Billionaire Husband

Billionaire Husband

Chapter 1

Selamat datang di karya kedua Author"-"

Yang sudah mampir, please take the time to like and comment.😊

🍒 Happy reading 🍒

...***...

Sepasang kaki jenjang melangkah keluar dari Airport. Suara sepatu heels nya membuat perhatian semua orang disana tertuju padanya. Ditangan sebelah kirinya tengah menggandeng seorang anak kecil dengan permen lolipop yang menempel dimulutnya seolah dia takut kehilangan permen itu.

Semua orang terkagum melihat ibu dan anak itu. Mereka terlihat sangat keren dan bahkan kebanyakan dari orang disana lebih memusatkan perhatiannya pada anak laki-laki itu. Namun, mereka berdua tidak perduli, karena mereka sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.

"Mom, apakah ini tempatnya?" Anak laki-laki kecil itu bertanya dan menengadah melihat Mommynya dengan mata biru cerahnya yang lucu dan membuat Khatleen tidak bisa menahan senyumnya.

"Iya." Khatleen mengangguk sambil melihat ke sekelilingnya. Taksi yang dia pesan secara online ternyata sudah menunggunya. Sopir melambaikan tangan padanya saat melihat keberadaan mereka. Kemudian sopir itu turun dan membantu mengangkat barang bawaan mereka masuk kebagasi mobilnya.

Saat mobil melaju keluar dari bandara, Mata Khatleen membaca papan nama yang mana memiliki tulisan,

...WELCOME BACK TO IBU KOTA...

Ya, dia disambut kembali ke tanah neraka yang telah dia coba tinggalkan sebelum melarikan diri untuk hidupnya.

Dia sama sekali tidak memimpikan untuk kembali kekota ini lagi. Namun, dia terpaksa kembali lagi karena rencana takdir yang sudah tertulis untuknya.

...THREE YEARS AGO...

"Khatleen, apa kamu sudah selesai?" Nadia berteriak padanya dari tempat duduknya. Rambutnya diikat dengan gaya kuncir kuda dan ditangannya ada sekantong keripik kentang. Nadia sedang menonton film dengan sangat serius dan terkadang dia berteriak saat melihat adengan yang memicu adrenalinnya.

"Iya, aku hampir selesai. Aku hanya perlu memperbaiki ini dan itu." Khatleen berkata dan kemudian dia bersenandung.

Dia akan pergi ke suatu tempat yang sangat penting makanya dia sedikit terburu-buru. Dia berdiri didepan sebuah cermin, memandangi dirinya dengan penuh kebahagiaan, dia mengenakan gaun merah dengan rambut ditata disamping sehingga membuatnya terlihat klasik.

Orang-orang percaya bahwa warna merah mampu menarik perhatian semua orang terutama kaum pria. Dia akan mencoba untuk menarik perhatian calon suaminya. Tidak lupa juga Khatleen mengoleskan lipstik merah menggoda dibibir tebalnya.

Kalau saja bukan temannya yang memaksanya untuk memakai riasan, mungkin dia tidak akan mau repot-repot melakukannya. Khatleen mengambil ponselnya, dia ingin menghubungi tunangannya namun sayangnya nomornya tidak dapat dihubungi.

"Aku ingin tahu apa yang salah kali ini. Kuharap dia tidak marah." Khatleen bergumam dan mengenakan sepatu heels hitamnya sebelum meninggalkan ruangan tersebut.

Ketika dia sampai di ruang tamu, Nadia melihat wajah nya dan dia tidak bisa menahan geli.

"Oh oh oh. Kamu terlihat luar biasa, sahabatku." Nadia memujinya.

"Menurutmu? Apa ada kesalahan dalam pakaianku?Bagaimana menurutmu?" Khatleen bertanya dengan penuh semangat. Nadia menggelengkan kepalanya, dia berdiri sambil mengacungkan jempolnya.

"Khatleen, kamu harus tenang. Dia adalah manusia dan dia adalah tunanganmu. Jangan gugup. Lagipula, ini bukan pertama kalinya kamu bertemu dengannya. Tapi, kamu selalu segugup ini, sudahlah. Dialah yang mengundangmu dan kamu harus membuatnya terkesan, jangan takut karena dia bukan monster." Nadia menyemangati temannya yang konyol itu.

"Kau tahu aku sudah lama tidak melihatnya. Kau tahu sendiri aku ini sibuk dan dia juga tidak banyak bicara padaku. Bagaimana jika dia ingin putus denganku atau meminta yang lainnya?" tanya Khatleen pada Nadia.

Nadia menyentil dahi Khatleen dan melingkarkan lengannya dibahu Khatleen lalu menjawab.

"Jangan khawatir. Pergilah ke sana dan jadilah dirimu sendiri, hanya itu yang harus kau lakukan."

"Baiklah, tidak masalah. Aku akan menemuimu nanti."

"Selamat tinggal." Nadia melambaikan tangannya dan Khatleen pergi meninggalkan rumah.

