Kembali ke Vina dan Yuna sekarang sedang dalam perjalan pulang menggunakan simerah yang antik kesayangan Vina, sebenarnya yang Vina memaksa untuk mengantarkan Yuna pulang terlebih dahulu apartemennya yang letak nya tak terlalu jauh dari komplek pertokoan dimana toko bunga mereka berada. Dimana sebenarnya hanya dengan berjalan kaki melewati jembatan penyebrangan yang menghubungkan kedua wilayah tersebut yang ada bisa ditempuh dengan waktu +30 menit.
Dikarenakan mobil Yuna masih dibawa oleh sepupunya, jadilah Vina memaksa untuk mengantarkan Yuna pulang dengan alasan takut sahabat tersayangnya itu akan diculik para penjahat bila nanti pulang sendiri.
Dan tentu saja Yuna menolak diantarkan dengan alasan seperti itu, sempat pula terjadi perdebatan unfaedah antara kedua sahabat itu dimana Vina melancarkan dramanya dengan segala prasangka buruknya kalau Yuna pulang sendiri apalagi awalnya Yuna ingin pulang dengan hanya berjalan kaki.
Yuna pun mengalah dan segera duduk di jok penumpang simerah dengan muka yang masam, sedangkan Vina dengan riang nya mengemudikan stang simerah menuju apartemen sang sahabat tersayangnya.
Alhasil jarak tempuh yang mereka lalui pun kurang lebih 1,5 KM dikarena kan harus memutar jalan dikarena jalur motor dan mobil yang berbeda, ya belum lagi lampu merah dan macet di jam pulang seperti sekarang.
“Yeiiii.... Sudah sampai Yun.” ucap Vina ceria tanpa sadar wajah masam Yuna yang turun dari simerah seraya melepaskan helm dari kepalanya.
“Hhmm...” Yuna menyahut malas.
“Issttt... kok hmm aja sech, makasih kek gitu!! Kan udah dianterin loo” protes Yuna.
“Siapa juga yang minta diantar?!!” jawab Yuna ketus, masih jengkel rasa nya.
“Iya dech iya, besok-besok aku anterin lagi ya. Apa perlu aku jemput sekalian juga besok pagi?” tanya Vina antusias.
“Ogah!!!!!!” pekik Yuna seraya menatap Vina sinis.
“Hehehehe.... Cantiknya yang lagi ngambek, dah aku langsung balik ya!!!” ujar Vina seraya langsung tancap gas simerah.
Yuna dibuat melongo dengan ulah sahabat yang langsung tancap gas, ngeselin.
“Dihhh... Main pergi aja tu manusia nyebelin, untung sayang coba kalau gak dah aku loakin kan lumayan buat jajan cilok.” Yuna bergumam sendiri sambil menatap Vina yang sekarang sudah menghilang dari pandangan.
Setelah nya Yuna pun melangkah masuk kedalam gedung apartemennya, menuju lift yang akan membawa dirinya ke unit yang iya tinggali. Sesampai dilantai dimana unitnya berada, Yuna keluar dari lift berjalan menuju unit yang menjadi tempat huniannya selama ini.
Tapi aktifitas dari beberapa petugas kebersihan pada unit yang ada diujung lorong dilantai tersebut menyita perhatian nya, Yuna pun mendekat ke unit tersebut dan mencoba untuk bertanya pada salah satu petugas kebersihan yang kebetulan iya kenal.
“Permisi mbak, lagi bersih-bersih ya? Emang ada yang mau menempati atau mau disewakan kah?” tanya Yuna yang penasaran.
“Eh mbak Yuna, ini dapat perintah dari atasan buat
bersih-bersih sama ngisi stok makanan seperti biasa tadi pagi mbak. Sepertinya akan ada yang tinggal tapi entahlah mbak soal nya boss cuma kasih perintah bersih-bersih aja mbak” jawab sang petugas dengan ramah, karena memang iya sudah mengenal Yuna karena iya juga sering diminta untuk bersih-bersih di unitnya Yuna.
“Kalau unit diatas apa juga dibersihkan juga mbak?” tanya Yuna lagi.
“Wah kalau unit diatas saya gak tau mbak, soal nya bukan wilayah kerja saya hehehe.”
“Oohh gitu ya, kali aja mbak Aca tau.. Kan mbak Aca signal radarnya kencang hehehe”
“Ah mbak yuna bisa aja hehehe, saya masuk dulu kerjaan masih belum kelar mbak nanti bisa-bisa saya dimarahi lagi ama boss” ujar petugas kebersihan itu yang bernama Aca atau yang sering dipanggil dengan mbak Aca pamit untuk melanjutkan pekerjaannya.
“Iya mbak, silahkan lanjut kerjaannya hehe tapi kalau ada kabar terbaru kabar-kabari ya mbak.” Timpal Yuna sambil melangkah pelan kembali keunitnya setalah dijawab acungan dua jempol dari mbak Aca yang juga kembali masuk kedalam unit yang sedang iya dan 2 petugas lainnya bersihkan.
“Aku harus kabari Vina ini!!” Gumam Yuna sambil memencet sandi pintu unitnya kemudian masuk kedalam unitnya.
......................
Sedangkan Vina sendiri sekarang baru saja sampai di garasi rumah, setelah memarkirkan simerah Vina segera masuk kedalam rumah melalui pintu yang ada di garasi yang terhubung dengan ruang makan. Vina sejenak menghentikan langkah nya saat hendak melangkah naik kelantai atas, Vina mengamati ruangan tengah yang lengang serta suasana rumah pun nampak sepi.
