Safira yang tertegun melihat deretan mobil mewah mencubit pipinya. “Aww!” teriaknya kesakitan.
Merasakan rasa sakit di pipinya, Safira sadar kalau dia tidak sedang bermimpi, ini nyata. Dia melirik mobil-mobil itu tidak tahu bagaimana harus memilih karena semua mobil itu pasti bernilai banyak uang.
Safira merasa dirinya seperti berada di pameran mobil. Ada banyak mobil dengan berbagai warna dan merek di depannya sedang berjejer menantinya untuk memilih salah satu dari mereka.
Safira tidak tahu banyak tentang mobil mewah, dia hanya tahu beberapa mobil berdasarkan logo saja, tapi dia tidak tahu jenis atau seri apa mobil itu. Seperti mobil yang berwarna abu-abu yang memiliki empat cincin yang saling terkait adalah Audi. Mobil berwarna hitam yang memiliki logo huruf R bersusun ialah Rolls-Royce. Ada juga yang berwarna putih dengan logo banteng yang mengamuk, yaitu Lamborghini.
Safira terpesona melihat mobil berwarna merah yang memiliki logo kuda berjingkrak. Mobil itu persis seperti mobil yang dibeli pak Andre dengan harga 15 miliar. Pak Andre sangat menyukai mobil Ferrari merahnya itu, bahkan selalu mengendarainya saat menghadiri sebuah pesta penting.
Seberapa kaya, kah, Amar itu?
Dengan mobil sebanyak ini Amar sepertinya juga dari keluarga konglomerat tidak kurang dari keluarga Mahendra. Rumah miliknya juga sangat mewah, tapi selama dua kali datang ke sini dia tidak pernah bertemu dengan anggota keluarga Amar yang lain. Bahkan tidak ada pelayan atau pembantu lainnya.
Rumah Amar sangat sepi, sunyi, dan kosong. Tidak seperti rumah Mahendra yang memiliki banyak penghuni, mulai dari anggota keluarga Mahendra, beberapa pembantu, tukang kebun, sopir, dan bodyguard.
Safira tidak tahu harus menggunakan mobil yang mana. Setiap mobil ini pasti bernilai miliaran. Safira melihat lemari kaca di dinding dengan deretan kunci yang tergantung di dalamnya. Dia berjalan ke sana, membuka lemari dan mengambil kunci yang paling tidak mencolok.
Setelah menekan tombol pada gantungan kunci, sebuah mobil berbunyi dari sekian banyak mobil. Mobil itu terletak paling ujung berwarna putih dan terlihat paling biasa dalam garasi ini. Safira tidak tahu merek apa mobil itu.
Safira merasa deg-degan, ini pertama kalinya dia mengendarai mobil mahal. Dia biasanya hanya mengendarai mobil nyonya Mahendra yang tidak ingin dipakainya lagi. Sekarang mobil itu telah menjadi kendaraan bagi para pelayan jika ingin pergi keluar.
Safira mengagumi interior di dalam mobil yang benar-benar berbeda dari mobil yang pernah dia kendarai sebelumnya. Dia biasanya hanya bisa melihat hal seperti ini dari tayangan video youtube, instagram, atau tiktok.
°°°°°
Sesampainya di perusahaan Safira memarkirkan mobil di tempat parkir. Untungnya ada mobil ini, dia bisa sampai di perusahaan hanya dalam 30 menit.
Keluar dari mobil, Safira menutup pintu dengan rapi, kemudian berbalik berjalan meninggalkan tempat parkir dengan senyuman di wajahnya. Senyumannya terhenti saat melihat orang yang tidak jauh di depannya.
Safira terus berjalan, lalu berhenti sejenak menyapa orang itu. “Selamat pagi, Pak Aditya.”
Ya, orang itu adalah Aditya yang baru saja menolaknya dua hari lalu. Karena Aditya tidak menyukai dirinya, maka dia juga akan mencoba melupakan cintanya pada Aditya dan tidak lagi memikirkannya.
Safira merupakan orang yang tegas dan berpendirian teguh. Apa pun yang telah diputuskannya pasti akan dia lakukan. Termasuk tidak lagi menyukai Aditya, maka dia harus menjauhinya. Meskipun sebenarnya mereka tidak pernah dekat sebelumnya.
Safira lanjut berjalan setelah menyapa Aditya.
“Dari mana kamu mendapatkan mobil itu?” tanya Aditya penasaran sambil berjalan menyusul Safira.
“Maaf, sepertinya Bapak tidak perlu tahu mengenai hal ini,” jawab Safira.
“Aku hanya ingin tahu. Mobil itu adalah salah satu keluaran terbaru tahun ini dari series BMW. Rencananya aku juga ingin membeli mobil seperti itu. Setahuku mobil model ini harganya di atas 1 M, yang ku tahu keluargamu pasti tidak akan mampu,” tukas Aditya.
