Korban sepatu

Setiap harinya Vina bekerja di toko bunga yang dia kelola bersama sang sahabat Yuna, usaha toko bunga ini sendiri sudah mereka rintis selama 1 tahun terakhir. Toko bunga itu pun kini telah memiliki beberapa pelanggan tetap, hal tersebut juga didukung dengan letak toko yang berada dikawasan pertokoan yang ramai pengunjung dan tak hanya itu diarea tersebut pun terdapat beberapa cafe dan restoran yang menjadikan tempat tersebut selalu ramai.

Setelah menempuh 30 menit perjalanan dari rumah menuju toko dengan mengendarai simerah, Vina pun tiba ditempatnya biasa memarkirkan simerah diarea belakang bangunan toko nya yang memang dikhususkan untuk tempat parkir pemilik toko dan para kerja disana.

“Selamat pagi semua.....” Teriak Vina menyapa para pekerja yang ada di toko tersebut, rutinitas yang selalu Vina lakukan setiap pagi kala dirinya baru datang.

“Selamat pagi dan selamat datang boss!” jawab para pegawai serentak karena sudah tau siapa yang menyapa mereka dengan berteriak setiap pagi.

“Vin, kaya nya kita perlu menyediakan asuransi THT buat mereka bertiga sama buat aku juga.” Yuna bicara dengan menatap sinis Vina.

“Loo... Emang kenapa, seperlu itu ya?” Vina bertanya dengan wajah polos dan lugunya.

“Kamu emang gak sadar apa?! Tiap pagi itu harus apa teriak-teriak kaya Tarzan lagi konser?!! Yuna dalam mode emak-emak ngomel hehehe

“Mana ada Tarzan bisa konser Yun? Iisttt... Aku kan hanya menyapa loo!!” jawab Vina dengan muka yang memelas.

“Dasar ratu drama!!!!”

“Hehehe... Love you besti” Vina mencubit gemas pipi Yuna kemudian berlalu menuju meja kerja nya untuk mengecek apa saja pesanan yang harus dikerjakan untuk hari ini.

Ketiga pegawai disana sudah tidak heran dengan perdebatan dan tingkah absud juga terkadang konyol kedua bossnya, yang tak jarang menjadi hiburan tersendiri untuk mereka. Setelahnya mereka disibukan dengan aktifitas nya masing-masing.

Dimeja kasir Yuna sedang mengecek stok ketersedian bunga yang mereka miliki dan juga orderan yang masuk melalui online. Sedangkan Vina dibantu dengan salah satu pegawainya sedang merangkai beberapa buket bunga yang merupakan orderan untuk hari ini dan akan dikirimkan sebelum jam makan siang.

“Vin, orderan untuk siang ini jangan lupa ya!!!” Suara Yuna tiba-tiba menggelegar.

“Iya-iya ini lagi on proses boss" jawab Vina yang tak kalah nyaring.

Astaga ini toko bunga apa rumah Tarzan ya guys?! 😁

3 jam kemudian......

“Yun, yang lain pada kemana koq sepi?”

“Lagi keluar” jawab Yuna yang masih fokus dengan layar tabletnya.

“Loo mereka keluar semua? Koq barengan sech?!!”

Vina menatap Yuna bingung karena hanya diri nya dan yuna saja di toko sedangkan para pegawai nya keluar entah kemana.

“Hmm.. Coba dicek sekarang jam berapa?!”

Jawab Yuna seraya mengalihkan perhatian nya dari layar tabletnya kemudian menatap wajah sahabatnya yang menurutnya sedang dalam mode menyebalkan..

“Haah.. Jam, dan apa hubungan nya?”

Vina pun mendongak menatap jam diding besar yang tergantung estetik diatas meja kasir yang sekarang yuna tempati.

Vina pun hanya nyengir kuda setelah menatap jam, Yuna yang gemas ingin rasa nya menjitak kepala sahabatnya itu tapi sayangnya Yuna masih sayang dengan sahabatnya yang imut namun ngeselin itu.

“Bilang dong kalau udah jam makan siang.” Protes meluncur dari bibir Vina.

Yuna hanya menatap sahabatnya malas dan menghembuskan napas kasar demi mengurangi rasa kesal yang tiba-tiba saja menghinggapi disebabkan oleh protes dari bibir sahabatnya. Itu.

Yuna berdiri dari duduknya dan mematikan tablet nya kemudian meletaknya di laci lalu meraih kunci toko kemudian menggandeng tangan sahabat nya sedikit menyeret nya untuk keluar toko.

Vina yang digandeng hendak protes lagi saat tiba-tiba Yuna menyeretnya keluar dari toko tapi terpaksa iya urungkan saat melihat wajah sahabatnya itu yang sedang dalam mode galak. Vina memilih diam dan pasrah saja saat diseret Yuna untuk berjalan menuju restoran yang berjarak tidak terlalu jauh dari toko mereka, setelah Yuna mengunci toko nya.

Setelah menghabiskan makan siang nya, mereka pun bergandengan tangan keluar dari restoran dan berjalan kembali ke toko mereka. Dimana didepan toko nya sudah ada yang menunggu.

“Yun, seperti ada orang dech, siapa ya?”

“Ohh itu sepupu ku..”

Vina hanya mengangguk-angguk saja mendengarkan Yuna bicara.

“Kebetulan hari ini akan datang kiriman yang lumayan banyak jadi aku minta tolong dia buat gantiin Sara ngirimin orderan yang ada, sekalian dia mau pinjam mobil ku gitu” Yuna menjelaskan seraya mereka berjalan kembali ke toko.

“Oohh begitu ya, trus bayar jasa kurirnya gimana Yun?” tanya Vina kembali.