"Serial ini semakin membosankan dari yang kukira." Nadia bergumam dan kemudian menjatuhkan pantatnya disofa.

...***...

Khatleen melihat sekali lagi alamat yang dikirim oleh tunangannya. Sepertinya ini sebuah hotel. Dan hotel ini bukan sembarang hotel, hotel ini adalah hotel yang terkenal dikotanya.

Khatleen mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil, disana banyak sekali toko-toko dan orang-orang yang berlalu lalang. Khatleen berpikir bahwa dia harus tiba tepat waktu. Jadi, Khatleen menambah kecepatan mobilnya.

Setelah lima belas menit perjalanan, akhirnya dia tiba disebuah hotel mewah. Sebelum Khatleen keluar dari mobil, dia berkaca sebentar untuk memastikan penampilan nya. 'Cantik'. Setidaknya kata itu mampu membuatnya lebih percaya diri, meski dia dibandingkan dengan wanita diluar sana, dia bukanlah apa-apa.

Khatleen keluar dari mobilnya dengan tas hitam ditangannya. Diarea parkir sudah banyak berjejer mobil-mobil bermerek. Khatleen tidak mau menghabiskan waktunya untuk mengagumi kemewahan tersebut. Dia pun bergegas masuk menuju receptionist.

"Hello." Khatleen menyapa wanita receptionist.

"Hi, welcome Miss. Can I help you?"

"My name is Khatleen. Tunangan saya sudah memesan kamar di sini..."

"Bisakah saya minta fotonya?" Resepsionist itu bertanya dan Khatleen pun menyerahkan apa yang dimintanya.

"Oh, Miss Khatleen. Benar dia sudah memesan kamar, ini kunci kamar Anda."

Khatleen mengambil kunci itu sambil tersenyum dan meninggalkan area resepsionis. Saat sampai di kamar hotel, dia melihat nomor 24 dan masuk tanpa berpikir panjang, tetapi satu hal yang tidak dapat dijelaskan olehnya; kenapa pintunya sudah terbuka? Mungkin tunangannya sudah tiba sebelum dia datang dan ruangan itu sangat gelap sehingga Khatleen berpikir mungkin saja listrik padam.

Khatleen meraba-raba dinding, akhirnya dia menemukan saklar lampu. Namun, setelah ditekannya, saklar tersebut tidak berfungsi sehingga dia memilih duduk ditepi tempat tidur. Kemudian Khatleen merogoh ponselnya dan menekan nomor tunangannya, tetapi lagi dan lagi tidak dapat dihubungi.

Saat menunggu di kamar tersebut, tiba-tiba pintu terbuka dan terdengar langkah kaki seseorang masuk. Khatleen berdiri dengan cepat, dia tidak dapat melihat siapa itu namun jantungnya berdegub dengan kencang.

"Miles, apakah itu kamu?" Khatleen bertanya dengan lemah lembut.

"Hmm." Khatleen mendapat jawaban yang dia pikir berasal dari tunangannya.

"Oh. Aku sudah berusaha mencari tombolnya..."

Sebelum dia menyelesaikan ucapannya, Khatleen tiba-tiba ditarik ke pelukan pria itu yang dia yakini sebagai tunangannya sendiri dan dia dicium dengan ganas. Ponsel ditangannya jatuh tertelungkup diatas kasur sehingga membuat redup cahaya dari ponsel tersebut.

Khatleen didorong paksa ke tempat tidur tetapi dia sama sekali tidak memberontak karena dia pikir dia akan memberikan apa yang calon suaminya inginkan. Termasuk memberikan kehormatannya. Mungkin ini adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

...BACK TO THE PRESENT...

"Madam, Kita sudah sampai." Suara sopir itu menyadarkan Khatleen dari lamunannya.

Dia dengan cepat berkedip dan keluar dari negeri kenangannya.

"Oh, begitu. Terima kasih. Daemon, sini, biarkan aku memegang tanganmu." Khatleen berkata dan membawa bocah laki-laki itu keluar dari mobil.

Sopir taksi itu pergi ke bagasi dan membawakan barang bawaan mereka sebelum dia pergi.

"Kenapa kamu tidak membayarnya, Mom?"tanya Daemon.

"Karena aku sudah membayarnya lewat aplikasi. Jadi, tinggal tunjukkan buktinya saja dan selesai." Khatleen menjawabnya kemudian dia menarik tangan anaknya untuk masuk ke sebuah rumah yang sedikit sederhana.

Rumah itu terletak ditengah-tengah rumah lainnya. Selain itu lingkungannya juga terlihat sangat alami dan sangat menenangkan jiwa.

Saat sampai didepan pintu, Khatleen dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita gemuk.

"Hello." Khatleen melambaikan tangannya.

"Kamu pasti Khatleen, kan?" Wanita itu bertanya sambil memperhatikan penampilan Khatleen dari atas sampai bawah.

"Iya, benar." Khatleen menjawabnya.

