Heloo genks... jangan bosen sama akooh yeayy..
Happy reading guuys 😘
❤️❤️❤️
Berangkat ke kantor seperti biasa, menyiapkan sebuah proposal untuk dibawa meeting hari ini. Sebenarnya proposal yang diajukan dari pihak perusahaan Devo sudah disetujui oleh PT. Venara, namun pihak mereka meminta penurunan harga sebesar 2 persen dari harga yang perusahaan kami tawarkan.
Berusaha bersikap senatural mungkin, mencoba melupakan hal yang tidak mengenakkan kemarin.
Menyapa sang bos dengan ucapan selamat pagi tetap dilakukan, walaupun tanpa senyum.
jiaahh...sama aja dong yaa.
Menunggu asisten yang tak kunjung masuk keruangannya, Devo menghubungi Lisa lewat telepon paralel. "ke ruangan!" cukup singkat perintah yang diucapkan oleh sang bos, dan itu membuat Lisa agak khawatir.
"waduhh...bos nyuruh nya galak banget, apa dia marah ?" batinnya berkata.
hehe.. ternyata Lisa punya rasa takut juga.
Masuk kedalam ruangan berkaca dengan sedikit perasaan berdebar, mengetuk pintu dan mendorongnya Lisa masuk agak ragu.
"ya pak.."
"kamu kenapa? dari kemarin kok murung?" tanya si bos penasaran.
haah...murung??? tepatnya jutek kali bos.
"sakit gigi.." tetap...masih dengan jawaban yang singkat.
"hoo...mana yang sakit, sini aku cium." menghampiri dengan senyuman Devo mengecup pipi kanan Lisa.
"apaan sih kak?" bernada agak kesal menghapus bekas kecupan Devo dengan telapak tangannya.
"ya salah kamu sendiri, pagi ini aku kan blom dapet morning kiss."
hoo..jadi nagih jatah tohh..kirain si Lisa mau dipecat gara- gara sikapnya kemarin seperti dugaan Wina sahabatnya itu.
"Hari ini ada pertemuan dengan PT.Venara pak....jam makan siang."
"Siaap bos" jawab Devo bersemangat
eehh???
❤️❤️❤️
Menambah sedikit riasan pada wajahnya agar terlihat lebih segar, Lisa hendak bersiap mendampingi bosnya bertemu dengan klien di restoran yang sudah di booking satu hari sebelumnya.
Diantar oleh seorang resepsionis ke meja yang telah dipesan, ternyata pak Adi sudah datang terlebih dahulu ditemani Alfa asisten pribadinya.
"Haii broo, apa kabar?" sapa Adi. Berdiri dan saling berjabat tangan, Adi dan Devo terlihat antusias, bukan karena proposal bisnis yang akan mereka tanda tangani, melainkan karena mereka sudah lumayan lama tak saling bertemu, kesibukan mengurusi perusahaan sangat menyita waktu.
"Gimana kabarnya bu Lisa? menyapa dan menjabat tangan Lisa, Alfa menarik kursi dan mempersilahkannya duduk.
"Kabar baik pak." menjawab sapaan asisten sang klien dengan senyuman ramah."
Selesai menandatangani perjanjian kontrak kerja yang telah disepakati kedua belah pihak, saatnya bersenda gurau sambil menikmati hidangan yang disajikan oleh dua orang pelayan.
" Beberapa bulan tidak bertemu, Bu Lisa makin cantik saja ya, bener ga Fa?" pujian dari pak Adi dibenarkan oleh asisten nya dengan anggukan.
"Trima kasih...pak Adi bisa aja" ujung bibir Lisa terangkat tinggi mendapat pujian dari pak Adi.
"ehhemm" melihat Lisa dengan tatapan yang tidak biasa.
Deheman Devo membuat Lisa menghentikan senyuman dan fokus melanjutkan makan siangnya.
" Ohh yaa, saya punya voucher makan malam untuk dua orang. Biasa lahh...promo restoran baru, menurut teman yang sudah kesana sih menunya spesial.Jadi penasaran pengen nyoba. Gimana kalo kamu temenin saya?"
"Boleh pak, sempet lihat juga di internet, jadi ikut penasaran nih" jawab Lisa menerima tawaran pak Adi.
"Lisa sibuk Di? saut Devo singkat pada temannya.
"hhaahh..." kenapa jawabannya ga kompak gini.
Melihat gelagat Adi sepertinya membuat Devo gerah dan ingin cepat- cepat meninggalkan tempat itu.
" Emang jam kerja di kantor lo sampe jam berapa Dev?" tanya Adi seraya tertawa.
"Dev, lo tuh kemana- mana pasti didampingi Lisa. Kasian kan, bisa-bisa cowok yang mau deketin mundur teratur tuhh. Gimana asisten lo mau dapat pasangan??" canda pak Adi pada klien sekaligus teman waktu di bangku kuliah.
"Lisa udah punya cowok!!" ucap Devo tegas.
eehh???
Wajah Devo kini tampak tak bersahabat, sepertinya Devo sudah muak mendengar ajakan dan pujian Adi pada kekasihnya.
"OK! ..sorry ya Di, kami harus pamit, masih ada urusan lain sore ini."
Bergegas meninggalkan restoran, padahal Lisa belum menghabiskan makanannya.. tapi ia harus tetap mengikuti perintah bos yang tiba-tiba bad mood.
❤️❤️❤️
"Ada ya orang sakit gigi tapi ngomongnya banyak banget" sindiran yang Devo lontarkan di dalam mobil membuat pak Agus melirik bosnya melalui kaca spion di atas kemudi.
"Siapa yang sakit gigi mbak?"
"gak tau pak." Lisa mengangkat bahu seakan tidak tau apa yang dimaksud Devo.
"Ke apartemen ya pak!" perintah Devo dengan nada menahan kesal yang sepertinya siap meledak.
"haah...ngapain?" sahut Lisa refleks.
"Ikutin aja!" perintah Devo kali ini lebih tegas.
"siap pak." jawab sang supir spontan, bingung dengan pak bos yang sikapnya berbeda kali ini membuat suasana didalam mobil hening seketika.
❤️❤️❤️
Memasuki apartemen dengan tergesa, menutup pintu dengan kasar akhirnya Devo dapat meluapkan emosi yang sejak tadi tertahan.
"Kamu tuh ga usah genit-genit gitu sama cowok!"
"Lohh,,siapa yang genit" bantah Lisa tidak terima dengan tuduhan Devo pada dirinya.
"Ya kamu! bilangnya sakit gigi, tapi cengengesan ga jelas."
degg...
Tuduhan itu memang untuk dirinya dan Lisa tak bisa mengelak lagi.
"Trus kenapa??"
waah.. Lisa mengibarkan bendera perang.
" haah... kenapa?? kamu masih tanya kenapa...aku ga suka sikap kamu begitu sama laki-laki lain"
"Hooh... terus yang kamu lakuin kemarin tuh apa??
ketawa ketiwi sama perempuan."
Ya, jelas sudah... mereka berdua sedang melampiaskan rasa cemburunya.
"Yang mana??" Devo mencoba mengingat kejadian apa yang dimaksud Lisa.
"Itu kan urusan pekerjaan." bantahnya.
"Urusan pekerjaan ga perlu cengengesan kaann!"
jawab Lisa cepat dan penuh penekanan.
Jawaban Lisa barusan dapat ia mengerti. Secepat kilat Devo menarik tengkuk gadisnya dan mencium bibir bawah Lisa dengan cepat tanpa ada aba-aba, mengerti apa yang dirasakan Lisa sejak kemarin. Ya, cemburu... itupun yang dirasakannya saat ini.
Mendapat perlakuan seperti ini sontak saja Lisa kaget dan gelagapan karena mendapat ciuman dadakan dari Devo.
Masih dengan posisi berdiri dan nafas tersengal-sengal Lisa berusaha mendorong dada bidang Devo karena hampir saja kehabisan oksigen.
Menatap wajah kekasihnya masih dengan nafas yang tak beraturan, "Aku ga suka liat kamu digoda laki-laki lain, maafin aku yaa.." Devo menyibakkan rambut Lisa yang berantakan karena perbuatannya barusan.
"iya kak."
Anggukkan kepala Lisa tampaknya sudah membuat hati Devo tenang.
Tuhh kaan..kalo Devo udah bicara dengan suara lembut hati Lisa pasti luluh, entah ada energi apa dimulutnya itu. Apakah semua perempuan yang berbicara padanya merasakan hal yang sama?
Pertanyaan itu yang kini menggelitik hatinya.
❤️❤️❤️
gitu aja ya genks...
jangan lupa like, coment dan vote nya kalo ada..
hehehe..ngarep.com neehh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Noni Kartika Wati
sadar Lisa eling itu bojone uwong
2022-08-26
1
Jumiyati
kok jadi ribut yaaa... rupanya pada cemburu..
2020-08-08
5
Abah Ebbo
wahh...ribut yaa...
2020-06-06
0