Tobatnya Berandal Kampung

Tobatnya Berandal Kampung

Bab 1 Pengeroyokan

Brum!

Brum!

Brum!

Suara bising sejumlah motor trail ugal-ugal memekakkan telinga semua orang saat melintas di jalanan.

Beberapa berandalan dengan tampilan sangar terlihat sedang melakukan pengejaran pada seorang pemuda yang sudah berusaha melarikan diri akibat pengeroyokan yang di lakukan oleh mereka sebelumnya. Yang pasti orang-orang itu tidak tahu asal muasal kenapa pemuda yang di kejar itu sampai berhubungan dengan mereka.

Tentu saja peristiwa mengerikan tersebut sangat mengejutkan seluruh penduduk kampung yang sedang bersantai. Sampai berhamburan menggendong anak mereka yang sedang bermain di depan rumah untuk masuk ke dalam.

Pasalnya para berandalan BMX adalah salah satu Pengenal kumpulan para anak muda yang terkenal sadis dan kejam. Mereka tidak perduli pada siapa mereka berhadapan. Sehingga tak ada satu pun penduduk kampung yang berani menegur anak-anak muda itu.

Apalagi mayoritas penduduk di sana, mencurahkan hidup dari bekerja pada para orang tua mereka yang memang punya derajat dan kedudukan yang tinggi di kampung Batuku Ayum.

Jadi wajar saja, jika para anak muda itu mempunyai sifat angkuh dan sombong. Hingga berbuat di luar batas kewajaran.

Kebetulan posisi komplek di sana sangat rapat oleh rumah-rumah penduduk yang hanya berjarak lima jengkal dari rumah satu ke rumah yang lainnya.

Sehingga tak ada jalan untuk pemuda itu berlari ke arah lain kecuali terus berlari lurus ke depan.

"Ampun Bang, ampun jangan kejar lagi!" Pinta pemuda bernama Malik. anak remaja yang masih berusia 18 tahun. Sedang yang mengeroyok dipastikan sudah berumur 2o tahun keatas.

"Berhenti Malik, kamu tidak akan bisa lari dari kami, hahaha...!" Timpal Farid yang berpakaian ala rocker.

Tak kuasa lagi untuk terus melangkahkan kaki karena kelelahan, Malik menghentikan keputusannya untuk melarikan diri lalu berlutut di depan 6 orang pria yang membentuk barisan di depannya seolah ingin berlomba paling cepat dan menunggu wasit meniup peluit.

"Ampun Bang, ampun. Malik benar-benar gak sengaja melempar motor Abang dengan botol air mineral tadi!" Mohonnya sangat cemas. Hingga lingkaran bola mata pemuda itu memerah menahan rasa takut yang tak bisa di jabarkan oleh kata-kata.

Salah satu dari berandalan itu mematikan motor trailnya, lalu berjalan ke arah Malik dengan gaya angkuh. Dimana mulutnya asyik mengunyah permen karet yang sesekali membentuk gelembung.

"Siapa namamu?" Tanya pemuda itu.

Dia adalah Athar Azmi anak dari seorang pemilik kebun kopi di wilayah itu. Kakeknya adalah sesepuh desa dimana beliau sangat di hormati karena kebaikannya di kampung itu.

Akan tetapi mereka tidak menyangka, Athar yang sejatinya di didik dan di besarkan agar menjadi orang yang berbudi pekerti malah tumbuh menjadi berandalan yang di takuti.

Sudah berapa kali Pak Dirga harus berurusan dengan keluarga dan pihak kepolisian hanya untuk membebaskan dirinya dari jeratan hukum dan makian keluarga korban yang pernah di sakiti.

"Ma- Malik Bang!" Jawab pemuda yang tersudut itu gelagapan.

"Oh... kamu tahu siapa aku?"

Pertanyaan Athar sebetulnya tidak untuk mengakrabkan diri. Tapi justru itu yang tidak ingin di hadapi semua orang yang sudah tersandung masalah dengannya.

"I- iya Bang, saya tahu betul sama Bang Athar!"

Bug!

Malik terkejut sampai terguling ketanah karena tanpa ada aba-aba tiba-tiba saja Athar menendang tubuhnya dengan sangat kuat. Padahal Malik pikir dengan memberikan jawaban, Athar tidak akan lagi berbuat culas.

"Ah... sakit Bang!"

Malik memegangi belikat sebelah kiri. Dengan wajah penuh keringat dingin. Malik yakin setelah ini hidupnya akan segera berakhir.

"Siapa suruh cari gara-gara denganku. Farid, beri aku kayu paling kuat dan keras!"

Athar menengadahkan tangannya ke belakang. Tentu saja Farid langsung turun dari motor dan mengambil benda yang di minta Athar dari temannya yang lain.

