Revenge Destiny
Hai semuanya. Buku ini project bersama aku sama temen ya. Semoga suka. Like komen dan berikan dukungannya ya kak. Terima kasih.
“Mmmhhh … pelan-pelan ….” Suara \*\*\*\*\*\*\* wanita terdengar sekilas dari dalam kamar utama yang ada di dalam rumah mewah ini.
Jane yang baru saja memasuki rumah tersebut pun jadi menghentikan langkahnya. Dia merasa penasaran dengan suara \*\*\*\*\*\*\* yang terdengar begitu jelas di telinganya.
‘Siapa itu? Apa Nyonya Alexa sudah pulang?’ batinnya mempertanyakan keadaan saat ini.
Jane yang merasa penasaran pun jadi mendekat ke asal suara. Dia merasa aneh karena seharusnya jam segini majikannya itu belum pulang ke rumah.
Namun ketika Jane melintasi kamar utama—di mana suara itu berasal, Jane malah dikejutkan dengan pemandangan yang mencengangkan.
"Astaga! Nyonya Alexa?? Tuan Jacob?? Apa-apaan mereka?!" pekik Jane sambil menutup mulutnya.
Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya saat ini. Rasanya benar-benar terkejut ketika menyaksikan sendiri majikannya itu sedang beradu mesra dengan saudara sepupu dari suaminya sendiri.
Jane memang merupakan seorang asisten rumah tangga untuk Alexa dan Xavier. Meski dia jarang melihat kedua majikannya itu bersikap mesra. Tapi dia tidak menyangka jika ternyata Alexa malah berselingkuh dengan Jacob yang tak lain dan tak bukan adalah saudara sepupu dari Xavier—suami Alexa.
Saking kagetnya saat menyaksikan hal ini, Jane jelas jadi panik sendiri. Dia buru-buru hendak pergi dari depan kamar tersebut. Tapi sayangnya, Jane malah tidak sengaja menyenggol vas bunga hingga jatuh dan pecah.
Suara kerompyangan tersebut sontak membuat Alexa dan Jacob yang sedang asik beradu mesra di dalam kamar, jadi tersentak kaget. Mereka berdua pun juga jadi panik dan refleks memisahkan diri.
“Siapa itu?” teriak Alexa yang berusaha memastikan kembali sosok yang berada di depan kamarnya saat ini. Sayangnya, pertanyaannya barusan tidak mendapatkan jawaban.
Jane yang masih merasa bingung, tidak tahu harus bertindak apa. Dia merasa ragu untuk segera kabur, atau harus membersihkan kepingan vas bunga ini terlebih dulu atau tidak.
Karena tak mendengar jawaban atas pertanyaannya barusan, Alexa pun buru-buru merapikan bajunya kembali yang sempat terbuka.
Lalu ia dan Jacob segera bergegas keluar dari kamar tersebut, untuk mengecek langsung keberadaan orang yang sudah mengganggu mereka berdua.
Kedua bola mata Alexa membulat saat melihat Jane di depan kamarnya. Dia jelas jadi panik, karena tak tahu jika pelayannya ini ternyata telah mengintipnya.
"Ja-Jane?? Ke-kenapa kamu di sini? Ma-maksudku … apa kamu sedang menguntit kami??” Raut wajah Alexa benar-benar terlihat panik. Dia tidak menyangka akan ada Jane di dalam rumahnya saat ini. Padahal sebelumnya dia yakin, jika di rumahnya tidak ada orang.
“Bu-bukan Nyonya … Sa-saya … ti-tidak bermaksud melakukan itu … Tadi itu … tidak sengaja,” jawab Jane dengan ketakutan.
Wanita ini pun terus menundukan kepala kepalanya dan tak berani memandangi wajah majikannya. Dia benar-benar merasa bersalah atas ketidaksengajaan ini.
Merasa emosi dan ketakutan sendiri, Alexa pun langsung melampiaskan amarahnya pada wanita di hadapannya itu. “Dasar tidak sopan! Berani-beraninya kamu mengintip seperti ini!”
Plak!
Tamparan keras dari tangan Alexa pun kini dilayangkan ke pipi Jane. Dia masih tak habis pikir, jika asisten rumah tangganya mengetahui tentang perselingkuhannya barusan.
Sesungguhnya, hal tersebut membuat Alexa begitu ketakutan, sampai dia melakukan hal kasar seperti ini, untuk membuat Jane diam.
Tapi tak disangka, Jane yang merasa bahwa apa yang dilihatnya tadi adalah perbuatan salah, kini malah sengaja menegur majikannya itu.
“Ma-maaf bila saya tidak sopan Nyonya. Tapi saya rasa … tindakan Nyonya barusan itu salah! Tidak seharusnya Nyonya mengkhianati Tuan Xavier!" ucap Jane dengan perlawanannya.
Meski pipinya terasa begitu panas dan sakit usai menerima tamparan Alexa barusan, nyatanya Jane tetap saja mengungkapkan hal yang menurutnya salah itu.
Dia bermaksud menegur Alexa, supaya wanita itu segera sadar bahwa apa yang barusan dilakukannya dengan Jacob itu tidak sepantasnya dilakukan.
Jelas mendengar ucapan Jane barusan, membuat Alexa merasa tak terima. Dia hendak melayangkan tamparannya lagi, namun segera dicegah oleh Jacob.
“Lepaskan aku! Pelayan ini benar-benar tidak sopan!!” seru Alexa berusaha memberontak.
Jacob melepaskan cengkraman tangannya dari pergelangan Alexa. Dia lalu tiba-tiba meraih wajah Jane dengan kasar, dan mencoba mengancamnya.
“Seorang pelayan sepertimu, tidak berhak ikut campur urusan majikannya! Jadi sebaiknya kamu diam!” tegas Jacob dengan sikap dingin dan tatapan tajam.
Hal ini jelas membuat Jane jadi bergidik sedikit ketakutan. Dia tidak menyangka akan mendapatkan ancaman seperti ini.
Namun mengingat Xavier yang begitu baik padanya, Jane merasa tidak tega. Dia pun membulatkan niatnya, untuk melaporkan perbuatan busuk istrinya pada pria tersebut.
"Tuan Xavier berhak tahu apa yang sudah kalian lakukan di belakangnya!" tukas Jane tegas, sambil menepis tangan Jacob dari wajahnya.
Wanita itu segera mengeluarkan ponselnya untuk menelpon Xavier. Jacob jelas langsung mencegah niat wanita ini. Dia dengan cepat meraih ponsel milik Jane, dan membantingnya begitu kasar di lantai, hingga membuat benda itu rusak berantakan.
“Kamu pikir bisa melakukan hal seenakmu?! Jangan mimpi!” sentak Jacob dengan wajah yang sudah berubah merah padam, terlihat begitu emosional.
Jane semakin gemetaran, apalagi melihat ponselnya yang hancur di hadapannya. Hanya saja, Jane tetap berusaha untuk menenangkan diri, tak ingin mengalah begitu saja.
Tanpa berkata-kata lagi, Jane memilih untuk pergi dari hadapan kedua orang ini, melarikan diri meninggalkan tempat tersebut.
“Hei! Mau ke mana kamu?!” teriak Alexa yang berusaha memanggil Jane kembali. Dia hendak mengejar wanita itu, tapi sayangnya, lagi-lagi Jacob mencegahnya.
“Tenang saja, dia tidak akan berani berbuat apa-apa,” ucap pria ini menenangkan wanitanya.
“Apa kamu tidak lihat tadi? Jane berniat untuk memberi tahu hubungan kita pada Xavier! Kita harus mencegahnya! Aku tidak mau Xavier sampai tahu tentang hubungan kita! Aku tidak mau pisah dengannya! Aku masih ingin bersamanya!” Alexa menyentak, terlihat begitu panik dan frustasi.
“Sudahlah! Tenang dulu! Aku yakin pelayan kurang ajar itu tidak akan berani mengatakan apa-apa tentang hubungan kita pada Xavier. Lagi pula, Xavier juga tidak akan mudah percaya dengan pernyataan wanita itu kan? Dia bahkan tidak punya bukti apa-apa,” ujar Jacob dengan santainya.
Mendengar hal ini, kepanikan Alexa pun jadi sedikit mereda. Dia merasa percaya pada Jacob, dan memilih untuk membiarkan Jane pergi dari rumahnya begitu saja.
\*\*\*
‘Lihat saja. Akan aku pastikan, Tuan Xavier mengetahui hal ini!’ batin Jane mempertegas niatnya.
Jane terlihat masih berjalan ke luar dari rumah mewah milik majikan, dan berniat untuk segera menemui Xavier langsung di kantornya.
Meski dia tahu bahwa sikapnya kali ini terlalu lancang, tapi menurutnya Xavier tetap harus segera tahu bahwa istrinya mengkhianatinya.
Wanita ini segera bergegas menghentikan taksi untuk segera mempercepat waktu menemui majikannya itu. Tapi sayangnya, saat Jane baru saja hendak menaiki taksi tersebut, tiba-tiba saja dia dibekap oleh beberapa orang yang menghampirinya.
“Mmmphh!! Lepaskan aku!! Mpphhh!!” Jane berusaha melawan, tapi sayangnya pria yang sedang membekapnya ini lebih kuat tenaganya.
Jane kemudian diculik, dan dibawa masuk ke dalam mobil van hitam. Dia masih saja dibekap, lalu mulutnya dibungkam dengan kain dan kedua tangan serta kakinya pun diikat kencang.
Orang-orang ini bahkan sengaja menutupi kepala Jane dengan kantong kain hitam, supaya membuat Jane tidak dapat melihat apapun selama perjalanan.
Mereka kemudian membawa Jane ke sebuah pantai yang cukup jauh dan terlihat masih sepi dari pengunjung. Bahkan tidak ada satu penduduk pun di sekitaran sana.
Sesampainya pantai itu, mereka langsung mengeluarkan Jane dari dalam mobil dan mempersiapkan kantong mayat untuk membungkus wanita tersebut.
Jane masih saja berusaha memberontak dan melawan. “Mmpphh!! Siapa kalian sebenarnya?! Kenapa melakukan hal ini padaku??!” teriak wanita ini dengan suara yang terdengar tak jelas.
“Diam kamu! Mulai sekarang, tidak akan ada seorang pun yang bisa menyelamatkanmu!” ujar salah seorang pria yang langsung memasukan Jane ke kantong mayat.
Para pria ini segera mengangkat Jane yang berada di kantong mayat, lalu mereka pun segera membawanya ke sekoci kapal, dan sengaja melemparnya ke tengah laut.
Jane jelas panik. Dia bahkan tidak bisa melepaskan diri. Air laut pun masuk ke dalam kantong mayat tempatnya berada.
‘Tidak … aku tidak boleh mati!! Aku tidak mau mati!!’ teriak Jane dalam batinnya.
Jane terus berusaha memberontak, mencoba melepaskan diri dari tali yang mengikatnya. Sayangnya, nafas wanita ini semakin menipis. Kesadaran Jane pun jadi semakin menjauh.
‘Tidak … jangan mati … aku … aku harus memberi tahu Tuan Xavier …’ masih saja wanita ini memikirkan apa yang hendak dia lakukan.
Namun, lama kelamaan, pandangan mata wanita ini semakin buram. Perlahan Jane memejamkan mata. Lalu semua, kini jadi menggelap.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Di Elva
polos skali si jane, kalo kata babang sinosuke jika dia hidup di pegunungan dia mati duluan.. 🤣🤣
2023-06-16
0
Yeyi
yo...
2023-02-03
0