Sorry genks... ganggu malem2 gini..ku cuma mau edit paragraf terakhir yaa..punteun 🙏🙏
Taraaaa....ku hadir lagi nie genks
happy reading buat kalian semua yaach..
❤️❤️❤️
Berusaha menutupi jejak kepemilikan yang ditinggalkan Devo pada leher putihnya, Lisa panik harus bagaimana. Haaaduuh...pake baju yang mana nih. Mencoba beberapa blouse untuk dikenakan kekantor pagi ini dan semua tak bisa menyembunyikan tanda merah itu. Kalo aku pake yang ini bisa ga yaa? menempelkan sebuah blouse didepan tubuh dengan kedua tangannya, potongan leher rendah berbentuk V. iihh...gak mungkin baget dehh, dan sekejap itu pula ia melemparkannya keatas ranjang. Ya jelas saja gak mungkin, yang ada justru tanda merah itu terlihat nyata. Pilihan pertama positif gagal. hhmm,,kalo yang ini ?? mencoba blouse pilihan kedua, kaos dengan leher tinggi sudah pasti bisa menutup tanda itu..kali ini Lisa langsung memakainya , bercermin dengan percaya diri dan tiba-tiba wajahnya berubah aneh. Kok jadi kayak orang sakit sihh, melepaskan.. dan pilihan keduanya pun terlempar entah kemana. Membuka lemari untuk mengambil pilihan berikutnya, nahh yang ini pasti cocok. Sebuah kemeja berkerah warna hijau toska, penuh keyakinan ia mengenakan pilihan ketiganya. Dan saat menghadap kearah cermin Lisa berteriak histeris menunjukkan wajah putus asa, kakaaaakkk !!!!! Ternyata tanda yang ditinggalkan Devo tak hanya satu,,,tapi tiga..hahaha.. Devo nakal yaa. "Syal !!! iyaa...harus pake syal biar ketutup semua!" menggerutu sembari membongkar lemari demi mencari sebuah syal yang sangat jarang dipakai olehnya.
❤️❤️❤️
Akibat tragedi yang terjadi dikamar kost, Lisa pun datang terlambat pagi ini. Berjalan tergesa, masih dengan suara nafas yang bisa didengar Yola "bos udah dateng mbak?" tanya Lisa dengan suara pelan. " ya udah lah, tumben kamu telat, kesiangan??" jawab Yola penasaran dan diiringi dengan pertanyaan. Karena memang aneh jika seorang Lisa datang terlambat ke kantor, hal itu belum pernah terjadi sejak ia menjadi asisten pribadi Devo. "macet.." jawaban singkat dan terlalu pasaran untuk diucapkan oleh penghuni kota Jakarta.
Mengambil agenda kerja dan membawa ke ruangan Devo untuk dibacakan pada bosnya, itulah pekerjaan rutin asisten setiap pagi. Mengetuk pintu dan langsung masuk ke ruangan, maaf pak saya terlambat. " tumben..." menatap Lisa dengan senyum yang tertahan.
"iya pak, macet.." jawab Lisa bohong pada Devo tanpa menatap wajah si bos karena malu dan juga takut ketahuan kalau ia sedang berbohong.
"bukan itu...tumben kamu beda hari ini?" tanya Devo dengan sedikit nada meledek. Ya karena Devo tau itu pasti akibat kelakuannya kemarin lusa. "ini gara-gara kamu tau!!" jawab Lisa cemberut. "iissh...galak banget siie.. cantik kok..emang masih berbekas ya? coba liat.." menghampiri Lisa dan menurunkan sedikit syal di leher Lisa untuk melihat hasil karyanya.
Melepaskan tangan Devo, "iihh..kakak apaan siie..jadi bos jangan reseh dehh." Devo tergelak melihat kelakuan gadisnya. "mana?.." menagih sesuatu yang sepertinya dilupakan Lisa.
"apa??" jawab Lisa bingung karena memang tak mengerti apa yang sedang diminta bosnya.
"lupaa?..." menunjuk pipi dengan jari telunjuknya, sekarang justru Devo yang cemberut.
"hoo..." melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Devo agar lebih dekat dan mudah mengecup pipinya. Dan Devo membalas dengan mengecup bibir Lisa yang tertutup oleh lipstik merah marun. Begitulah kegiatan mereka sebelum berkutat dengan pekerjaan.
❤️❤️❤️
"Kak..pagi ini ada pertemuan dengan PT. Lieveza" Lisa membacakan jadwal kegiatan hari ini yang sudah tercatat sejak minggu lalu dan segera pamit untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Hanya berselang dua puluh menit Queenza, bos sekaligus pemilik PT.Lieveza tiba, "pagi mba, sy mau bertemu dengan pak Devo." wanita cantik itu menghampiri meja Yola, sekretaris Devo. Berdiri menyambut sang penanya, " silahkan bu, bapak sudah menunggu" bersiap mengantar tamu tersebut ke ruangan bosnya.
"Cantik ya mba?" tanya Lisa pada Yola yang baru saja keluar dari ruangan Devo. Postur tubuh tinggi semampai, rambut lurus tergerai dengan warna agak pirang, dan kalau wajah tak perlu diragukan lagi, perempuan yang melihatnya pasti akan bilang cantik, apalagi laki-laki..."iya, bos garment tuhh. Masih single lagi." jawab Yola menjelaskan.
"hoo..." Lisa hanya tau namanya saja, karena biasanya untuk segala urusan diserahkan pada asisten perusahaan tersebut.
❤️❤️❤️
"Hayy..Dev..apa kabar?" memeluk dan mencium pipi kanan dan kiri Devo. "kabar gue baik, elo sendiri gimana kabarnya? tumben lo terjun langsung ke lapangan, Derry kemana?" rentetan pertanyaan Devo utarakan sembari mempersilahkan Eza duduk. Eza adalah nama panggilan Queenza, pemilik sebuah garment yang cukup besar di Jakarta dan masih ada hubungan saudara dengan Devo. Eza adalah anak dari adik bungsu papanya. Usia mereka hanya terpaut 2 tahun, dan pernah satu sekolah waktu di SMA.
" Kebetulan gue baru balik dari Korea, yaa mumpung ada di Jakarta kan..ohh yaa..kabar anak-anak gimana?" anak-anak yang dimaksud adalah Fera, Beno, dan Tony. Mereka semua sahabat Devo, dan Eza pun mengenal bahkan ikutan gabung nongkrong bersama mereka.Lagian..Gue kan kangen sama lo Dev."
Ya, penggalan kalimat terakhir yang terdengar oleh Lisa saat mengantarkan map berisikan proposal yang harus mereka tanda tangani. Mereka terlihat sangat akrab, seakan sedang bernostalgia masa pada saat sekolah. Sebenarnya wajar-wajar saja, karena kesibukan masing-masing, mereka jarang sekali bisa bertemu. Apalagi Queenza lebih banyak menghabiskan waktunya diluar negeri. Setelah tamat SMA ia langsung berangkat ke Paris untuk melanjutkan study fashion design, karena dialah satu-satunya orang yang akan melanjutkan posisi sang ayah memimpin perusahaan garment yang sekarang ia tangani.
Keluar ruangan dengan wajah tampak lesu, perasaan tadi baik-baik aja deh, kenapa sekarang jadi kayak gitu, "kenapa Lis, kamu dimarahin bos?" tanya Yola bingung. Lisa cuma menggelengkan kepala tanpa kata. "Mbak, aku turun duluan ya." pamit pada Yola, mengambil dompet serta ponselnya dan berlalu begitu saja.
Tuh anak kenapa sih,, aneh banget kelakuannya.
padahal kan belum jam istirahat, tumben udah turun duluan.
"Ok deh, thanks ya Dev...gue pamit dulu" mengulang cipika- cipiki. "gimana kalo kita makan siang dulu?" ajak Devo. "duhh..sorry banget, bukan gue gak mau, tapi gue udah janji sama nyokap mau makan siang bareng."
"OK deh,, salam buat om dan tante ya Za.."
"siaaap bos" melangkahkan kaki keluar dari ruangan diikuti Devo mengantarkan Eza sampai pintu lift.
Ketika akan kembali ke dalam ruangan berkaca miliknya, Devo tak melihat keberadaan Lisa. Mungkin sedang menyiapkan makan siang, melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sebentar lagi kan jam istirahat.
❤️❤️❤️
Tiga puluh menit sudah terlewat dari jam makan siang, tapi sampai saat ini belum ada makanan yang disajikan. Mencoba menghubungi Lisa namun tak ada jawaban.
"Oohh..jadi gini ya..makan sendirian" menghampiri sang asisten yang sedang asik menikmati makan siangnya dengan wajah tak bersahabat dan tak ada jawaban apapun.
"Kamu tega yaa..aku kan laper.." bisik Devo pelan, khawatir karyawan lain ada yang mendengar.
"Ohh...emang kalo ngobrol sama cewek cantik laper juga yaa??" sindiran telak untuk si bos.
❤️❤️❤️
hoo...lagi ada yang cemburu nih genks...wkwkwkk..
okehh gaeess...jangan lupa like, coment dan vote juga dong buat akuh..
muaach..muaach..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Kristi Yani
pasangan ga jelas kok pake cemburu segala??? begitu ya pikiran orang selingkuh dari awal sampai akhir ga ada yg masuk akal 😶
2022-12-03
0
Noni Kartika Wati
adek... cinta tak selamanya indah....
2022-08-26
1
Anisah Sayuti
lisa jgn jadi pelakor
2021-03-18
2