PACAR BRONISKU

PACAR BRONISKU

Bab 1

Bab 1

5 tahun lalu,

Kebahagianku itu datang, tapi penderitaan itu juga datang. Anugerah, kehilangan, juga pengkhianatan datang bersamaan.

5 tahun lalu

"Nona selamat, Anda hamil," kata Dokter memberikan hasil pemeriksaan.

"Benarkah?" tanya Julia setengah tidak percaya.

Julia Kimberly, gadis berumur 21 tahun, menikah saat usianya 20 tahun. Ayahnya pengusaha sukses, suaminya bernama Ken—teman kuliahnya dulu.

"Benar nyonya, Anda hamil! Umur kandungan Anda sekarang 3 minggu. Saya akan meresepkan vitamin juga tambah darah, tolong perhatikan asupan gizi Anda, juga jangan terlalu lelah," ujar dokter itu seraya menulis resep untuk Julia.

"Terima kasih," ucap Julia dengan senyum lebar.

Julia sangat bahagia, setelah satu tahun menikah, akhirnya dia bisa mengandung anak dari pria yang sangat dicintai.

Julia tengah berpikir, akankah memberi kabar pada suaminya dulu, atau ayah yang sangat disayangi, hingga ponsel yang berada di dalam tas berderit, Julia bergegas mengambil dan menjawab panggilan itu.

"Halo, Ayah! Aku punya kabar baik, Ayah di mana?" tanya Julia begitu menjawab panggilan yang ternyata dari ayahnya.

"Julia, Ayah ingin mengatakan sesuatu dengarkan baik-baik. Aku tahu kamu tidak akan percaya dengan yang Ayah bicarakan, tapi hanya ini yang bisa Ayah lakukan," ujar Ayah Julia dari seberang panggilan.

"Ayah, ada apa? Kenapa suaramu terdengar begitu cemas?" tanya Julia bingung bercampur cemas.

"Ken mengkhianati kita, dia mengkhianati Ayah dan juga kamu," jawab Ayah Julia dengan suara berat.

"Ayah, apa yang kamu bicarakan?" Julia tampak cemas dan terkejut dengan yang diucapkan ayahnya dari seberang panggilan.

"Ayah sangat menyayangimu, Ayah ingin kamu bahagia, berharap bisa menjadi ayahmu lagi dan menjadi orangtua yang baik di kehidupanmu selanjutnya," papar pria tua itu.

"Ayah, apa yang kamu katakan?Ayah--" Ucapan Julia terhenti.

Suara benturan dari mobil menabrak sesuatu, bisa terdengar jelas di telinga Julia, sebelum panggilan itu terputus.

Ayah Julia mengalami kecelakaan mobil dan meninggal di tempat saat itu juga.

Kesedihan tidak terbendung, Julia baru saja mendapatkan kehidupan baru, tapi kehidupan lama direnggut darinya.

Julia mengingat perkataan ayahnya tentang Ken, semenjak ayahnya meninggal Ken masih terlihat seperti biasanya, bahkan Julia belum sempat memberitahukan masalah kehamilan, dia masih takut jika apa yang dikatakan ayahnya itu benar.

Julia masih berduka dengan sepeninggalan ayahnya, dia sudah berdiam diri dikamar hampir seminggu. Semenjak itu, Ken sebagai suami malah jarang menemani, itu membuat Julia merasa perkataan ayah benar.

"Bibi May, apa menurutmu Ken berubah akhir-akhir ini?" tanya Julia sedikit gusar.

Bibi May adalah orang yang sudah merawat Julia sejak kecil, bagi dirinya bibi May sudah seperti ibu.

"Tentang itu, awalnya Bibi merasa tidak perlu memberitahukan pada Anda, tapi karena Anda sudah bertanya, saya sepertinya harus mengatakannnya. Sebelum ayah Anda meninggal, saat Anda tidak ada, nona Susan sering mencari tuan Ken, bahkan terakhir kali saya melihat mereka pergi bersama," ungkap bibi May.

