Setelah memakan waktu kurang lebih 1 setengah jam Rama telah sampai di rumah Nilam. Namun ia tidak diijinkan masuk oleh scurity yang berjaga di rumah itu.
" Pak tolong ijinkan saya masuk ini sangat penting pak. Ini menyangkut hidup dan mati seseorang malam ini pak."
"Tunggu sebentar mas, saya harus konfirmasi dulu dengan mbak Nilam," sahut scurity tersebut seraya memencet tombol yang terhubung langsung dengan majikannya itu.
"Maaf mas sepertinya mbak Nilam sudah tidur. Saya sudah menghubunginya tapi tak ada jawaban!"
"Aku tahu pak, makanya ijinkan aku masuk dan aku akan mengetuk pintunya hingga dia terbangun."
"Tidak bisa mas!"
Rama tidak lagi mendengarkan ucapan scurity itu dan terus menerobos masuk kedalam gerbang. Kemudian berlari menuju pintu utama rumah Nilam.
Ia terus menggedor - gedor pintu rumah Nilam. Sampai akhirnya muncul Art nya membukakan pintu seraya menggaruk kepala dan terus menguap.
"Anda siapa malam malam begini bertamu," tanya nya dengan malas.
"Cepat bangunkan Nilam sekarang juga ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya!"
"Tapi ini sudah malam mas. Dan anda bagaimana bisa masuk sampai kesini apa scurity tidak melarang anda didepan gerbang?"
Rama mengeluarkan 5 lembar pecahan uang berwarna merah lalu menyodorkannya pada Art itu.
"Kau yang akan menggedornya atau tunjukan dimana kamarnya biar aku yang gedor pintunya!"
Sang ART itu langsung melebarkan matanya. Kantuk yang masih melanda itu mendadak hilang saat melihat lembaran merah yang disodorkan oleh Rama.
"Baiklah mas aku akan menggedornya tunggu disini!" ucapnya dengan begitu semangat.
Art itu dengan cepat naik dan menggedor kamar Nilam.
Tok tok tok
"Mbak Nilam ada yang mencarimu mbak di ruang tamu. Mbak Nilam Oh mbak Nilam!" Seru Artnya sambil terus mengetuk - ngetuk pintu kamar Nilam.
"Apaan sih mar. Ini jam berapa kenapa tamu diterima tengah malam begini!"
"Katanya sangat penting Mbak!"
"Ya ya tunggulah!" ucap Nilam dari balik pintu kamarnya yang masih tertutup.
Dengan cepat Nilam membuka pintu kamarnya.
"Siapa ! Mana tamunya?"
"Diruang tamu mbak!"
"Pak Rama!" Nilam terkejut bukan main melihat yang datang ternyata adalah atasannya.
"Nilam apa Rea ada disini?" tanyanya dengan raut wajah yang begitu khawatir.
"Ah itu anu....!" sahut Nilam dengan bingung.
"Katakan saja Nilam!"
"I ... Iya pak, Rea ada disini. Aku akan bangunkan dia pak tunggu sebentar!" ujar Nilam seraya melangkah menuju ke kamarnya.
Rama hanya mengangguk tanda setuju.
"Rea! bangun Rea Pak Rama mencarimu cepatlah bangun!" titah Nilam pada Rea.
"Apaan sih Lam, jam berapa ini kenapa kau membangunkan aku?"
"Didepan ada pak Rama! cepatlah bangun!" titahnya dengan terus menggoyangkan tubuh Rea.
"Hah. Serius kau Lam?" Rea terkejut dan matanya mendadak segar saat itu juga.
Ia langsung bergegas turun dari ranjangnya segera menuju ruang tamu menemui Rama.
"Ada apa Ram malam malam begini mencariku?" cicit Rea karna merasa tidurnya terganggu.
"Apa kau sudah bertemu dengan Daniel dan kenapa kau tidak pulang ke rumahmu?" tanya Rama penuh penekanan.
"Apa urusannya denganmu?" cecar Rea pada Rama.
"Karna asisten suamimu mencarimu sejak tadi Rea."
"Aku tidak peduli! sekarang lebih baik kau pulang saja, aku mau tidur lagi!" Rea mengusir Rama dari rumah Nilam.
"Aku tidak peduli kau peduli atau tidak dengan mereka tapi aku peduli padamu Rea!" sahut Rama kemudian.
"Kalau benar kau peduli denganku kenapa kau biarkan Daniel pergi dihari pernikahan kami. Padahal kau tau semuanya. Benarkan?" tanya Rea penuh emosi.
Rea menudnukan wajahnya saat air matanya kembali turun membasahi pipinya. kedatangan Rama membuat Rea semakin sakit hati. Rama mengetahui semuanya tapi ia memilih bungkam. Seolah - olah tidak mengetahui apapun tentang kepergian daniel. Karna mereka berteman dekat.
