"Vanesa? Kenapa kamu diam saja? Kamu yakin baik-baik saja kan? Atau mau aku panggilkan dokter? Sepertinya kondisimu belum sepenuhnya pulih," ucap Alexa yang tampak semakin khawatir dengan keadaan sahabatnya yang dirasa kian aneh.
Jane yang menyadari akan sesuatu pun kini berusaha memperbaiki sikapnya. "Ah, tidak apa-apa Alexa. Mungkin karena aku baru saja sadar … jadi aku melupakan beberapa hal. Tapi … terima kasih sudah memberitahuku tentang hal ini,” ucap Jane yang kini masih terlihat memaksakan senyumannya.
“Hey! Kenapa kamu jadi bersikap formal padaku? Santai saja, aku ini kan sahabatmu. Bahkan aku akan mempersiapkan seluruh acara pernikahanmu dan memastikannya berjalan lancar. Jadi … kamu tenang saja. Istirahat yang cukup, sebelum hari pernikahanmu tiba. Oke?” oceh Alexa yang kini mengacungkan jempolnya di hadapan Jane.
Jane masih membalas dengan senyuman dan anggukan kepala. Dia masih tak habis pikir. Kenapa wanita yang akan dinikahi oleh Xavier bukan Alexa? Melainkan Vanessa, yang merupakan sahabat dari Alexa.
Rasanya tidak mungkin jika Alexa membiarkan suaminya menikahi sahabatnya sendiri seperti saat ini. Jane ingat betul jika wanita ini takut kehilangan Xavier, meski dirinya pun telah berselingkuh di belakang suaminya itu.
Berbagai pertanyaan pun kini menghinggapi pikiran Jane. Selama ini, yang dia tahu, hanya Alexa istri dari majikannya itu. Tapi tak disangka ternyata, ada wanita lain, yang bahkan wanita itu adalah sahabat istrinya sendiri.
Tak sengaja Jane menatap papan tanggal yang ada di luar ruangannya. Dia semakin membulatkan matanya, ketika tahu jika saat ini dirinya berada di masa sepuluh tahun sebelumnya dirinya terakhir kali tak sadarkan diri.
“Tanggal berapa sekarang?” tanya Jane tiba-tiba kepada Alexa.
Alexa mengernyitkan dahi, merasa bingung dengan sikap teman baiknya ini. “Ha? Maksudmu?” tanya wanita ini, yang malah bertanya balik.
“Katakan saja tahun berapa sekarang?” Jane mengulang pertanyaannya, berusaha untuk terus mendesak Alexa supaya segera menjawab.
“18 Januari 2013. Kenapa memangnya?”
Deg!
Jane baru menyadari jika saat ini dirinya telah bereinkarnasi ke dalam tubuh Vanessa di masa lampau. Dia yang niat awalnya hendak mengungkap niat buruk Alexa, kini malah merasa penasaran dengan takdir yang sedang menghampirinya.
‘Sebenarnya ada apa ini? Kenapa aku … harus mengalami hal ini?’ tanyanya dalam batin.
Alexa yang dari tadi memperhatikan sikap sahabatnya itu, jelas merasa semakin heran. Dia masih saja khawatir jika teman baiknya itu kenapa-napa.
“Vanessa? Kamu … benar-benar tidak apa-apa kan?”
“Hm??” Jane tersadar dan memandangi Alexa. “Tidak. Aku tidak apa-apa. Tenang saja Alexa, aku hanya … teringat tanggal pernikahanku,” ungkapnya sembarangan.
“Ah, iya. Xavier masih di luar negeri, dia mungkin akan kembali lusa. Jika kamu memang sudah merasa sehat, maka pernikahanmu akan diadakan hari itu juga. Bagaimana menurutmu?” Alexa berusaha memastikan kembali hal ini pada Vanessa.
Sedangkan Jane yang masih bingung tak tahu harus berkata apa lagi untuk menjawab pertanyaan wanita ini. Dia benar-benar heran.
Bagaimana mungkin di masa lalu Alexa bukan istri Xavier? Lalu siapa Vanessa ini? Kenapa dia yang akan menikah dengan Xavier? Lalu kenapa di masa depan Vanessa tidak ada? Pertanyaan tersebut terus saja terngiang di pikiran Jane.
