Hayy..hayy..aku nepatin janji aku niie, hari ini dua episode yaa.
Happy reading aja ya genks 😘
❤️❤️❤️
"Pertemuan siang ini tunda aja Lis."
"haah... maksudnya??"
"kita ke dokter"
"kak??"
" aku gak tega liat kamu sakit, apalagi gara-gara aku."
"tapi kak..ini tuh sudah ketunda seminggu. Kita gak bisa tunda lagi.. bisa-bisa klien marah dan batal deh kerjasama kita" penuturan Lisa menghindari kerugian perusahaan bila pengajuan proposal kerjasama hari ini tidak segera di tandatangani.
Devo diam sejenak menimbang penjelasan asistennya.
"trus itu kamu??
"ish...apa sihh..itu..itu.." Lisa mengerucutkan bibirnya.
"tapi pulang rapat kita ke dokter ya" pinta devo sedikit memaksa.
"siaap bos" Lisa kenaikkan satu ibu jarinya menyetujui paksaan devo.
❤️❤️❤️
"Baik pak, semoga bekerjasama kita lancar dan sukses" ucap Devo mengakhiri rapat yang diadakan di ruang meeting PT. Zahara.
Sengaja tidak menggunakan jasa supir pribadinya, Devo menuju kerumah sakit swasta lain, bukan rumah sakit rujukan yang bekerja sama dengan perusahaan nya sebagai fasilitas untuk semua karyawan perusahaan.
Duduk disamping kemudi, Lisa tampak gugup.
"kenapa? tenang aja, nanti aku temenin." tangan kiri Devo menggenggam tangan Lisa.
menoleh ke arah Devo, membulatkan matanya, "haahh..."
deehhh.... gimana ceritanya... bakal diliat dokter aja udah malu banget, apalagi diliat Devo juga..gak kebayang dehh..jadi bahan penelitian dua laki-laki.
aaaaaaa.......
"biasa aja dong mukanya, gak usah di cakep-cakepin gitu"
"kakaaakk..." Lisa mencubit lengan Devo karena kesal.
"iya..maaf...maaf..sayang.."
Tiba diparkiran, keluar dari mobil..mereka jalan beringingan, tidak bergandengan tangan karena sadar sedang berada ditempat umum.
Masuk ke lobby rumah sakit, Lisa mulai gelisah.
"kak.." Lisa menghentikan langkahnya.
Menggiring Devo untuk duduk di kursi tunggu yang berada disebelah kanan lobby.
"kenapa? kok berhenti? tunggu sini aja ya, aku yang daftar." Devo beranjak akan mendaftarkan kekasihnya. Namun langkah Devo terhenti setelah Lisa menarik tangannya, " aku malu" ucap Lisa menunduk kepalanya.
Menarik nafas panjang, duduk di sebelah Lisa, pandangan Devo menatap manik hitam gadisnya. Lisa menggelengkan kepalanya dengan wajah menahan tangis. "gak mau"
Tak tega melihat Lisa begitu sedih, Devo tak tahu lagi bagaimana membujuk gadisnya.
"Jadi maunya gimana dong?" tanya Devo dengan suara sedikit menyerah.
Melihat sikap Devo barusan, air mata Lisa akhirnya jatuh juga, padahal ia sudah berusaha untuk menahannya.
"ehh.. jangan nangis dong." Devo hanya menghapus air mata Lisa dengan jarinya, karena tak mungkin jika ia memeluk Lisa mengingat ini tempat umum. Ya, itulah resiko hubungan mereka.. harus menjaga sikap di hadapan orang lain.
"oo.yaa..gini aja, kita ke apotek beli obat buat kamu...gimana??"
"iyaa" Lisa menyetujui ide Devo
"nahh gitu dong, ayo!" membantu Lisa berdiri dan menuju apotek yang terletak beberapa meter dari tempat mereka duduk.
❤️❤️❤️
"Mbak.."
"ya pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang apoteker perempuan setengah baya.
"iya mbak...saya mau beli obat lecet" Devo berbisik dan sedikit memajukan wajahnya.
"Maksudnya salep untuk luka pak?" tanya apoteker agak bingung obat yang dimaksud Devo.
"iyaa...ehh, luka?? bukan mbak" mengibaskan tangannya, Devo juga terlihat bingung untuk menjelaskan.
Lisa berdiri disebelah Devo, menyaksikan kedua orang yang sedang bertransaksi.
"yang lecet apanya pak?"
"itu mba, memajukan bibirnya kearah Lisa"
Lisa menunduk malu karena kedua orang itu kini menoleh kearahnya.
"oooooo" apoteker tersebut menahan tawa seraya membulatkan bibirnya agak lama. "silahkan ditunggu"
Dikursi tunggu bersebelahan dengan pria seumuran dengan nya,tanpa sengaja Devo menyenggol lengan pria tersebut, "maaf pak" merapatkan kedua telapak tangannya Devo meminta maaf.
