Mari bercerai!!

Kesibukan ku kembali seperti biasa, memasak, mencuci, membereskan rumah sebelum bekerja. Tapi kali ini aku masak untuk ku saja, karena Fahri belum juga pulang. Selesai sarapan aku bergegas ke kantor tapi sebelum aku membuka pintu ada seseorang yang lebih dulu membuka nya.

"kamu baru pulang? dari mana saja?"

"Minggir! jangan menghalangi jalanku" lagi-lagi dia mendorong tubuhku, ingin sekali ku jambak rambutnya, aku bertanya baik baik padanya, dia malah bersikap kasar padaku, tida mau masalah berlanjut aku lebih memilih berangkat ke kantor.

...

Aku bekerja hingga larut malam, karena naskah yang ku sunting harus segera selesai. Jadilah aku lembur, pinggangku rasanya ingin lepas dari tempatnya, mungkin karena kelamaan duduk. Ku ambil tas yang ada di atas meja, dan berjalan keluar kantor, dingin sekali cuaca di malam, apalagi sudah larut malam. Aku sedikit berlari agar lebih cepat masuk kedalam mobil.

"Apa yang salah, kenapa dengan mobilku?" ku Coba sekali lagi menyalakan mobil ku, tapi nihil, mobil ini memang mobil tua, mobil milik ayah ku, dan sampai sekarang masih setia menemani ku kemana saja. Aku jarang memeriksakan kondisinya jadi hal ini bisa saja terjadi, mogok di waktu yang tidak tepat. Aku masih mengumpulkan uang untuk membeli mobil baru, tapi uangnya masih saja kurang, aku bisa meminta nya pada ayah, tapi sangat lucu jika aku melakukan nya, apa kata ayah ku nanti, meminta mobil padanya padahal suamiku mampu membelikan jauh yang lebih bagus.

Tida ada yang bisa ku lakukan selain menelpon Fahri untuk menjemput ku, sudah panggilan ke berapa tapi ponselnya selalu berada di panggilan lain, jika berlama lama berdiam diri meratapi mobil ku yang mengenaskan, bisa bisa aku yang mati membeku karena kedinginan.

Mau tidak mau aku harus berjalan mencari taxi. Tapi tida ada satupun taxi yang lewat, pikiran ku kacau, aku takut jika ada orang jahat yang menggangguku di jalan. Jika sudah seperti ini perasaan menyesal pun datang, kenapa dulu aku selalu malas untuk pergi latihan taekwondo, andai saja aku menurut pada ayah, mungkin aku tida perlu takut bertemu orang jahat di jalan. D tambah jalannya sepi dan gelap, dengan melawan rasa takut, aku berusaha sampai ke rumah dengan selamat.

"ibu, Ayah... Nesha takut" rintihan ku ketakutan.

Sukurnya aku sampai dengan selamat, dengan jantung yang masih berpacu, tangan yang gemetar kedinginan ku tekan tombol demi tombol untuk membuka pintu, tunggu... apa aku salah, kenapa tidak mau terbuka, aku belum pikun, aku masih ingat betul sandinya, apa yang salah , apa pintunya rusak, atau!! FAHRI MENGGANTI SANDINYA. Teganya dia padaku, mengganti sandi tanpa memberitahu.

"Fahri buka kan pintu, aku di luar. Fahri ku mohon di sini sangat dingin" tidak ada sahutan dari dalam, tubuhku tidak kuat lagi menahan dingin, kaki ku sudah tidak kuat lagi menopang tubuh. Aku masih berusaha mengetok pintu dan sesekali memanggil si pemilik hunian.

"Fahri ku mohon buka kan pintu"

Fahri POV.

Aku mengganti sandi apartemen ku, aku sengaja agar dia tidak bisa masuk, kemana saja dia baru pulang jam segini. Aku tidak suka seseorang bisa seenaknya keluar masuk rumahku. Apa dia tidak malu pulang larut, jika memang tidak, berikan rasa malu sedikit padaku, apa kata orang jika aku memiliki istri yang kerjanya pulang larut malam, mau di taruh di mana wajah ku. Aku biarkan dia di luar berteriak dan memohon agar dia menyadari letak kesalahannya.

