Heyy gengks,, ga tau mesti ngucapin apa ke kalian. cuma ga nyangka aja kalau like aku di episode 10 udah seratus. biarin deh dibilang norak, tp aku seneng banget...thanks yaa..dukungan kalian tuhh bikin aku semangat genks...lop yu poreper dehh.
❤️❤️❤️
Merebahkan kepalanya dengan beberapa tumpukan bantal, memandangi wajah Lisa yang sudah tertidur dipelukannya, membelai rambutnya, sesekali ia mengecup puncak kepala perempuan yang telah membuat hatinya luluh, Devo tak ingin hal seperti tadi terulang lagi. Iapun tak habis pikir dengan rasa yang ia miliki saat ini, mengapa cinta dan sayang itu kini bertambah besar pada gadisnya.
Lisa bukanlah cinta pertama bagi Devo, saat masih duduk di bangku kuliah ia juga pernah menyukai seorang gadis satu Universitas dengannya dan sempat menjalani hubungan walaupun berujung pisah karena kekasihnya itu terlalu banyak menuntut waktu padanya dan terlalu banyak aturan.
Menikah hampir empat tahun dengan Aurel juga belum bisa membuat nya jatuh hati pada perempuan yang berstatus istrinya. Terkadang cinta memang aneh, datang dan berlabuh di tempat yang salah. Tapi karena cinta itu juga yang telah membuat hidup nya lebih berwarna, merasa diperhatikan dan dibutuhkan oleh wanitanya.
Ingin rasanya ia memiliki Lisa seutuhnya, namun banyak hal yang harus diperhitungkan, walaupun sebenarnya cinta tak perlu kata perhitungan.
Menghembuskan nafasnya kasar Devo, belum juga bisa memejamkan matanya. Rasa kantuk belum menghampiri mata yang tadi mengeluarkan air bening. "kak.." Lisa terbangun merasakan hembusan nafas Devo yang mengenai wajahnya.
"heemm..."
" belum tidur?"
Mengelus tangan Lisa yang melingkar di pinggangnya, "kenapa, kok bangun?..tidur lagi ya, aku jagain"
"Maaf..."
"Sudah...gak usah dibahas lagi..udah hampir pagi. Mending kamu tidur "
"aku sayang kakak.."menenggelamkan wajahnya di dada Devo.
"sayang??? tapi tadi kamu mau ninggalin aku." canda Devo.
" iya maaf...ya kak..." memainkan jarinya di atas dada Devo, tampaknya Lisa tak menyangka dengan apa yang ia katakan tadi.
Lisa pasti akan sangat menyesal kalau saja Devo mengiyakan permintaan nya tadi.
Belum juga mendapat kata iya dari Devo, ia masih sangat tak enak hati. Beranjak duduk dari posisinya, menghadap ke arah lelakinya, "kakak...maafin aku..." ucapan Lisa manja sembari menggoyangkan sebelah tangan Devo.
"cium dulu...baru aku maafin" menunjuk bibir dengan satu jarinya.
Mendapat jawaban seperti itu Lisa secepat kilat tiba-tiba sudah berada diatas perut Devo, melebarkan kedua kaki menjadikan tubuh Devo diantaranya.
Mendekatkan wajahnya, "sini aku cium... tapi nanti maafin yaa" bisik Lisa tersenyum nakal.
Mendapat perlakuan seperti itu Devo meninggikan kedua sudut bibirnya, kini ia tersenyum menang.
Tak ada kata, Devo hanya memejamkan mata sejenak dengan anggukan pelan pertanda ia menyetujui permintaan gadisnya.
Mengecup kening agak lama lalu Lisa menurunkan kecupannya pada hidung mancung Devo. "udahh" beranjak hendak turun dari tubuh kekar kekasihnya.
Devo membuka mata mendengar ucapan Lisa, "curang.." ucapnya dan langsung memajukan tengkuk Lisa untuk memudahkan ia menggapai bibir ranum sang gadis
Lisa seperti nya tidak keberatan dengan perlakuan yang ia terima dari orang tercinta, memiringkan sedikit wajahnya agar lebih mudah untuk menyatukan bibir mereka, Lisa menyesap bibir lelakinya. Suara decapan mulai terdengar walau sepasang mata keduanya masih tetap terpejam.
Kali ini Lisa yang memimpin aktifitas mereka, menempelkan kedua tangannya dipipi Devo dan sesekali membelai rambut lelakinya. Suara nafas mereka mulai terdengar menderu dan tanpa sadar kini Lisa sudah menyatukan dadanya diatas Devo.
Tersentuh gunung kembar yang hampir tak pernah ia dapat selama pernikahan, Devo dan istrinya memang hanya beberapa kali melakukan hubungan suami istri, walaupun status mereka sudah sah. Namun karena pernikahan mereka tidak berlandaskan cinta, ia sulit untuk melakukannya. Tak bisa dipungkiri Devo adalah laki-laki normal, kebutuhan biologisnya pun sebisa mungkin ia lupakan dengan cara berkerja dan bekerja.
