Darren yang Melihat Naya yang tengah menahan malu pun hanya tersenyum kecil sembari mengelus rambut Nay. Para siswi yang melihat ke uwuww an nya tersebut berteriak karena terbawa perasaan. Sedangkan Raya yang kesal pun meninggalkan lapangan di ikuti oleh Alice dan Noni
"Darren, Kamu apa-apa sih? kan aku udah bilang jangan gini ntar yang lain pada tau" ujar Naya sembari menundukkan kepalanya
"biarin, justru bagus kalo mereka semua tau kalo kita pacaran" ujar Darren sembari tersenyum kecil
"Masalahnya, aku gak mau! Aku belum di perbolehkan pacaran sama orang tua ku! kamu tau kan kalo papa ku guru disini" ujar Naya berbisik
"iya Nay, Maaf ya" ujar Darren sembari pergi meninggalkan Naya karena melihat papa Naya mengawasi mereka dengan tatapan tajam.
Naya yang melihat papa nya tengah mengawasi nya pun hanya diam merunduk
Disisi lain, Hans telah berhasil kabur dari kejaran warga dan bersembunyi di markas rahasia tempat nya berkumpul saat bolos
"Huft, untung aja kita gak ketangkap" ujar Anjas sembari merebahkan tubuhnya di atas matras
"Si Leon ke tangkap! kira-kira dia bakal ngebocorin tempat ini gak ya?" ujar Arif sembari mengawasi keadaan luar
"Hah, serius! wah gawat nih" ujar Anjas beranjak duduk dan ikut mengawasi keadaan diluar
"Hans, Gimana nih?" ujar Anjas sembari menghampiri Hans yang tengah diam menatap dirinya sendiri yang penuh noda darah di cermin
"Gawat!! polisi" ujar Arif sembari menutup pintu dengan erat. Mendengar hal tersebut, Anjas segera mengeserkan lemari berisi buku ke depan pintu agar tak dapat di dobrak. Sedangkan Hans tetap diam memandangi dirinya di cermin dengan tajam
disisi lain, Para polisi pun berusaha membuka pintu agar dapat menangkap Hans dan teman-temannya.
"Hans gimana nih?" ujar Anjas yang panik melihat lemari yang ia letakkan di depan pintu akan terjatuh
"Ikut gue.." ujar Hans sembari pergi ke sebuah ruangan kosong dan membuka ventilasi Udara untuk kabur
Tak lama, Para polisi telah berhasil menghancurkan pintu masuk dan segera berpencar mencari keberadaan hans.
Hans dan teman-temannya yang tak sempat melarikan diri pun hanya bisa mengangkat kedua tangannya
Singkat cerita, Hans dan teman-temannya dibawa ke kantor polisi untuk melakukan interogasi.
Disisi lain, Bara mendapatkan telpon dari pihak polisi yang menyuruhnya untuk ke kantor segera
Sesampainya disana, Hans hanya diam menundukkan kepalanya saat melihat orang tua nya datang dan dengan tenang, polisi pun menjelaskan apa yang terjadi
"Begitu pak cerita menurut para saksi" ujar polisi tersebut
"Menurut hukum. putra bapak harus ditindaklanjuti dengan pasal 340 KUHP atas pembunuhan. karena korban meninggal akibat mati otak" Tambah polisi tersebut
Mendengar hal tersebut, Bara menatap tajam ke arah polisi yang membuat polisi tersebut merunduk
"Baik pak, kami mengerti" ujar polisi tersebut yang melihat bara hanya diam menatap nya dengan tajam
"Kalau begitu, kami bisa pulang?" ujar bara dengan dingin
"oh, Tentu pak" ujar polisi tersebut sembari berdiri untuk mempersilahkan bara pergi
"Ayo Hans!!" ujar bara dengan dingin sembari meletakkan cek di atas meja polisi tersebut. dan polisi tersebut segera menyembunyikan cek yang telah bara letakkan (hanya di dunia novel, dunia nyata polisi tak dapat di sogok. harap berfikir cerdas)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Lydia Natalia
Duit emang berkuasa yakk. semua bisa selesai asal ada fulus nya🤣
2023-02-04
1
Red Velvet
Namanya juga hiburan, dunia novel gak usah dibikin pusing😁 Namanya juga Bara sang ketua mafia pastilah urusan beginian cuma seujung kuku aja langsung selesai deh
2023-01-30
3