"Bagus. Aku disini untuk menyambut mu karena sebelumnya Nadia sudah memberitahu ku perihal kedatangan mu kesini. Ini kuncinya." Wanita itu menyodorkan kunci dari apartemen itu.

"Terima kasih, Madam." Kata Khatleen sambil tersenyum mengambil kunci itu.

"Apakah anak kecil ini putramu? Wah, dia terlihat sangat imut dan tampan. Dia mengingatkanku pada seseorang yang pernah kulihat saat itu, tapi, siapa namamu, Nak?" tanya wanita gendut itu sambil membungkuk mensejajarkan tinggi badannya.

"My name is Daemon Farekhsi Demico. You can call me Daemon. Dan aku bukan anak kecil." Daemon menjawab dan kemudian dia cemberut tanda dia tidak setuju dengan panggilan wanita gendut itu. Wanita gendut itu tertawa riang kemudian dia mengusap kepala Daemon lembut.

"Baiklah, semoga kalian betah disini."

"Terima kasih, Madam."

"Sama-sama, sayangku. Jika kamu butuh sesuatu atau jika ada masalah seperti yang tercantum dalam kontrak, hubungi saja aku, rumahku tidak jauh dari sini kamu bisa berjalan kaki dari sini. Coba lihat disana." Wanita itu menarik Khatleen dan menunjuk ke sebuah rumah yang desainnya mirip dengan miliknya yang memang tidak jauh sama sekali.

"Baiklah Madam. Tidak masalah. Kami akan masuk sekarang. Terima kasih." Khatleen menghargai wanita itu dan dia pun buru-buru membawa putranya masuk kedalam rumah.

Dia sudah sangat lelah, maka dari itu dia tidak bisa berlama-lama lagi untuk mendengar kan ocehan dari wanita itu.

Desain interior rumah itu sangat fantastis.

Meski ruang tamunya tidak begitu luas namun, masih cukup nyaman dipandang mata. Dapurnya hanya berjarak sepuluh langkah dari ruang tamu dan dibuat saling berhadapan dengan ruang tamu. Didapur juga terdapat meja makan dan beberapa alat dapur lainnya.

Lalu ada lorong pendek yang disamping kiri dan kanannya memiliki dua atau tiga kamar. Yang satu miliknya, dan yang satu lagi kamar Daemon. Dan kamar satunya akan dijadikan gudang.

Warnanya tidak terlalu gelap dan juga tidak terlalu ringan, Nadia sangat pandai memilih warna sehingga dia bisa tampil dengan warna yang serasi dan 'Wow' kapan saja.

"Mom, aku ingin melihat kamarku." Daemon menyenggol tubuh Khatleen dan langsung menarik tangan Mommynya masuk ke kamarnya. Ketika mereka membuka pintu, Daemon menjerit dan berlari ke koleksi mainannya. Khatleen bertanya-tanya apakah putranya masih menyadari bahwa ada barang lain yang lebih baik dari koleksi mainannya di kamar itu.

"Lihat Mom, mainan Captain America favoritku." Daemon menunjukkannya pada Mommynya dengan sangat bahagia.

"Yah, kamu harus berterima kasih kepada Nadia karena telah membelikan semua ini untukmu. Beristirahatlah, Nak. Kita akan pergi dan mengunjunginya nanti malam."

Khatleen menyuruh putranya untuk beristirahat dan dia pun pergi mengemasi barang-barang mereka. Dia tidak punya waktu untuk membongkar semuanya.

Dia hanya mengemasi barang-barang yang sekiranya mereka butuhkan. Seperti bahan makanan dan beberapa makanan ringan lainnya.

"Daemon, kalau kamu belum tidur kemarilah. Ada makan makanan ringan disini." Khatleen berteriak memanggil anaknya. Dan putra kecilnya berlari keluar. Mereka memiliki selera yang sama dan sama-sama menyukai Makanan ringan. Kalau seandainya Daemon tidak mau menurutinya, Khatleen cukup menyogoknya dengan makanan ringan.

Sambil mereka menikmati makanan itu, mereka sekalian beristirahat diatas kasur santai ruang tamu.

Setiap Khatleen memejamkan matanya, dia akan teringat kembali pada malam itu.

Setelah tiga tahun dia meninggalkan kota ini, tapi sekarang dia kembali lagi kekota ini.

'Apa yang akan terjadi selanjutnya?'

'Langkah apa yang harus dia ambil dalam hidupnya?'

Sambil terus berpikir, Khatleen tiba-tiba merasakan sentuhan tangan lembut dari buah hatinya. Putranya meringkuk dalam pelukannya, yang membuat semua bebannya hilang begitu saja.

'Bagaimana selanjutnya?'

'Bagaimana jika DIA ada disini?'

'Khatleen bahkan tidak mengenal DIA!'

"Tenang saja, Khatleen. Kamu tidak akan lama berada disini. jangan khawatirkan tentang itu. Beristirahatlah dan kamu akan baik-baik saja." Khatleen mencoba menguatkan dirinya sendiri dan mulai tidur.

To be continued........

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Aq mampir nih

2023-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!