Menurunkan perlahan resleting gaun yang dikenakan Lisa, nafas Devo makin tak beraturan, kini posisi mereka berbalik. Devo menggulingkan tubuh gadisnya, kini posisinya sudah diatas Lisa dengan lutut sebagai tumpuan.
Melepaskan gaun bagian atas, Devo dengan jelas melihat dua buah daging sintal yang tertutup bra berenda pink, menyerukkan wajahnya di leher jenjang Lisa dan meninggalkan beberapa tanda merah disana.
Tersentuh sesuatu yang mulai mengeras membuat Lisa tersadar, "kak..."
"hmm.." Devo tak menghentikan pergerakannya, justru tangannya kini sudah memijat lembut kedua puncak gunung yang sedari tadi seakan melambai ke arahnya.
Lisa kini makin terlena dengan apa yang dilakukan Devo, ia membusungkan dadanya setiap kali pijatan itu semakin terasa.
"aaghh.." suara desahan Lisa semakin membuat Devo semakin menjadi. Devo melempar asal kemejanya setelah Lisa membuka satu persatu kancing yang terpasang. Tubuh atletis Devo membuat Lisa kagum dan ingin merasakannya.
Haahh... sepertinya ia sudah terbuai dan menggila. Tak ada malu lagi saat bertatapan langsung dengan Devo. Dan seakan kini ia merasakan kalau Devo adalah miliknya.
Gaun Lisa sudah terlepas dari tubuh nya, tanpa kesulitan Devo menanggalkan itu. Lekukan tubuh Lisa tetap terlihat jelas walau hanya ada cahaya remang, kini tertinggal penutup dada dan segitiga berenda dengan warna senada.
Tubuh putih mulus dihadapan nya menjadikan Devo laki-laki yang sangat beruntung.
Drrrrtt...drrrrtt.... drrrrtt...suara alarm ponsel Lisa terus saja berbunyi, menandakan sudah pukul lima pagi. Suara itu pula yang akhirnya membuat mereka tersadar. Menyelimuti tubuh kekasihnya dengan selimut putih, Devo mematikan alarm ponsel Lisa diatas meja kecil disamping ranjang.
Mengatur nafas yang masih belum teratur, Devo menuangkan air mineral ke gelas lalu memberikannya pada Lisa. Ia tau pasti gadisnya juga sangat lelah dengan kegiatan yang baru saja mereka lakukan.
Memasukkan tubuhnya kedalam selimut, setelah meletakkan kembali gelas yang Lisa berikan.
Devo memeluk tubuh Lisa dengan tarikan nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya, merasa bersyukur ia tak melakukan hal itu. Walau sebenarnya mereka berdua memang menginginkan hal itu.
"kak..."
"iyaa...udah dimaafin.."
"kakak mau??"
haahh... mendapat tawaran tak biasa dari seseorang yang dicintai seperti kejatuhan bulan. Atau bisa dibilang seperti gayung bersambut.
"gak..aku ga mau kalau kamu gak mau."
"kalau aku mau...gimana..."
"aku juga gak mau kalau kamu gak siap."
"kalau aku siap...gimana..."
"sudah ahh..tidur...kita naik pesawat jam berapa?"
Mengalihkan pembicaraan karena perkataan Lisa yang terus saja menantang kejantannya, Devo khawatir ia akan melupakan segala kesadaran nya lagi.
"kak.."
"tiduurr..." perintah Devo dengan detak jantung masih berdetak tidak normal.
please Lisa,, jangan pancing aku terus...
" ya udah, aku tidur dikamar sebelah ya.."
hanya dengan cara menghindar mungkin bisa meredakan rasa yang sudah di ubun-ubun.
"jangan...ya..ya..aku tidur. Tapi kakak disini aja peluk aku yaa." menjadikan Devo sebagai gulingnya.
Tersentuh oleh pusat tubuh Lisa dan daging sintal yang menempel di samping dadanya, kepala Devo rasanya ingin pecah menahan hasrat yang tertahan.
haaduuhh... Lisa kamu tega banget sihh... kalo gini aku bisa tegang teruss..
❤️❤️❤️
duhh Lisa suka mancing-mancing nihh,, ntar kalo kena kail gimana hayooo...
tahan...tahaaan ya Dev...
❤️❤️❤️
wokeh genks...like n komen nya dong...yaa..yaa..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Lily
emang dasar ya yang namanya pelakor itu gatel banget
2024-04-15
0
Sͨυͪɦͣυᷡ ǪḺǝͷḡ✨𝒜⃟ᴺᴮE𝆯⃟🚀HIAT
tahan Dev hahaa
2021-07-16
0
Sͨυͪɦͣυᷡ ǪḺǝͷḡ✨𝒜⃟ᴺᴮE𝆯⃟🚀HIAT
pelakor yg di dukung hehe 😁
2021-07-16
0