Tapi lama-lama tidak ada suara lagi, tidak ada ketukan, apa dia pergi lagi. Aku berjalan keluar untuk memastikan keadaan. Ku buka pintu dan melihat dia terduduk dengan melipat kedua kaki nya sebagai tumpuan kepala.

"Dari mana saja kamu, kalo memang nggak niat pulang, ya... nggak usah pulang sekalian" hening tidak ada jawaban, ku coba menggoyangkan tubuhnya dengan kaki, ku pikir dia tertidur atau pingsan, nyatanya dia masih sadar. Dia terlihat kesulitan untuk berdiri, tanpa meminta maaf dia berjalan melewati ku. Ku tarik tangannya untuk menghentikan langkahnya, jari lembut miliknya terasa sangat dingin, sesekali aku merasa getaran dari tangannya.

"Lepas! aku lelah"

"Dari mana saja kamu" di menatap ku dengan tatapan sayu, aku jadi merasa bersalah membiarkan nya di luar, tangannya terasa sangat dingin tapi rasanya aku hanya membiarkan nya di luar sebentar. Tapi kenapa tangannya begitu dingin, apa peduliku, ku lepaskan genggaman ku pada tangan nya, dia kembali berjalan lemas menuju kamarnya,

"Apa aku kelewatan" batinku

...

author POV

Seorang gadis dengan pakaian kantor yang masih melekat di tubuhnya menggeliat di atas ranjang. Terusik dengan sinar matahari yang masuk tanpa ijin melalui celah kamar, karena gorden penutup jendela yang tidak tertutup rapat.

"Jam berapa sekarang" ia ambil ponsel di atas meja.

"Astaga! aku kesiangan"

Nesha POV

Sebenarnya aku merasa tidak enak badan, semalaman aku menggigil kedinginan, ingin rasanya meminta ijin untuk libur bekerja, tapi naskah yang sedang ku kerjakan harus segera selesai. Dengan sedikit tergesa gesa aku bersiap untuk ke kantor, aku juga tidak sempat membuat sarapan, hanya menyiapkan roti tanpa pinggiran dengan segelas susu untuk Fahri, setelah nya aku bergegas ke kantor.

Terpaksa hari ini aku harus naik angkutan umum untuk kekantor, masalah mobil, aku sudah menelpon bengkel untuk menderek mobil ku. Aku berharap hari ini bisa lebih baik dari hari kemarin.

Fahri POV.

Aku turun bersiap untuk ke kantor, aku tidak menemukan Nesha di dapur, biasanya dia ada di meja makan, tapi kali ini hanya ada roti tanpa pinggiran dan susu, Nesha tau kalo aku tidak suka dengan pinggiran. Aku duduk dan memakan roti dan susu yang ada di atas meja, setelah nya aku berangkat ke kantor seperti biasa.

Nesha POV.

Akhirnya pekerjaan ku selesai tepat waktu, aku bisa pulang sekarang, mobil ku juga sudah di antar. Lelah sekali rasanya, seharian aku hanya duduk menatap layar komputer ku, mengetik kata demi kata, sampai lupa untuk makan. Akhir-akhir ini makan ku tidak teratur, aku bisa menghabiskan waktu seharian full di ruangan ku. Kepala ku pusing, perut ku lapar, sebelum pulang aku mampir dulu untuk membeli Jajangmyeon, aku membeli 2 Jajangmyeon untuk ku dan untuk Fahri, terserah jika nanti makanan itu akan terbuang sia sia lagi.

Aku berdiri lama di depan pintu apartemen, Fahri belum memberitahu apa sandi nya, ku tarik nafas ku gusar. Apa yang harus ku lakukan sekarang, tidak lama suara berat memecahkan lamunan ku.

"Sandi nya masih sama" itu suara Fahri, dia menekan sandi yang sama sebelumnya.

"Ibu ku akan datang 1 jam lagi, aku harap kau paham apa yang harus kau lakukan" sambungannya

"Hem "setiap ibunya datang aku diminta untuk memindahkan semua barang milikku ke kamarnya. karena di apartemen ini hanya ada 2 kamar, jika dia memintaku memindahkan baju, maka ibunya akan menginap dan tidur di kamar tamu. Aku lelah baru pulang dari kantor dan sekarang harus memindahkan semua barang ku lagi ke kamarnya tanpa terkecuali.

Tanpa berpikir lama dan membuang waktu aku bergegas memindahkan semua barang ku, karena dia bilang ibunya akan datang dalam waktu dekat, aku tidak mau membuat nya kecewa saat tau selama ini kami pisah kamar.

Akhirnya pekerjaan bodoh ini selesai juga, aku hanya memasukkan beberapa baju di dalam lemari sedangkan sisanya aku masukkan ke dalam tas dan begitu juga barang barang yang lain. Badanku terasa lengket karena keringat, secepatnya aku harus mandi sebelum ibu mertuaku datang. Selesai mandi aku baru ingat dengan Jajangmyeon yang ku beli tadi, perutku sudah tidak tahan, ku raih Jajangmyeon dan memakannya dengan tergesa gesa.

"kamu sudah makan, aku membeli kan Jajangmyeon untukmu"

Di berjalan mendekati ku, aku kira dia ingin duduk dan makan bersama, nyatanya dia hanya ingin menyampaikan sesuatu yang merusak mood ku saja.

"Sudah ku bilang berapa kali, berhenti bersikap seolah kita sepasang suami istri yang harmonis" ucap Fahri begitu dingin,

....

Selang beberapa menit akhirnya ibu mertuaku datang. Kami harus bersikap layaknya sepasang suami istri yang romantis. Ku peluk hangat ibu mertuaku yang meski sudah tidak muda lagi tapi wajahnya masih sangat cantik.

"Maaf, mamah mengganggu kalian malam malam begini"

"nggak sama sekali, mah" tidak sama sekali mah, kau tidak merepotkan ku hanya anakmu yang hampir membunuh ku dengan memberikan perintah konyol di waktu yang kurang tepat, batinku menggerutu.

"mamah baru pulang dari rumah adiknya suamimu, sekali an mampir menjenguk kalian" ucap mertuaku, sambil berjalan menggandeng tangan putranya.

"mah maaf, Nesha nggak sempat membuat makanan sebelum datang, tapi Nesha akan membuat kan sesuatu sekarang"

"nggak usah nak, mamah sudah makan sebelum pulang dari rumah iparmu, sekarang mamah lelah dan ingin tidur" aku sangat bersyukur, karena sekarang aku pun sangat lelah, badanku remuk.

"ya sudah, ayo Nesha antar ke kamar"

Selesai mengantar ibunya Fahri ke kamar aku juga masuk ke kamar Fahri untuk beristirahat, seperti biasa aku harus tidur di sofa miliknya meringkuk seperti orang yang kedinginan karena ukuran sofa nya tidak sesuai dengan ukuran badan ku, tanpa berpikir lama lagi aku langsung mengambil posisi tidur.

Tiba-tiba suara menghancurkan semua usaha ku untuk tidur, kalimat yang dia keluarkan bagaikan pedang yang menusuk jauh ke dalam jantungku dari banyak nya kata di muka bumi ini, kenapa harus kalimat itu yang keluar dari mulut pedasnya.

"Nesha, mari kita bercerai"

Aku langsung terduduk di atas sofa, mencerna kembali kalimat yang baru saja keluar dari mulut jahanam seorang Fahri, bagaimana bisa dia membicarakan mengenai perceraian.

"Apa kamu sangat ingin bercerai dengan ku, Fahri?"

"Menurutmu" bukannya menjawab dia malah balik bertanya.

Diam, aku diam, aku tidak tau jawaban apa yang harus ku lontarkan. Hening, baik aku dan dia sama sama diam, ku balik tubuh ku untuk menatapnya, ternyata pria itu sudah berbaring di atas ranjang empuk miliknya. Ku tarik napas ku kasar. Sambil masih setia menatap nya dari kejauhan.

"Apa kau sangat ingin bercerai dengan ku " ku ulang lagi pertanyaan itu tapi hanya di dengar oleh ku, tanpa permisi air mata yang selalu ku tahan, tumpah juga, menganak sungai di pelupuk mata, sesak di dada akan ajakan Fahri begitu menyakitkan perasaan ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!