sebuah tato merah berbentuk kalajengking di dada bidang kekarnya. Mereka yang berhadapan dengan Zhang Bingjie tak pernah bernapas lagi. Bisa dikatakan musuh-musuhnya dipastikan terbunuh jika berurusan dengannya.
Saat Zhang Bingjie menoleh dan di saat itu juga mereka seperti membisukan mulut sendiri karena hawa pembunuh yang dilepaskan pendekar itu amatlah menyeramkan. Orang biasa yang tak melatih ilmu bela diri seperti Xin Fai akan turun temperatur tubuhnya secara drastis diiringi rasa ketakutan dan kematian yang dekat.
Zhang Bingjie berlalu. To Mu mengela napas panjang seolah berhasil mempertahankan nyawanya dari Kalajengking Merah itu.
Mereka tak lagi menceritakannya melainkan membahas Turnamen Pendekar Muda yang akan dilangsungkan satu tahun lagi. Topik tentang turnamen ini memang selalu menjadi bahan cerita yang seru karena mereka bisa saling menjagokan pendekar dari sekte masing-masing.
Di Kekaisaran Shang terdapat banyak sekte aliran putih yang sepenuhnya bergerak di bawah Kekaisaran. Mereka yang memiliki kemampuan pendekar namun tak bergabung di aliran putih maupun hitam disebut sebagai Petualang karena memang orang seperti ini jarang menetap dan memiliki tempat tinggal.
Adapun orang yang bekerja sebagai pasukan rela mati demi Kekaisaran disebut dengan Pejuang. Pejuang terdiri dari beberapa tingkatan. Mulai dari Pejuang Sipil, Menengah dan Pejuang Tinggi. Mereka memang hampir sama dengan Prajurit, namun perbedaannya Pejuang tidak memakai armor atau senjata lengkap. Mereka berpakaian layaknya pendekar biasa, orang seperti Pejuang ini takkan pernah meninggalkan tempatnya bertugas apapun alasannya demi memastikan daerah tempatnya aman.
Turnamen Pendekar Muda sendiri boleh diikuti oleh pendekar aliran putih manapun yang belum melewati usia 17 tahun. Tiga pemenang Turnamen ini dipastikan akan menjadi Pilar Kekaisaran ke depannya yang nantinya dihormati oleh seluruh masyarakat.
Xin Fai sudah memantapkan hatinya untuk ikut turnamen itu namun tak memiliki tempat untuk berlatih. Dalam perjalanan kembali ke penginapan, ia berpikir bagaimana cara memiliki kemampuan bela diri. Di depan penginapan dia bertemu dengan seorang wanita cantik berkulit seperti porselen.
Wanita itu menoleh pada Xin Fai tajam dan jika saja tatapan itu ibarat pisau yakin saja Xin Fai sudah tertancap tepat di bola matanya.
"Ada yang salah? Mengapa kau menatapku seperti itu?" Wanita itu sangat tersinggung. Pakaiannya menunjukkan bahwa ia berasal dari orang berada.
"Tidak Nyonya, maafkan aku."
Wanita itu mengibaskan panjangnya dengan tangan seketika itu juga kaum lelaki bersorak. Xin Fai menggelengkan kepala, terlalu banyak hal baru yang berkelebat di kepalanya membuatnya pusing.
Sesampainya di kamar sebuah cahaya keemasan muncul lalu menampakkan wujud seekor serigala yang langsung melipat kedua tangannya di atas kasur. Bagi Xin Fai sendiri sikap arogan serigala itu sangat lucu. Lang menutup mata hendak tidur.
Seperti biasa, Lang selalu menutup matanya ketika hendak berbicara.
"Sepertinya kau ingin mengikuti Turnamen Pendekar Muda itu."
"Jika benar apa pendapatmu?"
Terdengar suara geraman Lang. "Grrhhh.. kau bahkan tidak punya lingkaran tenaga dalam, kau tidak tahu apa-apa tentang ilmu bela diri, jika boleh jujur kau satu-satunya mahkluk terlemah yang pernah kutemui."
Xin Fai terbatuk-batuk mendengar kata-kata pedas itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Muh Nasrun
goblok banget penulis ini, xin fai blm berlatih silat, blm ada pengetahuan silat dan tenaga dlm sdh mau ikut turnamen, apa penulis ini kepalanya terbentur di tembok jadi asal menulis saja.
2024-03-18
1
Ani Sumarni
Sabar2 Qin fai
Jangan sedih😭ucapan Lang jadikan
Penyemangat hidupmu dan berjuang
Tuk menggapai cita2mu
Berguru mencari Ilmu pengetahuan
Ilmu bela diri supaya kamu tidak dibuli diremehkan orang lain
Berbekal ilmu pengetahuan yng tinggi biar bisa balas dendam pd orang-orang yng bembantai kulawargamu dn membela orang2 lemah dn tindas sama orang2 jahat
Yng tidak berprikemanusiaan
2023-12-07
0
Imam Sutoto Suro
joosss tenan lanjutkan thor
2023-10-04
0