Entah mengapa, hal ini akhirnya membuat Jane menerima takdirnya. Dia berniat untuk menyesuaikan diri menjadi Vanessa, demi mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
***
Hari bahagia Vanessa dan Xavier pun tiba. Xavier yang baru saja tiba dari penerbangannya terlihat begitu khawatir terhadap pasangannya itu.
Dia langsung memeluk Vanessa dan memastikan kembali keadaan wanita yang dicintainya tersebut erat-erat, hingga membuat Jane yang berada di dalam tubuh Vanessa, merasa terkejut dan tak nyaman dengan hal ini.
“Kamu baik-baik saja kan Vanessa?? Kamu … tidak apa-apa kan??” tanya pria ini dengan tatapan penuh khawatiran.
“I-iya … aku baik-baik saja …” Vanessa pun menjawab sambil berusaha melepaskan pelukan pria ini.
Xavier melepaskan pelukannya. “Syukurlah.” Dia merasa begitu lega ketika melihat calon pengantinnya ini terlihat begitu cantik dengan gaun putih dan make up natural di wajahnya.
Raut wajahnya yang tadinya khawatir, kini terlihat menjadi bahagia. Apalagi mengingat jika sebentar lagi mereka akan resmi menjadi pasangan suami istri yang yang sah.
“Untunglah … Aku senang kamu baik-baik saja. Aku sangat khawatir dengan kondisimu yang dikatakan telah mengalami kecelakaan dan sempat tak sadarkan diri. Aku benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa berada di sampingmu saat itu. Semua terjadi karena ada badai panjang di London yang membuat kepulanganku harus diundur,” ucap Xavier menjelaskan kronologi keadaannya.
Pria tersebut menggenggam erat tangan Vanessa. Dia masih saja merasa begitu takut kehilangan wanita ini, jika mengingat kejadian buruk yang sebelumnya menimpa mereka berdua.
Jane yang berusaha memahami kondisi ini pun mulai memainkan perannya. Dia menepuk tangan pria di hadapannya itu, dan berusaha untuk menenangkannya.
“Tidak apa-apa. Paling tidak, sekarang sudah baik-baik saja,” ucapnya sambil memaksakan senyumannya, yang terlihat begitu canggung.
Xavier kembali mengangkat kepalanya, menatap calon pendampingnya ini. “Kamu benar. Pernikahan kita akan dimulai, jadi … mulai sekarang kita akan tinggal bersama,” sahut Xavier yang terlihat begitu senang saat membicarakan hal ini.
Sungguh mendengar hal ini, Jane jadi menyadari bahwa dirinya tentu akan melaksanakan peran sebagai istri pria ini juga. Dia bahkan masih tidak habis pikir, bagaimana mungkin dirinya malah menikahi majikannya sendiri seperti ini?
Jujur mendengar ucapan pria di hadapannya itu, Jane merasa begitu berdebar. Bahkan tatapan mata pria ini terlihat begitu dalam. Nampak bahwa pria ini begitu mencintai Vanessa.
Jane tidak menjawab apa-apa. Dia masih berusaha untuk menelaah dan menerima apa yang terjadi dalam kehidupannya ini.
Xavier kemudian menyentuh wajah Vanessa. Refleks Jane menghindarinya. Hal ini membuat Xavier mengerutkan keningnya.
“Kenapa? Apa … kamu tidak mau aku sentuh?” tanya pria ini keheranan.
Tak ingin ketahuan, Jane pun kembali memaksakan senyumannya. “Tidak. Bukan seperti itu. Aku … aku hanya merasa berdebar, karena sebentar lagi kita akan menikah,” ucap wanita ini dengan kebohongannya.
Xavier tersenyum. Dia kemudian langsung mencium kening Vanesa dengan penuh kasih sayang. Jelas hal ini membuat Jane merasa semakin berdebar. Dia belum terbiasa menerima perlakuan seperti itu. Apalagi saat ini kondisinya yang mencium keningnya adalah majikannya sendiri.
Hingga akhirnya, mereka pun berada di atas altar dan pernikahan keduanya berjalan lancar, sudah sah. Jane dan Xavier kemudian menghampiri para tamu undangan yang hadir.