“Kemana sech para penghuni rumah?! Kok sepi gini, kan horor gitu jadinya. Entar kalau tiba-tiba mbak Kunti lewat trus liat rumah ini sepi kan bisa aja mbak Kunti jadi pengen mampir gitu, trus nyantai-nyantai duduk di sofa gitu trus ngerasa nyaman jadi dech ngajak teman-temannya buat party disinikan lucu juga hehehehe....” Oceh Vina cekikikan sendiri sambil menjejakan langkahnya ketangga yang mengantarkannya kelantai dua dimana kamarnya berada.
Tanpa Vina sadari ada mbak Jum yang memperhatikannya sedari masuk tadi, dari area didepan dapur mbak Jum berdiri memandang aneh kearah Vina yang bicara dan cekikikan sendiri sambil naik kelantai dua menuju kamarnya.
“Non Vina kenapa ya, masa iya kesambet ya?”
Mbak Jum bergumam sambil bergidik ngeri kemudian berbalik lalu berlari masuk ke area belakang rumah yang memang diperuntukan untuk para pekerja di rumah itu.
Awal nya mbak Jum berniat naik kelantai atas untuk mengambil peralatan bersih-bersihnya yang tadi dia tinggalkan di area balkon lantai dua setelah iya gunakan untuk membersihkan taman yang ada di balkon tapi hal tersebut iya diurungkan karena takut biar besok saja pikirnya.
Sesampainya Vina dikamar, Vina menghempaskan tubuh mungilnya ke sofa yang ada dikamar tersebut.
“Berendam enak ni, sambil konser lebih mantab pastinya." Ucap Vina sambil mulai melepaskan satu persatu kain yang menempel pada tubuhnya lalu iya pun bangun dari sopa dan berjalan menuju kamar mandi namun sebelumnya iya tak lupa mengunci pintu kamar nya terlebih dahulu.
Sesampainya didalam kamar mandi, Vina pun memulai ritual mandinya tak lupa mencepol tinggi rambutnya terlebih dahulu sebelum memulai konser dangdutannya. Sambil berendam Vina pun mulai bersenandung tak jelas tak lupa kepala yang goyang ke kiri dan kanan mirip dengan boneka tempel yang sering nangkring diatas dashboard mobil.
Selesai berendam Vina pun menuju shower untuk membilas tubuhnya lalu melanjutkan ritual selanjutnya yaitu keramas.
Setelah selesai mandi, Vina yang masih menggunakan handuk kimono lengkap dengan handuk kecil yang membalut rambut basah diatas kepalanya, Vina keluar dari dalam kamarnya dan turun kelantai bawah menuju area dapur untuk mengambil air putih karena merasa kan haus setelah konser yang berlangsung tadi selama iya mandi.
"Duhh kering kerontang tenggorokanku." Gumam Vina sambil membuka lemari pendingin dan mengambil botol air mineral yang tersedia.
"Eh ada non Vina toh.. Aduh non saya kira siapa tadi?!!" kaget mang Edi setelah menyalakan lampu yang ada di area dapur.
"Mang Edi, mau buat kopi ya? Vina malas nyalain lampu mang soal cuma mau ngambil minum aja" jawab Vina telah menuangkan air kedalam gelas lalu meminumnya.
"Iya non, ini mau buat kopi sekalian buat Slamet ama Jojo juga biasa non lagi main catur didepan" jawab mang Edi.
"Ohh.. Iya silahkan mang. Oh ya mang orang rumah pada kemana ya kok sepi?" tanya Vina seraya mengambil beberapa snack dari laci yang ada di dekat lemari pendingin yang mana memang laci tersebut khusus untuk menyimpan stok snack dan beberapa coklat juga permen.
"Kalau den Jack tadi sore keluar sama temannya non, nah kalau bapak sama ibu kan sedang keluar kota katanya 2 sampai 3 hari. Non Vina emang gak dikabari ya?" jawab mang Edi seraya sibuk menyeduh kopi dan teh untuknya dan teman-temannya juga.
"Oh iya mang, Vina lupa tadi mamah ada telpon kok ngasih tau kalau lagi perjalanan ketempat oma dibandung" jawab Vina sambil menepuk jidat nya.
Mang Edi hanya tertawa melihat tingkah majikan nya yang masih muda tapi sudah pelupa hehehe..
"Non saya permisi, ini sudah selesai mau ke depan dulu." Mang Edi pamit untuk kembali kegajebo depan dekat pagar rumah tempat yang iya dan teman-temannya untuk berjaga sambil main catur.
"Iya mang, silahkan dan ini mang buat teman minum kopi sama teh nya" Vina menyerahkan beberapa bungkus snack yang iya ambil tadi dari dalam laci.
"Wahh... Makasih banyak non, kalau gini kan makin semangat main catur nya non" Jawab mang Edi senang.
"Iya mang, sama-sama. Kalau kurang nanti ambil aja lagi mang gak usah malu ya." Jawab Vina sambil melenggang kembali kelantai atas sambil membawa sebotol air mineral.
Mang Edi pun hanya mengangguk sambil tersenyum kemudian melangkah kan kaki kembali ke depan menuju gajebo yang sudah teman-teman nya untuk bermain catur lagi.
Mang Edi dan Jojo adalah supir yang dipekerjakan di keluarga Tirtayasa sedangkan Slamet sendiri adalah satpam di komplek tersebut yang sering main catur dan ikut nongkrong bersama mang Edi dan Jojo kalau tidak ada jadwal jaga dimalam hari.
💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜
Terima kasih untuk dukungannya 💜borahe💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
kok mbok Jum cuma memperhatikan Vina ya nggak menegurnya saat Vina datang tadi 🤔
2023-08-07
0
Ney Maniez
nona yg ramah👍👍🤗🤗
2023-08-07
0
pєkαᴰᴼᴺᴳ
artis kamar mandi ya Vina 🤣🤣
2023-08-05
1