"Aku berharap apa yang dikatakan ayah tidaklah benar, tapi melihat sikap Ken itu seakan membuktikan segalanya," gumam Julia dalam hati.

Terdengar suara pintu terbuka, Ken masuk ke dalam kamar.

"Bibi May, keluarlah dulu! Aku ingin bicara dengan Julia," titah Ken.

Bibi May melihat ke arah Julia, gadis itu hanya menganggukan kepala tanda mengiakan.

"Baik, Tuan," ucap Bibi May yang kemudian keluar dari kamar Julia.

Julia masih duduk di atas tempat tidur, dia tidak tahu apa yang diinginkan Ken, tapi dia bisa melihat kalau Ken membawa sebuah stofmap ditangannya.

"Ken, aku tidak melihatmu beberapa hari ini setelah ayah meninggal, kamu ke mana saja?" tanya Julia masih berharap Ken masihlah pria yang dikenal.

"Cukup basa basinya, tanda tangani ini!!" perintah Ken melempar stofmap yang ada ditangannya ke pangkuan Julia.

Menatap bingung, Julia perlahan membuka stofmap itu. Betapa terkejutnya dia dengan isi di dalamnya.

"Ken, apa maksudnya ini?" tanya Julia tak percaya.

"Kamu tau jelas, aku ingin kita bercerai. Lagipula kamu sudah tidak memiliki apa apa lagi, semua saham ayahmu sudah menjadi milikku," papar Ken penuh rasa bangga, bahkan tersenyum sinis ke arah Julie.

"Ken! Kenapa kamu melakukan ini padaku, juga pada Ayahku? Aku sangat mencintaimu bahkan aku rela melakukan apapun untukmu, kenapa kamu melakukan semua ini padaku?" tanya Julia dengan buliran kristal bening yang mulai luruh dari kelopak mata. Dia tidak percaya dengan apa yang terjadi dan Ken lakukan.

"Cinta! Kamu bilang cinta! Kamu terlalu naif Julia, semenjak awal aku hanya ingin memanfaatkanmu, menikahimu hanyalah salah satu cara mendapatkan kepercayaan ayahmu!" ungkap Ken tanpa rasa bersalah.

Julie tidak percaya Ken melakukan ini semua, pengorbanannya selama ini dianggap apa? Sebuah permainan yang bisa dimenangkan.

"Benarkah? Pada akhirnya sang rubah menampakan ekornya, ayahku selalu tidak setuju aku berhubungan denganmu, tapi karena kasih sayangnya padaku, dia akhirnya menerimamu, dan bodohnya diriku karena sudah dibutakan oleh cintamu," ujar Julia penuh penyesalan, rasa sesak menekan rogga dada.

"Sudahlah, jangan terlalu banyak bicara! Tanda tangani saja surat perceraian itu, kamu sudah tidak memiliki tempat disini."

Julia mengusap air mata, merasa harus tegar, tidak boleh terlihat lemah didepan pria brengsek itu.

"Ini yang kamu mau." Julia melempar dokumen perceraian yang sudah dia tanda tangani ke muka Ken.

"Bagus, setelah ini kamu bisa meninggalkan rumah ini." Ken meninggalkan Julia.

Julie tak mampu membendung kepedihan yang kini meluap di hati. Selama ini sangat mencintai pria itu, tapi pada kenyataannya hanya dimanfaatkan semata, membuat Julie harus merasakan pedih yang teramat dalam.

Julia mengemas pakaian, juga barang-barang yang memiliki kenangan dengan ayahnya. Bibi May melihat kesedihan di mata gadis yang sudah dirawatnya sejak kecil itu pun langsung memeluk Julia.

"Nona! Kemanapun Anda pergi, saya akan menemani," ujar Bibi May, mencoba memberikan perlindungan untuk Julia.