Safira terkejut mendengar apa yang dikatakan Aditya. Ternyata mobil paling biasa di garasi Amar bernilai lebih dari 1 miliar.
“Ku dengar orang yang membeli mobil seperti ini di kota ini baru 2 orang. Dan mereka merupakan pengusaha kaya yang sudah paruh baya. Aku tidak ingin karena penolakanku kamu jadi bergaul dengan pria yang jauh lebih tua darimu. Pria seperti itu hanya akan mempermainkan gadis muda seperti mu,” tambah Aditya.
Aditya tidak ingin Safira melakukan hal bodoh hanya untuk balas dendam padanya. Safira pasti ke pikiran ucapannya yang menyebutkan perbedaan status keluarga mereka. Karena itu dia mendekati pria kaya lainnya.
Safira terheran mendengar perkataan Aditya. Apa maksudnya dia?
Apa dia berpikir dia pacaran dengan pria tua kaya hanya untuk membalas dendam karena telah ditolak olehnya?
Dia tidak mungkin sebodoh itu. Hanya karena cinta di tolak dia akan berlari mencari pacar pria kaya. Mana mungkin!
Dia mencintai dirinya sendiri dan tidak akan pernah melakukan hal yang tidak bermoral seperti itu.
“Tidak semua orang kaya itu sebaik aku dan keluarga ku. Jika kamu benar-benar menjalin hubungan, aku sarankan lebih baik kamu cepat memutuskannya. Jangan sampai kamu terluka nantinya,” kata Aditya berusaha menasihati Safira.
Safira berhenti di tempatnya mencoba mencerna ucapan Aditya. Nasihat Aditya memang baik, jika di dengar oleh orang lain. Tapi, baginya itu sangat tidak enak. Safira tidak menyangka pikiran Aditya tentang dirinya begitu sempit.
Safira menyesal telah menyatakan cinta pada orang seperti itu, yang menilai orang dari tampilan dan permukaannya saja tanpa melihat lebih jauh.
°°°°°
Kebahagiaan Safira karena naik mobil mewah telah lenyap setelah bertemu Aditya. Hal ini mengakibatkan dia tidak semangat saat bekerja. Sampai-sampai teman kantor memperhatikan dan menghiburnya.
Suasana hatinya baru sedikit membaik saat melihat hidangan daging di kantin perusahaan. Seorang senior berkata kepadanya bahwa sekali sebulan koki akan memasak hidangan dari daging sapi dan hanya tersedia dalam 20 porsi.
Safira beruntung bisa mendapatkan porsi terakhir dan bisa mencicipi steak. Senior juga berkata kalau hidangan daging setiap bulannya di masak berbeda dan merupakan masakan terenak yang dibuat oleh koki perusahaan.
Selesai makan siang, Safira melanjutkan bekerja, kemudian pulang kerja setelah jam 3. Safira menyapa teman-teman kantor dan berjalan menuju parkiran.
Melihat mobil BMW milik Amar membuatnya menghela napas. Dunia orang kaya memang sangat berbeda dari mereka yang miskin. Safira masuk ke mobil dan mengendarainya menuju vila Amar.
Sesampainya di rumah Amar, Safira mengambil pakaian dari kopernya dan berganti baju. Setelah itu, dia mengeluarkan isi koper dan menata pakaiannya ke dalam lemari. Beberapa aksesoris dia masukkan ke dalam laci meja rias dan alat make-up dia letakkan di depan cermin.
Selesai berbenah dia keluar kamar dan turun ke lantai pertama menuju dapur. Safira ingin melihat isi dapur Amar dulu, lalu memutuskan untuk memasak apa nanti.
Desain dapur itu langsung membuat Safira jatuh cinta. Model seperti inilah dapur impiannya, menggunakan peralatan serba canggih, luas, dan berkelas.
Safira membuka kulkas dan melihat tidak ada apa-apa di dalamnya selain air mineral. Dia tercengang, kulkas sebagus ini tidak ada isinya? Lalu, bagaimana dia bisa menyiapkan makan malam?
Safira memutuskan untuk pergi ke supermarket untuk berbelanja terlebih dahulu.
Di dalam supermarket, Safira memilih bahan-bahan yang dia perlukan. Dia tidak tahu jenis makanan apa yang di sukai Amar, maka dia memutuskan akan membuat masakan seperti yang biasa dimakan oleh keluarga Mahendra. Mereka adalah orang kaya, selera makan mereka mungkin juga sama.
Tiba di bagian sayuran dia memilih daun bayam yang menurutnya bagus, lalu memilih sayuran lain.
“Safira, itu kamu?” terdengar suara teriakan dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
IsF🐼
aku baru bisa baca dia bab nih Thor pengen baca lagi tapi harus update juga aku, semangat ya Thor
saling dukung
2023-02-11
1