Nesha bangun dari tidurnya yang melelahkan, dia tidak langsung beranjak dari ranjang tapi dia duduk bersandar di dasbor ranjang, melirik ruang yang kosong di sebelahnya.
Nesha POV
Betapa terkejutnya saat dia masuk dan tidur di sampingku, tidak sampai di situ saja, tangan kekarnya melingkar sempurna di perutku tadi malam. Aku tidak tidur saat dia masuk ke dalam kamarku, aku hanya berusaha meredam kembali air mata yang tidak sengaja keluar saat dia menyebutku wanita murahan.
Jantungku berpacu lebih kencang dari biasanya, aku hanya berharap tadi malam dia tidak bisa merasakan detak jantung ku yang tidak normal. Aku bingung kenapa aku tidak mendorong nya saja malah justru membiarkannya memeluk ku, apa yang dia katakan tentang ku benar? aku wanita murahan? dia kan suamiku tidak salah dong dia memelukku,
Salahnya, hubungan kami yang tidak normal sejak awal. Aneh jika dia tiba tiba memelukku entah kapan aku mulai kehilangan kesadaran, dan bangun di pagi hari tidak menemukan siapapun di sisiku.
Ok, anggap saja semua yang terjadi tadi malam hanyalah mimpi belaka, tidak pernah terjadi, jalani kehidupan seperti biasa, bangun di pagi hari, memasak, membereskan rumah, bekerja, dan kesepian.
Semua pekerjaan ku telah selesai, saatnya sarapan kemudian bekerja, tanpa menunggu Fahri, aku menikmati sarapan ku sendiri, tidak lama dia turun. Untuk sekarang aku tidak berniat menawarkan nya sarapan, toh dia akan menolak juga seperti biasa. Benar saja kan, dia hanya melewati ku dan duduk di sofa bukannya langsung ke kantor. Ku bereskan bekas makan ku, dan sarapan milik Fahri yang tidak terjamah lagi lagi ku buang sia sia.
"Gunakan ini untuk membeli keperluan dapur" ucap Fahri sambil menyodorkan kartu padaku.
Ku tatap matanya dengan tatapan bingung, ada apa dengan nya, apa terjadi sesuatu dengannya tadi malam, hingga memberikan ku kartu miliknya.
"Tidak perlu, aku masih mampu untuk membeli semuanya dengan uangku" jawab ku santai
"Kenapa kamu kerasa kepala sekali, apa susahnya, tinggal kamu ambil saja tidak usah membuat mood ku rusak di pagi hari"
"Membuat mood mu rusak, apa maksudmu, kamu yang marah marah tidak jelas, kamu tiba tiba memberikan aku kartu untuk membeli keperluan dapur. Aneh Fahri, kita sudah hidup bersama selama 1 tahun, itu bukan waktu yang singkat, selama itu kamu tidak pernah memberikan sepeserpun uang hasil kerjamu untuk ku, dan sekarang kamu memaksaku menerima kartu itu" ku tunjuk kartu kredit yang ada di atas meja dan tak lupa senyuman remeh ku patri jelas di wajahku.
"Pikir Fahri, siapa di sini yang merusak mood di pagi hari"lanjut ku, dan berjalan melewatinya begitu saja.
Fahri POV
Kata-kata Nesha benar benar berhasil menamparku, selama satu tahun kami menikah, aku tidak pernah memberi nafkah untungnya, dan sekarang aku memaksanya menerima kartu secara tiba tiba. Aku bingung dengan sikap ku sendiri, ada apa denganku, kutarik kasar rambutku yang sudah tertata rapi, mood ku benar benar rusak, bukan karena Nesha, tapi karena perasaan ku padanya.
...
Nesha POV
Selama ini, aku sudah terbiasa menghabiskan uangku untuk membeli keperluan dapur, aku tidak bisa menerima begitu saja kartu miliknya. Dia yang merusak mood ku, bukan aku,
Aku pulang lebih awal dari kantor, jam 5 sore aku sudah ada di rumah, rumah masih kosong, Sepertinya pemiliknya belum pulang, sampai sekarang aku tidak tau pasti jam berapa dia pulang dari kantor, dia bisa pulang lebih awal atau lebih lama dari ku, bahkan tidak pulang sama sekali. Sedangkan berangkat, dia akan berangkat pagi pagi sekali, menyedihkan bukan, hidup serumah tapi bagai kan orang asing yang terikat dalam satu hubungan. Bagaimana bisa seorang istri tidak tau kapan suami nya pulang, jangan salah kan aku, dia yang salah.