"its Ok mas" sahut pria tersebut.
"beli obat pak?"
Ya iyalah beli obat, namanya juga apotek. Devo modus banget siih..
"iya, biasa rutinitas bulanan. Pil KB buat istri." jawab pria itu berbisik ke telinga Devo.
"ooo..." Devo seakan mengerti arah pembicaraan lawan bicaranya.
"kasian anak saya masih terlalu kecil kalo harus punya adek."
"hoo..iyaa yaa.. caranya gimana pak?"
"apanya?? hoo...diminum setiap hari, nanti diajarin kok sama mbak nya"
ya maksudnya gimana aturan minumnya,, masa iya cara gimana bikin dedek nya sih paaakk....
kalo itu mahh saya juga bisa.
sedang asik ngobrol, nomor antrian Devo dipanggil, saya duluan ya pak.. terima kasih infonya."
"iya mas... selamat mencoba"
"siiiip"
Menuju loket pengambilan obat, "pak salepnya dioles ke bagian yang lecet dua kali sehari ya. Oh ya satu lagi pak...begituan nya jangan kencang-kencang..kasian kan istrinya."
"siaap mbak..."
heehh... Lisa kebingungan melihat Devo bicara dengan apoteker seperti yang sudah kenal saja.
"ohh iya mbak, hampir lupa.. pil KB nya mbak sekalian."
"ditunggu sebentar lagi ya pak."
"Ok mbak.." Devo tersenyum- senyum gak jelas.
"kak...beli apa lagi?" tanya Lisa, melihat obat yang dicari sudah mereka dapat tapi harus menunggu lagi.
"obat minum?"
"obat apa? Lisa makin penasaran.
" buat kamu sayaang..."
Lisa hanya diam, bingung dengan apa yang Devo maksud.
❤️❤️❤️
" kamu mandi dulu ya, baru nanti salepnya di oles. Atau aku mandiin ya?"
"gak usah..aku bisa sendiri. salepnya mana kak?"
"yakin bisa?" memberikan salep pada Lisa..
❤️❤️❤️
"aaawww..." Lisa berteriak karena lecet nya terkena basahan saat ia buang air kecil.
Mendengar teriakan Lisa, Devo yang sedang duduk dibalkon langsung berlari ke kamar mandi.
"Lis, kamu kenapa? buka pintunya."
"aku gak papa kak. aawwww..." Lisa berteriak lagi saat organ intim nya terkena air dengan sabun.
"buka pintunya Lis,"
Akhirnya Lisa membuka pintu kamar mandi karena Devo tak henti-hentinya memanggil dari balik pintu.
Devo menarik nafas dan menghembuskan nya dari mulut, bukan karena lelah, tapi karena melihat tubuh Lisa tanpa sehelai benangpun.
sabaar...tahan Dev... Lisa butuh pertolongan...jangan diapa-apain...ingeet...fokus..
"tuh kan aku bilang juga apa, aku aja yang mandiin"
"perih kak"
"iya.. pelan-pelan aja" Devo membantu Lisa menyelesaikan mandinya.
Saat hendak menyeka badan Lisa dengan handuk, "udah kak..aku bisa"
Tak mendengarkan ucapan Lisa, Devo langsung menggendong gadisnya, " kamu tuh, bisa..bisa... ujung-ujungnya gak bisa..trus nangis deh"
Memposisikan Lisa duduk di tepi ranjang, "buka!" perintah Devo dengan tatapan menuju kearea luka.
"kak" Lisa justru merapatkan kedua pahanya,"aaww" ternyata membuat organnya lebih sakit.
"tuh kan keras kepala dehh, disuruh buka malah ditutup" Devo mengoceh agak marah.
Devo membaringkan tubuh Lisa dan melebarkan kedua kakinya agar mudah untuk mengobati lecetnya.
"kalo malu tutup mata aja yaa" Devo tersenyum jahil.
"pelan-pelan ya kak, perih banget."
"iya sayang,,," mengoleskan salep sambil meniup pelan agar tidak perih. maaf yaa udah buat kamu luka. Aku gak bikin gini lagi deh....gak bikin lecet maksudnya. Tapi kalo main-main kesini lagi boleh yaa..." mengoceh panjang lebar dengan tangan tetap pada pusat luka yang ia buat pada gadisnya.
iya boleh...boleh kalo mau dikemplang kepalamu Dev...kasian tuh anak orang gara-gara otak mesum kamu.
❤️❤️❤️
wokehh genks, tinggalin jejak kalian yaa..like n komen nya dong..jangan sampe lupa 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Anice Redysaid
j
2021-07-01
1
Rin's
lecet kie po kurang pemanasan nya
2021-06-30
0
Susanti
Lebay amat sih ...emang sakit sih pas pertama klo msh virgin tp ga gitu" amat kali
2021-06-11
0