“Hahahaha.... Itu sech gampang.” jawab Yuna enteng.

“Koq ketawa sech, hhmm... sebentar ini maksud nya? Apa jangan-jangan gak dibayar ya?” tebak Vina karena curiga dengan jawaban Yuna.

“Yapp.. Ya hitung-hitung berhemat untuk biaya kurir hehehe.” tawa reyah Yuna mengudara

Obrolan mereka terhenti karena sudah sampai didepan toko mereka, Yuna pun bergegas membuka toko setelah menyapa sang sepupu dan menyerahkan kunci mobil kepada sepupu nya.

Tak lama ketiga pegawai toko pun datang karena memang jam makan siang juga sudah berakhir, Yuna meminta Sara dan juga salah satu pegawai yang lain untuk membantu memindahkan buket-buket bunga yang akan dikirimkan ke pemesan buket-buket bunga tersebut.

Vina dan Yuna baru selesai menyusun buket-buket bunga yang akan dikirim ke dalam mobil yang akan digunakan oleh sepupu nya dan juga merangkap sebagai kurir gratisan hari itu. Setelah dikira cukup aman untuk buket-buket bunga tersebut mereka pun akan kembali ke dalam toko, pada saat mereka membalikan badan tiba-tiba ada seseorang berdiri dihadapan mereka yang mana membuat kedua nya terkejut dan secara reflek memukuli orang tersebut.

Merasakan sakit yang datang bertubi-tubi orang tersebut berteriak dan berusaha untuk lari tapi naas Vina sudah lebih dahulu melayangkan sebelah sepatu nya ke kepala orang tersebut, yang mana jeritan kesakitan semakin nyaring dan mengundang para pegawai didalam toko berhamburan keluar menuju sumber suara yang mereka dengar.

Mereka melongo melihat kedua bossnya yang sedang melakukan penganiayaan terhadap seorang pemuda ganteng yang sekarang sudah babak belur, hingga suara jeritan yang semakin nyaring membuat Yuna pun tersadar siapa yang sedang iya pukuli.

“Yaaaaaiiiiii.... Astaga, kamu gak apa?” tanya Yuna setelah sadar.

Vina pun tersadar dan berhenti setelah mendengar perkataan Yuna.

“Astaga... Duh maka nya jangan ngagetin gitu dong. Duuhh... Sayang sepatu ku.” ucap Vina santai sambil mengambil kembali sepatu nya yang tadi sempat melayang ke kepala sang korban, kemudian berlalu masuk kembali kedalam toko dengan satu kaki nyeker.

“Sara tolong ambil kan kotak P3K dong!” perintah Yuna kepada satu pegawai nya yang masih disana menyaksikan apa yang terjadi.

“Iya boss, saya ambil dulu.” Sara langsung berlari masuk kedalam toko mengambil kotak P3K yang dimaksud.

Kedua teman nya pun ikut masuk juga kedalam toko dan kembali dengan pekerjaan masing-masing setelahnya dan Vina sendiri sudah berada balik meja kerja nya disudut ruang di toko tersebut dimana biasa nya dia akan menghabiskan waktunya untuk merangkai bunga-bunga sesuai pesanan yang masuk atau juga terkadang belajar merangkai bunga menjadi buket-buket yang indah atau yang lucu.

Kembali ke Yuna.

Sara kembali dengan membawa kotak P3K dan menyerahkan kotak tersebut kepada Yuna setelahnya Sara pun masuk kembali kedalam toko.

"Makanya jangan suka ngagetin kaya gitu, tiba-tiba muncul gitu gak lucu tau mana udah kayak hantu aja." omel Yuna seraya membantu mengobatin luka-luka sepupunya yang mana disebabkan olehnya dan Vina.

"Issttt... Pelan-pelan dong, perih tau. Dasar kalian aja yang langsung main hajar, gak lihat-lihat dulu siapa!!" Protes sepupu nya sambil menahan perih.

"Ya sudah, tunggu sebentar ya"

Yuna meninggalkan sepupunya masuk kedalam toko membawa kotak P3Knya, setelah mengoleskan salep memar dan juga menempelkan beberapa plester luka dan tak lama Yuna pun kembali dengan daftar list alamat para pelanggan yang harus diantarkan pesanan nya.

"Ini daftar list dari para pemesan dan alamatnya juga, nanti kamu tinggal cocokan aja nomor yang ada di setiap buket dengan daftar yang ada dilist."

Yuna menyerahkan kertas yang berisi daftar list alamat para pemesan buket bunga yang perlu dikirim.

"Iya baik tapi gimana ini dengan luka-luka ku?" Tanya sang sepupu dengan muka yang masih menahan perih

"Oh iya ini juga, uang buat bensin nya. Kalau buat luka mu ya kamu obati saja sendiri. lagian salahmu juga muncul tiba-tiba dah kayak hantu aja."

Setelahnya Yuna pun masuk kedalam toko meninggal kan sepupunya yang dibuat melongo mendengar jawaban Yuna tadi.

"Issttt.. Dasar kalian tapi lumayanlah dapat duit juga" ujar sang sepupu masuk kedalam mobil setelah menghitung jumlah lembaran biru yang iya terima dari Yuna dan tak lama iya pun berangkat mengantar kan buket-buket bunga tersebut.

Sepupu Yuna yang jadi korban sepatu Vina, malang nya nasib mu mas kurir hehehe...

💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕💜💕

Terima kasih untuk dukungannya 💜borahe💜

Terpopuler

Comments

Naa.

Naa.

borahe hy my

2023-11-13

1

Naa.

Naa.

rame banget pasti toko bunganya

2023-11-13

1

Ney Maniez

Ney Maniez

masih nyimak si duo sahabat🤗🤗

2023-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!