Autor POV
Sepulang nya Nesha dari kantor, gadis itu, tunggu-tunggu, benar kan jika Nesha masih gadis, walaupun dia sudah menikah selama satu tahun.
Nesha segera menyiapkan makanan, kemudian membersihkan diri dan menunggu kepulangan suaminya yang tidak menentu. Walaupun Nesha sering di sakiti, tapi dia selalu berusaha bersikap layaknya seorang istri yang baik dan patuh pada suami nya. Lama menunggu tapi orang yang Nesha tunggu tidak kunjung datang, walaupun nesha sudah sangat lapar tapi dia masih setia menunggu kepulangan Fahri, hingga tertidur dengan tangan yang menumpu kepalanya di atas meja.
Tidak lama terdengar pintu terbuka. Fahri berjalan masuk dengan keadaan kacau rambut yang tidak tertata, dasi yang sudah melonggar, kancing baju bagian atas yang terbuka. Nesha yang tersadar ada seseorang yang masuk dan ia terbangun dari tidurnya. Mencoba mengembalikan kesadaran, seperti biasa Fahri akan mampir ke dapur untuk mengambil air,
"Fahri, ayo makan, aku sudah siapkan makan malam untukmu"ucap Nesha tanpa basa basi.
Tidak ada jawaban dari pria itu, di berjalan mengambil minuman dingin dari dalam kulkas dan pergi meninggalkan Nesha yang sejak Tadi menunggu nya.
....
Nesha masih fokus membaca kata demi kata, hingga tidak sadar jika seseorang tengah memperhatikannya sejak tadi
"Kamu sedang membaca apa?"
"Novel" spontan Nesha mengucapkan kalimat itu tanpa sadar, karena terlalu fokus membaca, setelah mencerna kembali kondisi nya, Nesha berbalik dan kaget melihat Fahri yang bersandar di depan lemari dengan tangan terlipat di dada.
"Kenapa kamu seperti melihat hantu saja"
"Sejak kapan kamu ingin tau dengan apa yang kulakukan" ceplos Nesha
Tidak menjawab, Fahri malah ikut mendudukkan bokongnya di samping Nesha, nesha menatap dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Nes, apa yang sebenarnya yang kamu harapkan dari pernikahan kita?" Fahri bertanya tanpa memandang wajah Nesha, matanya fokus ke depan tv yang tidak menyala.
"Tidak ada, emang apa yang bisa ku harapkan dari pernikahan palsu ini, tidak ada kan"
"Bagaimana jika kita sudahi semua nya" tanya fahri lagi.
Hening tidak ada Jawaban, Nesha bukan gadis polos atau bodoh, dia tau kemana arah pertanyaan Fahri.
Hening, canggung, itulah kondisi mereka sekarang, tapi bunyi ponsel Fahri memecahkan keheningan di antara mereka.
"Tunggulah, saya akan segera kesana"
Setelah mendapat panggilan, Fahri langsung pergi menyambar kunci mobil yang ada di atas nakas, meninggalkan Nesha tanpa berniat berpamitan sedikit pun.
"Kamu mau kemana lagi, kamu baru saja pulang" teriak Nesha mencoba menghentikan Fahri, tapi di acuhkan oleh pria itu.
...
Pikiran Nesha sedang kacau, kata kata Fahri mengenai perceraian, kini kembali menghantui nya. Bagaimana jika dia benar benar di ceraikan, pasti orangtuanya akan sedih, apa Nathan akan menghajar Fahri karena berani mencampakkan adik tersayang nya. Di bukanya kaca mata baca yang sudah basah karena air mata, memikirkan perceraian membuat hatinya sakit, banyak yang akan terluka, orang tua nya juga orang tua Fahri sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments