hayy...hayy...ku hadir lagee. Maaf rada telat yaa genks.. draft yg udah ku tulis hilang tak tersimpan, huhuhu,,,syedihh akuh..
Happy reading aja yaa genks..
❤️❤️❤️
Merebahkan kepalanya dipangkuan Lisa, melepaskan lelah setelah perdebatan yang berakhir manis. Wajah lelah Devo masih tersirat disana, memejamkan mata cukup untuk meredakan emosi yang tadi sudah tertumpah. "Kak..." menyisir rambut Devo dengan jari-jari lentiknya.
"hmm..."
"maaf yaa.." Lisa berseru pelan sekali, menatap wajah lelaki yang dicintainya.
Lisa merasa seharusnya kejadian tadi tak seharusnya terjadi, tapi rasa cemburu karena merasa memiliki membuat semua yang ada di otaknya tak berfungsi sepenuhnya.
Membuka mata, memegang dan mencium tangan kekasihnya Devo tersenyum tipis. "lain kali jangan diulangi lagi yaa. Aku sayang kamu Lis, aku gak mau ada laki-laki diluar sana deketin kamu..kamu itu cuma punya aku. Sebenernya dari kemarin aku mau ajak kamu kesini, tapi kamu udah keburu kabur duluan."
"Itu kan gara-gara kakak!" protes Lisa tak terima dengan apa yang Devo tuduhkan untuk dirinya.
"yaa sudah gak usah dibahas lagi, aku gak mau ribut lagi sama kamu. gak enak!!"
Bangun dari pangkuan dan langsung menggandeng tangan Lisa, menunjukkan letak ruang yang ada didalam apartemen satu lantai itu yang akan ditempati oleh gadisnya.
Ada dua kamar tidur yang tersedia, satu kamar utama dengan ranjang ukuran sedang dan kamar mandi didalam, sebuah toilet, bath up, dan shower tersedia disana. Kamar itu lebih luas dibandingkan kamar yang ada disebelahnya. Sebuah ruangan ditengah yang berukuran 4x4 meter dengan satu sofa dan layar kaca berukuran besar menempel ditembok menjadi penghubung semua ruang. Stool bar mini dengan 3 kursi tinggi, gelas-gelas bertangkai menggantung diatasnya, dapur minimalis dengan peralatan dapur seadanya.
"Gimana?? ada yang kurang? atau ada barang yang mau kamu ganti?" tawaran demi tawaran membuat Lisa seperti dimanja.
Lisa menggeleng pelan, "Kak...makasih ya" melingkarkan kedua tangannya dipinggang Devo, ini semua sudah cukup buat aku. Lisa tak menyangka akan mendapat fasilitas senyaman ini.
Ada deket kamu aja rasanya udah nyaman kak...
"Tapi kak..."
"Besok kamu pindahin barang-barang kamu kesini, nanti pak Agus aku suruh bantu. Gak usah pikirin yang macem-macem." memotong ucapan Lisa, seakan Devo bisa menebak apa yang akan diucapkannya.
Ya, Lisa memang sedikit khawatir apakah fasilitas yang ia dapat ini sama dengan karyawan lain. Yang ia tahu perusahaan memang menyediakan kamar tinggal untuk office boy dan cleaning service. Terlebih... apakah Bu bos juga tau??
❤️❤️❤️
Memandang lampu malam kota Jakarta dari balkon apartemen, Lisa memegang perut karena ada rasa tak nyaman disana. Ya, lapar....ternyata sudah pukul tujuh malam. Mengingat makanan yang tidak diselesaikan tadi siang, perutnya sudah minta diisi.
"Kenapa??" tanya Devo memeluk Lisa dari belakang, menenggelamkan wajahnya di leher putih gadisnya.
"laper.." menjawab dengan wajah dan suara malu Lisa membalikkan badannya dan menyembunyikan wajah malunya itu di dada Devo.
Sontak saja Devo kaget dan menjauhkan pandangan nya dari Lisa. " ya ampun...kamu belum makan yaa?" mengingat ia telah mengajak pulang sebelum Lisa menghabiskan makanannya tadi siang.
"Yukk...nanti kita cari makan dijalan aja yaa." Mengajak Lisa makan sekaligus mengantarnya pulang.
❤️❤️❤️
Weekend ini akhirnya Lisa memindahkan barang-barang nya ke apartemen, "Sa.. gue boleh ikut nganter lo pindahan kan?" rengek Wina.
Sepertinya kata pindahan tidak cocok untuk diberikan pada Lisa, karena ia hanya membawa satu koper baju dan peralatan kosmetiknya. Karena apartemen yang akan ia tempati sudah lengkap dengan perabotan rumah tangga.