"Menurutmu bagian mana yang ingin di lumpuhkan?" Tanya Athar pada pemuda di sebelahnya. Setelah kayu itu sudah berada di tangan Athar.

"Yang mana aja Thar. Yang penting dia punya kenang-kenangan istimewa dari kita, hahaha...!"

Athar dan semua berandalan itu tertawa sangat puas. Berbeda dengan Malik yang ketakutan dan berusaha beringsut mundur. Berharap ada keajaiban dari Tuhan yang akan datang menyelamatkan dirinya.

Tak jauh dari tempat itu, rupanya ada seorang anak yang mengintip perilaku mereka. Ia langsung berlari ke rumah Bibi Marwah untuk mengadukan apa yang di lihatnya.

Bertepatan dengan itu, Paman dan Bibi tidak di rumah. Hanya ada seorang gadis bercadar yang nampak sedang sibuk menyiram bunga kesayangannya. Setiap hari kebiasaan itu sudah menjadi pekerjaan wajib bagi gadis itu.

Dialah Alzena Asahy, keponakan Paman Ardy yang sudah tidak memiliki orang tua. Keduanya meninggal saat Alzena masih bayi. Kata Paman, meninggalnya orang tua Alzena karena telah di bunuh oleh seseorang yang dendam terhadap mereka.

Berkat kasih sayang dan ketulusan Paman Ardy dan Bibi Marwah yang mengirimnya ke pondok pesatren, gadis itu tumbuh menjadi wanita shalihah yang selalu menjaga auratnya dengan baik. Dia baru saja kembali lagi ke kampung itu beberapa waktu yang lalu. Sehingga tidak banyak orang yang mengenalnya.

"Kakak, Kakak Zena ada kabar buruk...!" Teriak Fahry dari kejauhan. Nafasnya terdengar memburu dan naik turun.

"Hey, Fahry ada apa? Kok gak ngucapin salam dulu?" Tanya Alzena yang lekas mematikan keran dimana airnya mengalir lewat yang di pakainya tadi. Kemudian berjalan menghampiri bocah sekitar 8 tahun itu.

"Maaf Kak buru-buru, itu Bang Malik di keroyok berandalan. Sepertinya mereka mau bikin Bang Malik lumpuh deh, ayo bantuin Kak kasihan Bang Malik!" Desak Bocah itu tak sabar.

"AstaughfiruLLahaladzim, dimana Dek? Ayo antar Kakak!" Pinta Alzena yang segera mengikuti langkah kaki anak kecil itu. Dengan berlari-lari kecil.

Sesampainya disana, Alzena di buat terkejut mendapati Malik meraung-raung kesakitan akibat ulah Athar yang memukuli salah satu kakinya.

"Aw, ampun Bang. Ampun sakit Bang, tolong hentikan Bang!"

Alzena yang melihat itu tak kuasa menahan amarah. Ia langsung bergerak cepat dan menghampiri Athar lalu mendorong tubuh pemuda itu dengan kuat.

"Hentikan jahanam!" Pekiknya dengan tatapan tajam kearah Athar. Namun sudah di pastikan telah berembun oleh air mata kemarahan.

Semua pemuda itu menatap heran. Mereka saling bertukar pandangan satu sama lain seperti ingin menanyakan adakah diantara mereka yang mengenal perempuan bercadar merah selaras dengan pakaian syar'i yang di kenakannya saat ini.

"Apa kalian ini adalah iblis? Sehingga tega berbuat zholim kepada sesama?" Sambung Alzena lagi tanpa melepas tatapannya cukup lama.

mendengar ucapan Alzena, Athar malah mengembangkan senyum meremehkan. Mana mungkin Ia mau perduli dengan ucapan dari wanita itu. Sedang mudah saja baginya membuat Alzena tak berdaya.

"Lalu apa maumu? Kau ingin kami melakukan hal yang tak terduga?" Seringai Athar seraya mengedipkan sebelah matanya ke arah Alzena yang melaknat tindakan pemuda itu.

Terpopuler

Comments

🔵𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jinda🤎🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

🔵𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jinda🤎🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Allah hu Akbar jahat kali kau bang perkara sedikit aja kau sampai segitunya. Maaf kan lah dia, dia juga tak sengaja. Dah cukup dipukul aja jangan sampai di lumpuhkan. Ada hati sedikit lah bang.

2023-02-23

0

🔵𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jinda🤎🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

🔵𝐀⃝🥀𝓐𝔂⃝❥Jinda🤎🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

Aduh duh apa ya gak kaget tuh kakeknya kalau tau cucunya jadi berandal kampung. Ish ish kakek sabar ya cucumu itu haduh🤦🤧

2023-02-23

0

🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀

🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀

dasar berandalan,bisanya main keroyokan

2023-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!