Kode

Keesokan harinya dikamarnya Vina...

Vina yang baru saja bangun dari tidurnya menggeliatkan tubuhnya dan merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku saat bangun dari tidur, lalu perlahan bangun dan duduk bersandar dikepala ranjang termenung menikmati cahaya sang surya pagi hari yang masuk dari jendela-jendela kaca yang langsung menghadap kearah tempat tidurnya.

Dari posisi Vina sekarang bisa terlihat pemandangan berupa atap dan juga lantai dua rumah para tetangga, dengan mata yang masih terasa berat Vina dikagetkan dengan gawainya yang berbunyi dimeja kecil di dekat ranjangnya.

Ada notice pesan dari aplikasi hijau, sang sahabat yang mengabarkan bahwa dirinya sudah berada dibawah sekarang sedang bersama Jack dimeja makan, setelah membaca pesan tersebut Vina segera bangun dan berjalan kearah kamar mandi untuk menuntaskan panggilan alam dan tak lupa terlebih dahulu mengambil handuk bersih yang tersedia rapi didalam rak yang berada disamping pintu kamar mandi.

Selesai mandi Vina segera bersiap karena Jack dan Yuna sudah menunggu dimeja makan dibawah, setelah siap Vina pun turun untuk menemui keduanya dimeja makan dan ikut sarapan bersama.

"Selamat pagi.." Sapa Yuna yang melihat kedatangan Vina saat menuruni tangga.

"Hai Yun, selamat pagi juga.." balas Vina seraya duduk di sebelah kakak nya.

"Selamat pagi kakakku yang ganteng." Sapa Vina dengan genit yang membuat Jack tersenyum lucu melihat kelakuan adiknya itu.

"Pagi juga sayang.." Balas Jack tak kalah genit menggoda adiknya.

Yuna yang menyaksikan interaksi kedua kakak beradik didepannya hanya tersenyum sambil membatin.

'"Andai saja aku punya saudara juga pasti akan seru"

Mereka pun melanjutkan sarapan nya sambil mengobrol ringan atau lebih tepatnya Vina dan Yuna yang mengobrol.

"Tumben pagi-pagi sudah kesini Yun?" tanya Vina setelah meneguk susu yang memang disediakan untuknya..

"Hhmm... Kamu lupa ya? Kan kamu yang minta aku jemput pagi ini!!" jawab Yuna dengan tersenyum.

"Oh yaa.. Masa iya?" jawab Vina ragu.

Yuna menatap Vina lalu memberikan kode dengan mengedipkan matanya, yang mana membuat Vina semakin bingung.

"Kamu kenapa Yun, kelilipan?" tanya Vina spontan.

"Iya ni, kok tiba-tiba aja ada debu masuk kemataku" jawab Yuna sambil pura-pura mengucek-ngucekan mata nya pelan.

Didalam hati Yuna mengumpat kesel dan jengkel dengan keonengan sahabatnya itu.

Diam-diam Jack memperhatikan mereka berdua, Jack yang melihat dan paham akan maksud dari Yuna berusaha untuk berpura-pura tidak tau dan juga tidak tertawa saat melihat wajah kesal Yuna yang frustasi dengan adiknya yang tak mengerti maksud kode dari sahabatnya itu.

"Kok bisa kemasukan debu dari mana, kan disini bersih gini juga kok bisa ada debu ya?"

Vina yang merasa keadaan sekitarnya bersih dari debu pun celingak-celinguk memperhatikan ruangan tersebut, kira-kira dari bagian mana ada tumpukan debu yang menyebabkan Yuna kelilipan. Yuna yang melihat itu pun jadi bertambah kesal sendiri dengan kelakuan oneng sahabatnya itu.

Jack yang sudah tidak tahan lagi melihat tingkah kedua sahabat itu pun memilih untuk bangun sekaligus pamit kepada keduanya.

"Baik, sepertinya aku duluan ya. Oh ya nanti sore jangan pulang telat, kakak mengundang beberapa teman untuk makan malam dirumah dan kakak harap kamu ikut ya dek. Yuna juga nginap saja disini kamu juga harus ikut makan malam nanti, dan mbak Jum tolong persiapkan makan malamnya di teras halaman samping aja ya!" perintah Jack kepada mbak Jum yang juga ada disana, yang dibalas anggukan kepala oleh mbak Jum.

Kemudian Jack pun pamit kepada kedua sahabat itu yang masih duduk dengan sarapan mereka yang masih belum habis, sebelum pergi seperti biasa Jack memeluk dan mencium sayang adiknya dulu barulah Jack melangkah ke garasi disamping dimana mang Edi sudah menunggu untuk mengantarkan Jack seperti biasanya.

Yuna yang memperhatikan sikap Jack kepada Vina membuatnya membatin ingin juga diperhatikan dan diperlakukan seperti itu juga apabila mempunyai saudara terlebih saudara laki-laki.

Sadar sepertinya sahabatnya itu sedang melamun, Vina yang sedari tadi bicara kepada Yuna tapi tak ditanggapi itu pun bangun dari kursinya mendekat kearah Yuna dan menempelkan satu tangannya kedahi Yuna dengan niat memeriksa suhu badan dan mengecek apakah Yuna sedang demam atau tidak. Yuna yang mendapat perlakuan seperti itu terkejut karena tiba-tiba ada telapak tangan yang menempel didahinya.

"Iihh gak panas kok ini!!" gumam Vina sambil mulai raba-raba wajah sang sahabat, dan Yuna pun mendengus kasar merasakan ulah Vina yang meraba-raba wajahnya.

"Emang aku gak kenapa-kenapa juga ihh" gemes Yuna sambil menepis tangan Vina yang masih menempel di wajahnya.

"Abis kamu tiba-tiba bengong gitu, aku kira kenapa-kenapa. Misalkan ya kamu kesambetkan biar aku bisa cepat guyur pake air Yun, kaya di video-video yang diviral itu loo."

"Video kesurupan maksudmu?" tebak Yuna kesal.

"Iya Yun, bener hehehe.." jawab Vina cengengesan

" Udah ah, lama-lama kesurupan beneran aku." Kesal Yuna.

"Jadi, kenala? Aku beneran gak ngerasa minta dijemput kayaknya pagi ini?!!!" tanya Vina dan menatap heran kearah Yuna yang tersenyum.

"Yun kalau kamu senyum-senyum gitu aku beneran takut ini" takut Vina.

"Baik lah, ayo!!!" Yuna langsung berdiri dari duduknya dan menarik tangan Vina untuk mengikutinya keluar dari rumah menuju kemobilnya yang ada diparkir depan garasi, tak lupa sebelumnya pamit kepada mbak Jum sambil menyeret Vina sebelum menuju mobilnya.

Mbak Jum hanya melambaikan tangannya setelah Yuna berpamitan, bagi mbak Jum sudah biasa melihat kelakuan nona dan para sahabatnya.

Setelah mereka berdua masuk kedalam mobil, Yuna langsung tancapkan gas menuju sebuah cafe yang masih ada didalam komplek perumahan yang sama dengan kediaman Vina sekeluarga, letak nya berada diujung komplek yang memang berdekatan dengan salah satu portal jalan keluar masuk nya di komplek tersebut.

Tak butuh lama, mobil yang membawa kedua gadis tersebut tiba diparkiran cafe tersebut dan Yuna segara turun dari pada meladeni pertanyaan Vina yang dilayangkan kepadanya semenjak tadi, bertanya alasan kenapa menculiknya hanya untuk dibawa ke cafe? Kenapa gak dibawa liburan atau healing ketempak yang lebih bagus.

"Yuna.... Yun tunggu woi, ih main tinggal aja. Tadi aja main serat-serat sekarang malah ditinggalkan begitu saja!!" Omel Vina seraya keluar mobil dan mengejar Yuna.

Yuna berdiri didepan pintu masuk cafe menunggu Vina yang berlari kecil mengejar seraya masih mengomel.

"Jahat banget sech, udah diseret trus ditinggalkan begitu saja, kamu kira aku apa hah?" drama dimulai.

"Mulai dech dramanya, ayok mau masuk ga?" Yuna lagi-lagi menyeret Vina untuk masuk kedalam cafe.

"Astaga...."

Kaget Vina yang lagi-lagi diseret Yuna, dan lagi-lagi Vina menurut saja mengikuti kemana Yuna membawanya, setelah mendapatkan meja mereka duduk dan seorang pelayan datang mendekati mereka menawarkan menu yang ada di cafe tersebut.

"Silahkan kakak-kakak, ini daftar menu yang bisa dipesan." Sapa pelayan tersebut ramah sambil menyerahkan lembaran daftar menu.

"Aku mau mochachino 1 dan juga affogato 1 lalu mozzarella stick dan butter croissant trus latte nya 3, take away ya mbak" Yuna selesai memesan lalu menyerahkan daftar menu nya kembali kepada sang pelayan.

"Baik kakak, saya ulang ya. mochachino 2, affogato 1, latte 3, mozzarella stick dan butter croissant juga. Mohon ditunggu ya kak." Setelahnya pelayan tersebut pergi untuk menyiapkan pesanan mereka.