Devo masuk ke dalam apartemen tanpa harus menekan bel karena pin pintu sengaja dibuat dengan beberapa digit angka dan hanya mereka berdua yang tau.
Menenteng kantong kresek putih berisi beberapa bowl makanan untuk makan siang bersama lisa, Devo mendapati seorang perempuan yang sedang duduk asik menyaksikan tayangan pada layar kaca yang menggantung di ruang tengah.
Mendengar suara langkah kaki, Wina terkejut dan ternyata sesosok laki-laki yang ia tidak kenal sudah ada di ruangan itu "kamu siapa?" tanya Wina refleks.
Devo yang diserang pertanyaan seperti itupun tak kalah kaget, "Lohh..kamu siapa? kok ada disini? Lisa mana?"
Mendengar ada Lisa dalam ucapannya, Wina sedikit mengerti namun tak ada jawaban darinya.
Selesai merapikan pakaian ke dalam lemari dan menyusun alat kosmetik di atas meja rias, Lisa mendengar suara orang yang sedang berbincang-bincang.
Cekklekk... Lisa menutup pintu kamar.
"Kak..." menghampiri dan menyapa Devo Lisa menggelayut kan tangannya pada lengan Devo.
"Kenalin kak, ini Wina temen aku." mengenalkan sahabatnya pada Devo.
"Win, kenalin ini bos gue" Wina mengulurkan tangannya dengan senyum tipis dan pikiran agak bingung.
hahh... bos?? ...kak??...akrab banget nih anak sama bosnya pake gelendotan begitu..
Rasa penasaran yang hinggap dipikiran Wina semakin membuatnya bertambah bingung.
❤️❤️❤️
Suara ring tone berhasil membuyarkan suasana perkenalan, menunjuk ponselnya tanpa kata kearah Lisa dan Wina, Devo pamit untuk menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya. Melangkah menjauhi ruangan itu dan beberapa menit kemudian Devo pamit.
"Wina, saya duluan ya. Kamu santai aja.. temenin Lisa." ucap Devo berpamitan pada teman kekasihnya.
Devo khawatir karena hari ini adalah pertama kalinya gadisnya itu akan tinggal sendirian di apartemen yang lumayan luas.
Berjalan menuju pintu, Devo pun berpamitan pada Lisa, "tadi aku bawa makanan, kamu makan bareng Wina aja yaa. Ada urusan, aku harus pergi."
Mengecup kening Lisa diambang pintu, ternyata Wina melihat dari kejauhan.
hahh...pake cium segala...ini sebenernya...
"doorr...bengong aja lo win, ntar dipatok singa lohh..hahaha...." Lisa menghamburkan badannya disofa panjang disebelah Wina.
"Sa....lo... bos lo..." pertanyaan Wina yang semuanya terpotong.
Lisa mengangguk pelan tanpa ada kata-kata keluar dari mulutnya. Seakan mengerti apa yang dimaksud sahabatnya itu.
"Sa...lo yakin...bos lo itu kan udah..."
"iya Win, gue tau..tapi gue udah terlanjur sayang."
"waduuh..parah lo ya Sa....Lo udah pikirin akibatnya?? bos lo itu laki-laki beristri, punya anak pula.."
Pertanyaan Wina yang barusan berhasil membuat Lisa terlihat gugup.
"udah berapa lama Sa?...truss... apartemen ini??"
Sepertinya Wina sudah bisa menarik kesimpulan dengan apa yang dilihatnya barusan, bagaimana sikap Lisa pada bos dan sebaliknya.
"enam bulan" jawaban singkat Lisa
"ya pantes aja, enam bulan... tiap hari ketemu..jelas aja lo makin sayang, apalagi sikap bos lo tuh baik banget. Atauu... jangan-jangan baik kesemua cewek"
Wina sebenernya lagi ngingetin, marah atau meledek sihh..
"Mau sampe kapan Sa??"
"yaa...ga tau ahh...makan yukk win, laperr nihh"
meninggalkan Wina yang masih tak habis pikir dengan sahabatnya.
❤️❤️❤️
okeh genk.. jangan lupa like, komen, koin nya juga boleh kalo ada..😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Giben Nezar
kayanya ceritanya bagus....
2020-10-20
1
Shamira Rai
yg ky devo ada lg g yaaa..mw dong apartemen gratisan...wkwkwk
2020-06-06
3
Sri Hartati
waduh..seneng bngt tuh..
enak x ya...punya bos ...
xi..xi...xi ..
2020-06-06
2