"Bibi, kamu sudah merawatku selama bertahun tahun, aku tidak ingin menjadi beban bagimu lagi," ujar Julia dengan suara terisak.

"Tidak, saya sudah berjanji pada almarhum tuan dan nyonya untuk selalu menjaga Anda apapun keadaannya. Jadi, biarkan saya pergi bersama Anda."

"Kalau bibi tidak keberatan hidup susah denganku, maka aku bersedia mengajak bibi, sekarang aku tidak memiliki apa-apa, hanya ada diriku sendiri dan--" Julia menjeda ucapannya, lantas menyentuh perut dan mengusapnya lembut. Janin yang tidak pernah diketahui Ken.

Bibi May tersenyum, tentu saja wanita itu akan ikut karena tahu kalau Julia sedang hamil. "Saya berjanji pada Anda, akan selalu berdiri dibelakang dan selalu mendukung."

"Terima kasih Bibi May."

Julia sudah selesai mengemas dan bersiap pergi. Ia dan bibi May pun menuruni anak tangga untuk bisa cepat meninggalkan rumah itu. Namun, siapa sangka jika Julia harus bertemu dengan wanita yang dianggap merusak rumah tangganya.

Susan, teman yang selalu dibanggakan, tapi ternyata menikam dari belakang. Julia, Ken, dan Susan sudah berteman sejak kuliah, siapa sangka jika temannya itu akan menjadi duri dalam daging.

Julia berusaha terus melangkah untuk mengabaikan Susan, tapi ternyata temannya itu merasa tak terima, hingga kemudian menyindir Julia.

"Wah, wah, coba lihat ini! Nona muda kita sekarang sudah jatuh miskin, kehilangan perusahaan, ayah, dan sekarang suaminya sendiri. Ohh, sungguh tragis," ejek Susan.

Julia tidak menghiraukan ejekan itu, terus melangkah dan berpikir untuk segera pergi dari rumah yang kini bagai neraka baginya.

"Julia, kamu berani-beraninya mengabaikanku!" teriak Susan yang masih saja tak terima.

Julia menghentikan langkah, memejamkan mata sekilas sebelum berkata, "Aku sudah tidak ada urusan denganmu."

"Kamu begitu sombong, sekarang lihat apa yang kamu dapatkan." Susan lagi-lagi berteriak untuk mengejek.

"Aku tidak peduli."

Susan mendekat ke arah Julia dan berbisik ditelinga. "Apa kamu tau?Aku dan Ken sudah saling mencintai sejak kami masih kuliah, karena statusmu yang lebih tinggi dariku, membuatnya harus memilihmu, tapi siapa sangka dia tetap mencintaiku dan malah menendangmu. Apa yang kamu punya, sekarang aku sudah mendapatkannya."

Julia mengabaikan semua ucapan Susan, hingga memilih pergi dari pada mengurus mulut berbisa temannya itu, atau sebenarnya tak perlu menganggap teman lagi.

"Dasar sampah! Sampah layak mendapatkan sampah, aku tidak menyesal berpisah dengannya sekarang. Jika aku tinggal lebih lama lagi dengan pria sampah itu, hidupku pasti akan lebih menderita."

Julia berjalan bersama bibi May. Ia tidak punya uang sepeserpun karena semua kartu dan tabungannya sudah berpindah ke tangan Ken. Sedangkan Julia sendiri tak ingin merepotkan bibi May.

Hingga sebuah mobil berhenti di samping Julia dan membuat gadis itu terkejut. Julia menatap ke arah mobil itu, di mana kaca jendela tampak turun dan bisa melihat siapa yang ada di dalam. Seseorang yang dikenal loleh Julia.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

mampir

2023-06-28

1

Erna Yunita

Erna Yunita

Bismillahirrohmanirrohim

2022-10-02

1

Just Rara

Just Rara

dasar suami dan sahabat lucnut😠

2022-03-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!