Immanuel masih membeku, matanya tak berkedip nafasnya tersengal - sengal menahan emosi yang menyeruak dari dalam dadanya, dia mengepalkan kedua tangannya. "Bos, aku datang." Lelaki itu melempar pandangannya dari sofa ke arah lain, berpura - pura tak melihat pemandangan yang sangat menusuk matanya.
Sang Bos mengangkat kepala dari benda kenyal yang sedang dinikmatinya, "Minta pada Nita, laporan yang sudah aku tanda tangani mengenai permintaan dana dari divisi pengembangan yang kau ajukan. Aku masih sibuk, pergilah dan jangan lupa tutup pintunya kembali." Setelah mengatakannya Kendrick kembali menikmati si buah lembut.
Immanuel memberanikan diri memandang ke arah sofa kembali, mata istrinya sedang menatapnya tajam senyuman puas terpoles di bibir wanita itu. Dengan kaku dia mengayunkan kakinya keluar dari dari sana lalu menutup pintu.
Kendrick tak terganggu sama sekali dengan situasi yang meng-intrupsi kegiatan hot yang sedang dia lakukan. "Buka bajuku, Ameera."
Jari - jemari lentik Ameera dengan lihai membuka satu - persatu kancing kemeja pria tampan di atas tubuhnya, setelah semua kancing terlepas Ameera menarik kemeja pria itu.
Kendrick melepas gesper dan resleting celananya, tangannya menarik lepas ****** ***** wanita yang tengah berbaring di bawah tubuhnya dan melemparnya asal.
"Mau sekarang?" bisik Kendrick di telinga Ameera.
"Hm..."
Pria yang sudah terbuai nafsu dan bergairah itu langsung mendorong masuk benda yang sudah bertegangan tinggi ke dalam milik Ameera. "Aku akan pelan agar kamu tak kesakitan..." lirihnya.
Setelah lama saling bergerak liar dan Ameera berhasil memuaskan hasrat sang Bos, terdengar errangan puas dari mulut Kendrick. "Ahh~"
Kendrick mengatur nafasnya, "Masuklah ke dalam ruanganku, kamu bisa bersihkan tubuhmu disana." Kendrick bangun dari tubuh Ameera, dia memakai kemeja dan membenahi celananya lalu berjalan ke arah meja mengambil rokok mengisapnya.
Ameera menatap punggung lebar pria di depan jendela besar, dia merasa pemilik punggung itu seperti kesepian. Dia menggeleng merasa tak mau lebih dalam mengenal Kendrick, dia sudah berjanji hanya akan menjadi pemuas hasrat pria itu. Dia mengambil ****** ***** di lantai lalu berjalan ke ruangan yang dibilang Kendrick.
Dari sudut matanya Kendrick melihat pergerakan Ameera yang masuk ke dalam ruangan istirahat, dia lalu menghubungi Nita melalui interkom agar membawa minuman segar masuk. "Nita, bawa 2 minuman segar."
"Baik, Presdir. Ah Pak, Tuan Immanuel masih disini sedang menunggu Anda. Katanya dia ingin bicara."
"Suruh masuk."
Immanuel kembali mengetuk pintu, tadi saat menunggu diluar dia mendengar suara ******* dan errangan dari dalam kantor sang Bos. Ingin sekali dia mendobrak masuk lalu memukul Bos-nya itu, tapi bagaimana pun jabatannya hanya pegawai biasa di Perusahaan mana mampu dia melawan sang Bos.
"Ada apa?" tanya Kendrick seraya berbalik menatap Immanuel.
"Kenapa istri saya ada disini bersama Anda, Pak?"
"Tunggu istrimu keluar, dia sedang membersihkan tubuh berkeringatnya setelah percintaan kami tadi. Kau duduklah..." jawab santai Kendrick.
Immanuel duduk, dia menarik nafas lalu menghembuskannya beberapa kali. Menahan amarah yang ingin disalurkan pada sang Bos tapi tidak ada nyali.
Ceklek.
Pintu ruangan istirahat Kendrick terbuka, Ameera keluar dari dalam ruangan. Tatapan matanya terjatuh pada sosok suaminya yang menatapnya geram, dia hanya tersenyum manis. "Sayang, ruanganmu sangat nyaman. Andaikan aku boleh menemanimu kerja dan tiduran di dalam." Manja Ameera seraya mendekati Kendrick lalu merangkul lehernya.
Kendrick mengikuti sandiwara Ameera, ia merangkulkan kedua tangannya di pinggang wanita itu memeluknya.
"Tentu saja, kamu boleh kapan saja datang kesini. Kamu adalah wanitaku..." Kendrick mencium bibirnya.
"AMEERA!" kesabaran Immanuel jebol.
"Ya. Ah... maaf melupakan kehadiranmu. Jadi?" Ameera malah cuek dia berkata dengan malas.
"Apa yang sedang kau lakukan? Dia adalah Bos-ku dan kamu adalah istriku!"
"Apa tidak boleh? Kamu juga mempunyai wanita lain, aku juga menginginkan pria lain. Jika keberatan cepat ceraikan aku, Immanuel."
"Kau!" seketika Immanuel berdiri, telunjuknya mengarah pada Ameera wajahnya sangat merah menahan amarah.
"Immanuel! Jangan berani menodongkan telunjukmu lagi pada Ameera. Segera ceraikan istrimu, dia sekarang kekasihku. Ini perintah bukan permintaan," seketika bom dilempar oleh Kendrick.
Wajah Immanuel seketika pucat, matanya membelalak tak percaya menatap Ameera dan sang Bos.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
kapok lo Immanuela ngk tanggung2 boos skrng mainan Ameera, kalah saing lo, main aja sama ikan teri mu 🤪
2025-02-14
0
Konny Rianty
,😂😂😂😂😂'" yoo wesss"sak karep muu thorrr....
2024-12-19
1
halimatus Sakdiyah
laaah embbooooh sak karepmu thoooor
2024-12-10
0