Alice pun mengiyakan perkataan bara dan mereka pun segera pergi meninggalkan Hans di sekolah barunya. Alice pun segera lari menyusul Hans yang tengah menjadi pusat perhatian para murid
"Hans tunggu!" ujar Alice sembari menarik tangan Hans
"Ada apa?" ujar Hans dengan dingin
"Dih, Dasar es batu!! Gue mau ajak Lo keliling sekolah biar tau seluk beluk sekolah ini" ujar Alice. Dan tak lama, Raya dan Noni menghampiri nya
"Alice, Dia siapa Lo?" ujar Raya sembari tersenyum kepada Hans
"oh ini, dia Hans anak teman baiknya mama" ujar Alice sembari mencolek Hans agar tersenyum
"oh, haiii.. gue Raya Sofia bestie nya Alice" ujar raya sembari menyodorkan tangannya untuk berkenalan. Namun, Hans tak merespon dan meninggalkan nya
Sisil dan Noni yang melihat raya di tolak pun tertawa terbahak-bahak. sedangkan, Raya yang malu pun segera menarik tangannya
"Dia emang gitu! Es batu" ujar Alice berbisik kepada Raya dan mengikuti Hans ke kelas.
"Anaya.." ujar Hans memanggil Naya yang tengah diam tenggelam dalam pikirannya
"Nay, Lo dipanggil tuh" ujar Sisil sembari menyenggol pinggang Naya untuk menyadarkan nya kembali. Namun, Naya masih tetap diam mematung.
Tanpa berkata-kata, Hans menarik tangan Naya dan meletakkan cincin di atas telapak tangan yang sempat ia tarik dari jari jemari Naya saat dirinya tak sadarkan diri.
"Ini cincin Lo!! udah kayak cincin pernikahan aja ada namanya" ujar Hans sembari pergi ke kelas
"Ish, sok cantik banget sih" ujar raya sembari mengibaskan rambutnya ke Naya lalu masuk ke kelas
"Nay, Lo kenal dia?" ujar Sisil sembari tersenyum kecil
"nggak!" ujar Naya dengan dingin sembari masuk ke kelas
Singkat cerita, Jam pelajaran pun dimulai. semua murid menulis apa yang telah di jelaskan oleh guru selain Hans yang hanya tertidur
"Itu siapa yang lagi tidur?" ujar guru tersebut
"Anak baru pak? Hans namanya" ujar Ken
"Hans.. bangun" ujar pak guru tersebut sembari menghampiri meja nya
"Kamu begadang ya!! mangkanya tidur dikelas! ini hari pertama mu sekolah jadi jangan aneh-aneh" Tambah guru tersebut sembari kembali ke kursi nya untuk memberikan tugas.
Singkat cerita, tiga bulan berlalu. Hans menjalani sekolah nya seperti biasa. Sedangkan Naya, ia telah akur kembali bersama Darren. Bahkan, hubungannya pun telah diketahui semua orang termasuk ayahnya
Ilham ayah Naya selalu mengingatkan putrinya untuk berhati-hati dan tidak mudah termakan rayuan maut laki-laki. Namun, Naya tetap tak menghiraukan peringatan orang tua nya. sampai suatu hari, ia merasakan pusing,mual dan muntah setiap pagi
"Nay, Kamu sakit? dari kemarin muntah Mulu" ujar Arum sembari mengelus rambut belakang Naya
"Nggak Kok mah!! Ini cuma mag doang" ujar Naya sembari berkumur
"Kita kerumah sakit aja yuk!! takutnya kamu kenapa-napa" ujar Arum sembari merangkul pinggang Naya
"Nggak usah mah, Naya berangkat sekolah dulu ya" ujar Naya sembari memberikan salam kepada ibunya
"Bareng papa aja! gapapa orang lain tau kalo kamu itu anak kepala sekolah" ujar Arum
"Nggak mah, Naya gak mau disegani teman-teman karena anak kepala sekolah" ujar Naya sembari menaiki ojek yang telah ia pesan
"Iya udah, hati-hati ya sayang" ujar Arum sembari menunggu Naya menghilang dari kejauhan
Sesampainya disekolah, Naya terlambat sehingga gerbang sekolah tertutup dan security tak mau membukakan pintu sesuai pelaturan sekolah.
Disisi lain, Hans juga terlambat karena kesiangan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments