Ulah Vina Ckckck...

"Baiklah kamu sudah dikamar, apa ada lagi yang kamu butuhkan?" Ucap Luke sembari menyodorkan kotak tisu kepada Vina yang sudah iya turunkan dari gendongannya kesofa yang ada dikamar Anna.

Vina hanya diam dan menundukkan kepalanya, dia terlihat sibuk membersihkan wajahnya dengan tisu yang disodorkan Luke tadi.

Luke berdiri tepat dihadapannya tak bergerak, dirinya hanya memperhatikan gadis mungil didepannya itu dengan geleng-geleng kepala.

Luke tak habis pikir dengan Vina, dirinya dan juga ketiga orang yang menyaksikan adegan jatuhnya tadi dibuat ketar-ketir panik ketika gadis itu hanya diam meringkuk dan menangis diruang tengah tadi.

Mereka takut terjadi hal yang tak diinginkan hingga mengira Vina sedang menahan sakit yang luar biasa yang membuat Vina meringkuk dan menangis, namun ternyata hal tersebut disebabkan oleh dirinya yang menahan malu dikarenakan mereka melihat dan menyaksikan dirinya jatuh dengan gaya yang konyol.

Sadar Luke yang masih memperhatikannya, membuat Vina bertambah malu dan tak berani bersuara hingga terus menundukkan kepalanya. Melihat Vina yang terus diam saja Luke pun mendekat dan mencium pucuk kepala gadis tersebut, hal itu kontak saja membuat Vina terkejut dan mendongakkan kepalanya yang disambut dengan senyuman Luke ketika pandangan mereka bertemu.

Luke bisa melihat dengan jelas mata sembab Vina serta hidung yang memerah akibat tangisannya, Luke lalu menangkup kedua pipi vina dan lagi-lagi Luke mencium Vina namun kali ini dikeningnya dan itu cukup lama.

Vina yang merasa dicium lagi oleh Luke, kali ini benar-benar dibuat hampir saja pingsan dan sesak nafas disaat bersamaan. Mendadak terasa udara diruang tersebut menipis seketika dan Vina tak mempunyai kekuatan dan tenaga lagi untuk menopang tubuhnya yang sedang dalam posisi duduk sehingga merosot dan rebah disofa.

"Heii... Vin are you okay?" tanya Luke yang melihat tubuh Vina yang tiba-tiba oleng dan rebah disofa.

"Apa ada yang sakit atau kamu butuh dokter biar aku panggil Dita ya" tanya Luke sambil berjongkok dihadapan Vina.

"Memangnya Dita siapa?" tanya Vina lemah dengan mata tertutup.

"Dokter Dita" jawab Luke singkat.

"Gak mau. Aku udah gak kenapa-kenapa, kepalaku hanya pusing saja, gak perlu dokter." Ucap Vina pelan.

"Baik kalau begitu." Luke bangun dan berbalik berniat keluar dari kamar tersebut.

Di Pintu kamar yang terbuka sudah ada Anna yang berdiri bersandar di pintu kamar tersebut, tak lupa juga dengan kedua orang yang berdiri disamping dan belakangnya. Mereka menjadi penonton dan saksi dari apa saja Luke dan Vina lakukan didalam kamar.

Sedangkan sang dokter dan juga asistennya sendiri kini berada disalah satu ruangan yang berada dilantai dua unit tersebut, dokter Dita dipanggil bukan hanya untuk memeriksa Vina tapi untuk memeriksa Luke yang semalaman tidak diketahui keberadaan nya.

Anna tadinya ingin memastikan keadaan Luke, dirinya takut kalau saja Luke lepas kendali hingga menyakiti dirinya sendiri saat tidak dalam pengawasan hingga takut kalau saja traumanya kembali kambuh kala tadi malam saat tidak diketahui keberadaanya.

Itulah sebabnya Anna meminta dokter Dita untuk datang dan mengecek keadaan Luke pagi ini, sebelum terjadi insiden terjatuhnya sang sahabat.

"Dia kenapa?" tanya Anna kepada Luke sembari memicingkan matanya menatap sang sepupu.

Luke hanya menggeleng pelan dan kembali menatap Vina yang sepertinya belum menyadari keberadaan ketiga pasangan mata yang menatap dirinya dari tadi.

"Heiii... Ditanya bukannya jawab, malah geleng-geleng aja." ketus Yuna kesal.

"Apa dia pingsan?" tanya Edo dari belakang kedua gadis yang menghadang pintu kamar.

Mendengar pertanyaan dari Edo membuat kedua gadis didepannya pun bergerak maju dan masuk kedalam kamar tersebut mendekat kearah Vina.

"Dia kenapa?" pertanyaan itu keluar lagi dari bibir Anna kepada Luke yang malah terlihat cuek seraya melangkah keluar dari kamar tersebut dan diekori oleh Edo.

"Isstt... Dasar budek, ditanya malah pergi" kesal Yuna melihat Luke yang keluar dari kamar.

"Udah Yun, biarin saja, mending kita urusin ini anak." Ucap Anna dengan menyipitkan matanya memandang Vina.

"Vin... Mending sekarang kamu bangun dan jujur, kamu itu kenapa?!!" Tegas Yuna dengan kedua tangan bertengger di pinggangnya.

Anna pun ikut menganggukkan kepalanya setuju, Vina membuka matanya sedikit seperti orang yang mengintip dan menyadari tatapan kedua sahabatnya itu seperti memiliki kekuatan laser yang bisa saja memotongnya jadi beberapa bagian.

"Gak usah ngintip-ngintip dech. Bagun cepetan, duduk yang benar trus cerita yang sebenarnya!!" Perintah Yuna dengan mata melotot menatap Vina.

"Hooh... Bangun atau aku adukan ya ke kakak mu!!" tambah Anna.

"Iya... iya ini aku bangun, tapi beneran kok ini kepalaku pusing" Ucap Vina seraya bangun lalu duduk dengan benar di sofa tersebut.

Vina tak berani menatap kedua sahabatnya yang sepertinya sedang bertanduk. Dia hanya menundukkan kepalanya dan mulai bercerita dari awal disaat dirinya memergoki Luke di dapur memukulinya, apa yang iya alamai saat jatuh yang gak estetik tadi sampai kejadian diruang tengah tadi. Iya pun mengaku bahwa dirinya menangis karena malu dan tak menyangka kalau Luke sampai memanggil dokter untuk memeriksanya.

Mendengar penjelasan Vina, Anna memijit pangkal hidungnya pelan. Rasanya otak sahabat sekaligus calon adik ipar nya itu benar perlu direparasi biar bisa digunakan dengan benar.

Sedangkan Yuna tersenyum kecut sambil menggelengkan kepalanya mendengar cerita sahabatnya itu, ingin heran tapi ini Vina begitu pikir Yuna.

Namun tak semua hal Vina ceritakan kepada kedua sahabat nya. Hal yang membuat jantungnya tak aman setiap berdekatan dengan Luke, dia memilih menyimpannya untuk dirinya sendiri.

"Vin, apa kamu punya hubungan spesial dengan tiang listrik itu ya?" tanya Yuna penuh selidik.

"Haaahh... Tiang listrik? maksudnya, hubungan apa? Ihh.. Takut kesetrum Yun" jawab Vina polos dan wajah yang bingung dengan pertanyaan sang sahabat.

"Vin, kamu suka sama Luke?" tanya Anna tiba-tiba.

Vina dan Yuna saling pandang mendengar pertanyaan Anna, lalu Vina menundukkan kepalanya menyembunyikan pipinya yang memanas mendengar pertanyaan Anna kepadanya. Vina kembali mengingat kejadian diruang makan hingga tadi saat Luke lagi-lagi menciumnya.

Sedangkan Yuna memicingkan matanya melihat sikap Vina yang diam tak menjawab pertanyaan Anna.

"Ya sudah, sebaiknya kita siap-siap berangkat ke toko yuk, udah siang ini." Ucap Anna.

Anna paham mungkin Vina sedang malu, bingung atau juga ragu dengan apa yang dirasakannya sekarang kepada Luke dan Anna tak ingin Vina terpaksa menjawab pertanyaannya.

"Astaga sampai lupakan, hari ini ada orderan yang harus diselesaikan pagi ini. Kalau sampai batal itu semua gara-gara kamu ya Vin, awas aja, aku potong gajih mu."

Yuna tiba-tiba mengomel mengingat kembali pekerjaannya dan juga orderan-orderan yang sempat terlupakan yang disebabkan oleh insiden jatuhnya Vina.

"Iya-iya aku yang salah, aku emang akan selalu salah dan tak pernah benar dimatamu." Ucap Vina memelas namun tak kalah panik juga mengingat pekerjaannya yang terbangkalai..

"Dih... Mulai dech drama nya, sana cuci mukamu itu banyak ingusnya!!"

Perintah Yuna tanpa melihat Vina lagi karena dirinya sibuk mengemasi barang-barangnya yang akan iya bawa ketoko. Mendengar kata-kata Yuna, Anna tertawa kencang terlebih melihat Vina yang tiba-tiba bangun dari duduknya berlari kekamar mandi dikamar itu.

Kurang lebih 30 menit bersiap dan merapikan diri lagi, ketiga gadis itu telah siap untuk pergi ke toko bunga yang jaraknya tak jauh dari gedung apartemen tersebut.

Yuna dan Vina terlebih dahulu keluar unit dan menunggu didekat lift karena Anna yang masih didalam unit apartemen, Anna menemui dokter Dita sebelum diri pergi ke toko. Dirinya ingin memastikan keadaan Luke yang baru saja selesai diperiksa oleh dokter Dita, dan kini Luke sedang beristirahat setelah diberi beberapa obat oleh dokter Dita.

"Bagaimana keadaannya Dit?" Tanya Anna.

"Keadaannya kurang baik, dia butuh istirahat dan tidur yang cukup. Ini beberapa obat yang harus Luke konsumsi dalam beberapa hari sampai keadaannya kembali stabil." Jelas dokter Dita sembari meminta asistennya menyerahkan beberapa obat kepada Edo yang juga ada disana.

"Apakah buruk?" Tanya Anna kwartir.

"Tidak, dia sepertinya sangat lelah. Selebihnya dia baik-baik saja. Hhmm... Ann boleh aku bertanya?" Tanya dokter Dita pelan.

"Maaf Dita, aku harus pergi kalau memang Luke hanya butuh istirahat aku akan memastikan iya beristrahat total dulu. Terimakasih banyak Dita, ohh ya.. Maaf tapi aku harap kau profesional lah, kau tau sendiri bagaimana Luke. Dia tak akan suka privasinya terganggu. Kau pasti tau dan sangat paham kan!"

Tegas Anna dengan senyum manis kemudian berlalu meninggalkan dokter Dita yang mematung mendengar kan kata-kata Anna tadi.

Edo yang dari tadi ada diruang tersebut pun memperhatikankan obrolan antar dokter Dita dan Anna, mengangguk-anggukan kepalanya seolah membenarkan apa yang dikatakan oleh Anna.

Kemudian bangun dari duduknya di sofa yang ada diruang tengah tempat dokter Dita dan Anna berbicara tadi.

Melihat Anna yang sudah melenggang keluar dari unit apartemen tersebut Edo pun mempersilahkan dokter Dita dan asistennya untuk juga meninggalkan unit tersebut karena sudah tidak ada keperluan lain untuk berlama-lama disana.

Didepan lift Yuna dan Vina nampak sedang membahas sesuatu yang membuat wajah Vina cemberut, sepertinya Yuna masih dalam mode mengomeli Vina yang membuatnya terlambat datang ke toko. Melihat itu Anna hanya tersenyum dan mengajak keduanya masuk kedalam lift yang sudah terbuka, disaat ketiga sahabat itu masuk kedalam lift dokter Dita datang bersama asisten nya dan sepertinya hendak ikut masuk kedalam lift tersebut juga namun pintu lift sudah terlebih dahulu tertutup.

Jelas hal tersebut membuat dokter Dita merasa kesal karena dirinya tak dapat melihat wajah dari gadis yang tadi begitu dekat bahkan bisa dengan mudah membuat Luke memeluk dan menggendongnya dengan posisi yang intim.

Luke yang gak habis pikir dengan kelakuan konyol Vina.

💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕

Terima kasih untuk dukungannya 💜borahe💜

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

dokternya suka itu

2023-08-13

0

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

wah curiga si dokter Dita ini naksir ma Luke lagi ampe penasaran ma si Vina begitu

2023-08-10

0

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

lah orang jatuh kejengking ya pasti pusing Vin

2023-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!