Tak lama, terlihat Alexa yang sedang berjalan mendekati kedua pengantin ini sambil membawa buket bunga kecil di tangannya. Dia memberikannya kepada Vanessa dan langsung diterima oleh sahabatnya itu.
“Vanesa! Selamat!! Aku benar-benar bahagia karena kalian akhirnya menjadi pasangan suami istri. Semoga kalian berbahagia selalu. Aku tidak sabar menunggu penerus kalian,” ucap Alexa yang terlihat penuh antusias.
Jane tak paham dengan situasi ini. Dia masih saja bertanya-tanya kenapa bukan Alexa yang menikah dengan Xavier, padahal di kehidupannya yang dia jalani sebelumnya, kedua orang itu adalah pasangan suami istri.
Xavier tersenyum. “Terima kasih Alexa. Semoga kamu juga bisa segera menyusul,” ucap Xavier yang terlihat ramah pada Alexa.
“Kamu harus menjaga sahabat kesayanganku ini. Okay?” Alexa menyenggol lengan Xavier. Dia terlihat akrab dengan pria tersebut.
“Hey! Ayolah! Bukankah aku juga sahabatmu? Kenapa kamu tidak memberi tahu Vanessa untuk menjagaku juga?” sindir Xavier, sambil melirik ke arah istrinya.
Jane yang dari tadi memperhatikan masih tak paham dengan hubungan mereka berdua. Dia hanya tersenyum dan disambut dengan kekehan Alexa serta Xavier yang terlihat begitu akrab.
***
Saat malam hari, Xavier sudah bersiap untuk tempur di malam pertamanya. Jane yang masih kebingungan dengan kehidupan keduanya ini, bahkan tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada mereka berdua di malam ini.
Sampai akhirnya Xavier mendekati wanita yang mengenakan dress satin ini. Dia memeluknya dari belakang dan mencium pundak wanita ini.
Jane bergidik. Dia terkejut dengan hal ini, dan berusaha melepaskan pelukan Xavier.
“Kenapa? Dari tadi sepertinya kamu tidak suka aku sentuh.” Xavier terlihat begitu kecewa karena merasa ditolak terus menerus oleh wanitanya.
Jane jelas merasa gugup tak karuan. Dia berusaha berpikir, untuk menghindari keadaan mereka berdua di malam pertama ini.
“Ma-maaf. Aku … sebenarnya …” Jane menelan salivanya. Dia masih kebingungan mencari alasan.
“Sebenarnya kenapa?” tanya Xavier kembali, sambil memutar tubuh wanita yang sudah sah menjadi istrinya saat ini.
Jane menatap Xavier dengan takut-takut. Sampai akhirnya dia mengatakan hal yang tak sengaja terlintas di benaknya. “Sebenarnya aku masih menstruasi. Jadi tidak mungkin kita melakukannya,” jawab wanita ini pelan.
Kekecewaan Xavier pun semakin terlihat jelas. Padahal dia sudah lama menantikan hal ini. Tapi nyatanya, keinginannya itu harus tertunda terlebih dahulu.
“Ah, begitu … baiklah. Aku paham,” ucap pria ini berusaha menerima.
Xavier kini malah meraih wajah Vanessa, sambil memiringkan wajahnya. Dia berniat untuk mencium bibir istrinya, meski malam ini tidak bisa menjamah tubuh wanitanya lebih lanjut.
Panik dengan keadaan saat ini, Jane pun langsung berteriak menghentikannya. “Tunggu!” serunya sambil mendorong dada bidang pria ini.
Xavier menghentikan aksinya. Dia kembali mengerutkan keningnya, menatap Vanessa dengan tatapan kecewa.
“Ma-maafkan aku. Tapi … ada yang ingin aku tanyakan terlebih dulu,” ucap wanita ini dengan perasaan takut.
Xavier kembali melepaskan tangannya dari wajah Vanessa. Dia mendengus kesal, dan menatap wanita ini dengan tatapan malas. “Mau tanya apa memangnya? Katakan saja,” ujar pria ini kesal.
“Mm … sebenarnya … apa hubunganmu dengan Alexa?”
Deg!
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
crta trlalu halu
2023-02-04
0