"Kenapa gak langsung pesan ke depan aja, tuh orangnya ada." tunjuk Vina dengan dagu nya mengarah ke seorang barista yang sedang sibuk meracik kopi.

"Biar aja, aku malu Vin" jawab Yuna sambil tersenyum menatap sosok sang barista.

"Kalau suka sama deketinlah jangan cuma diliatin doang, cari tau dia juga suka gak sama kamu. Ya jaga-jaga aja kalau ternyata dia gak suka ama kamu atau ternyata dia sudah punya pacar. Kan aku takut kalau kamu sampai mau bunuh nanti nya!!" ujar Vina panjang lebar yang membuat Yuna melirik sinis sahabatnya itu.

Yuna tak menjawab, dia hanya memandang sahabat nya itu dengan malas dan mendesah kasar, dalam benak Yuna pun membenarkan apa yang Vina katakan bahwa dia harus mencari tau tentang pria yang sudah lama iya taksir itu apa juga menyukainya atau tidak. Tapi kalau pun jawabannya tidak pun bukan berarti Yuna akan bunuh diri, rutuk Yuna dalam hati nya.

"Yun, diajak ngomong juga malah diam aja. Eh iya, kamu jadikan nginap dirumah ku malam ini?"

"iya."

"Bener ya, awas kalau berubah pikiran." Vina mengedarkan mata nya mengelilingi cafe tersebut sampai mata nya bertubrukan dengan salah satu mata yang menatap diri nya dengan sinis.

"Astagaaaa... Kok ada lampir!!!" ceplos Vina spontan sambil memukul tangan Yuna spontan.

"Apa sech Vin, rusuh amat!!" kaget Yuna yang tiba-tiba dipukul oleh Vina, walau pun tak seberapa sakit tapi cukup menggangetkan.

"Itu Yun, ada si lampir tu" bisik Vina tepat ditelinga Yuna.

"Hahh... Dimana Vin?

Yuna spontan menoleh kekanan dan kekiri mencari keberadaan silampir seperti yang Vina sampaikan.

"Mana Vin, gak ada?"

Yuna masih saja mengedarkan pandangan mencari keberadaan orang yang dimaksud tapi tetap tak melihatnya. Sampai sang pelayan kembali kemeja mereka untuk menyerahkan pesanan yang sudah selesai dibuatkan.

Setelah menyelesaikan pembayaran, Yuna dan Vina pun keluar dari cafe tersebut menuju parkiran mobil. Namun saat mendekati parkiran, mereka bertemu dengan orang yang Vina sebut lampir didalam tadi.

"Wah.. Wah.. Lama gak ketemu ya, masih lengket aja ni duo mochi."

Sapa orang tersebut sambil bersandar pada pintu mobilnya yang terparkir disebelah mobil Yuna ternyata.

"Eehh.. Koq kaya ada yang berubah ya, tapi apa ya?"

Vina memperhatikan penampilan perempuan dihadapkannya dari atas sampai bawah, sedangkan Yuna hanya menatap perempuan yang mereka pangil lampir itu dengan sinis tanpa berniat membalas sapaannya tadi.

"Udah lah, malas banget dech berurusan dengan para mochi kaya kalian" ucapnya kemudian segera masuk kedalam mobilnya dan pergi dari hadapan Vina dan Yuna.

"Dih songgon banget dia, siapa juga yang mau berurusan dengan lampir." Balas Vina kesal.

Yuna masih diam dan juga langsung meninggal kan Vina yang masih ngoceh-ngoceh, sadar Yuna yang telah masuk mobil Vina pun buru-buru ikut masuk kedalam mobil. Takutnya ditinggalkan oleh Yuna karena pasti suasana hati Yuna sekarang sedang tidak baik-baik saja setelah bertemu silampir sejak lama telah mengibarkan bendera permusuhan.

Sepanjang perjalanan dari cafe menuju toko bunga, hening.. Yuna hanya diam sambil menyetir sedangkan Vina lebih memilih diam tak bersuara dan setelah dilihat lagi ternyata Vina tertidur.

💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜

Terima kasih untuk dukungannya 💜borahe💜

Terpopuler

Comments

Bin's

Bin's

dimana-mana ada lampir🤣

2023-10-21

1

Bin's

Bin's

dibilang bener.. juga tidak salah perkataan Vina ini/Facepalm/ wajar juga Yuna kesel wkwkw

2023-10-21

1

Ney Maniez

Ney Maniez

siapa lmpir🤔🤔🤔🤔

2023-08-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!