"Maafkan aku Rea. Aku hanya tidak ingin melanggar janjiku padanya untuk tidak memberi tau siapapun tentang kepergiannya termasuk keluarganya sekalipun."
"Terserah kau saja Ram. Dan sekarang aku minta kamu pergilah dari sini. Aku tidak mau terjadi kesalahpahaman dengan tetangga komplek disini" dusta Rea pada Rama.
Karna tetangga disitu tidak akan mempedulikan keadaan sekitar karna memang hidupnya yang masing masing tidak saling mencampuri urusan orang lain.
"Baiklah aku akan pulang jaga dirimu baik baik!"
"Heem!"
"Dan tolong jangan beritahu pada Leon jika aku ada disini. Karna aku belum mau kembali ke rumah. Aku belum siap jika harus bertemu dengan Daniel," pintanya pada Rama dengan penuh permohonan.
"Baiklah, kalau begitu aku plang dulu."
Rea hanya mengangguk.
Rama keluar dengan perasaan sedikit lega setelah mengetahui wanita yang dicintai secara diam diam itu dalam keadaan baik baik saja. Ia tahu jika hati Rea saat ini sedang tidak baik. Perasaanya pasti sangat hancur setelah mengetahui alasan pujaan hatinya itu meninggalkan pernikahannya dulu.
Suara ponsel membuyarkan lamunannya. Panggilan masuk dari Leon.
"Hallo bro!"
"Bagaimana apa kau sudah menemukan Rea. bagaimana keadaannya sekarang apakah baik baik saja?"
"Dia ada di suatu tempat tapi maaf aku tidak bisa memberi tahumu. Tapi yang pasti keadaannya baik baik saja. Dia hanya butuh waktu untuk menenangkan dirinya setelah pertemuannya yang tidak sengaja dengan Daniel sore tadi," ungkap Rama panjang lebar pada Leon.
"Baiklah terimakasih informasinya."
Kemudian panggilan terputus.
Rea kembali ke kamar NIlam dengan perasaan yang kembali sakit.
Rasa kantuknya telah hilang dan ia tidak akan bisa lagi melanjutkan tidurnya. Ia kembali mengingat saat pertemuannya dengan Daniel. Rasa sakit yang teramat sangat kembali ia rasakan. Ingin rasanya ia berteriak jika saja tidak ingat ini di rumah temannya.
"Rea kau baik baik saja?" tanya Nilam pada Rea yang sedang menangis dengan begitu pilunya.
"Sakit Lam ! Sakit sekali hati aku. Kenapa semua ini harus terjadi padaku?" tangisannya semakin dalam
dan pilu.
"Sabar Rea. Aku tahu ini tidaklah mudah, tapi aku yakin kamu kuat menghadapinya Rea. Kamu adalah wanita kuat dan hebat, kamu selalu tegar menghadapi apapun Rea. Kehilangan orang tua saja kau bisa tegar dan kuat sampai saat ini . Apalagi hanya ditinggalkan seorang Daniel yang sangat tidak pantas untukmu. Hapus air matamu Rea. Jangan terus kamu keluarkan hanya untuk seorang Daniel yang brengsek itu!" ucap Nilam dengan penuh penekanan di setiap kata katanya. Kemudian memeluk Rea untuk menenangkannya.
Tentu saja Nilam sangat kecewa dengan Daniel yang ternyata hanyalah seorang lelaki brengsek dan pengecut yang bisanya lari dan sembunyi dari tanggung jawab.
"Kau benar Lam aku harus kuat dan tidak boleh lemah apalagi didepan Daniel. Aku tidak akan membiarkan Daniel merasa besar kepala karna aku terlihat rapuh apalagi jika berhadapan dengan Sera. Dia pasti akan merasa bangga karna sudah berhasil membuatku hancur seperti sekarang ini!"
"Nah gitu donk itu baru namanya Laudrea Andara. Temanku yang paling periang dan penuh semangat," sahut Nilam.
Rea lalu menghapus air matanya yang sedari tadi mengalir dipipi mulusnya.
"Mulai sekarang aku harus belajar menerima pernikahanku dengan kak Firas," ucapnya. Lalu memberi semangat pada dirinya sendiri.
Kemudiam mereka kembali tidur dan mengarungi kembali mimpi mereka yang sempat tertunda karna kedatangan Rama tadi.
.
.
.
BERSAMBUNG ✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Nurwana
bagus rea.... tunjukkan bahwa kamu baik baik saja. buanglah sampah pada tempatnya...
2023-10-12
1
Tuty Tuty
kuat laah begitu donk jangan nampak jan ke tupuruk kan mu rea
2023-07-01
0
Dwi Winarni Wina
rea kecewa sm daniel jadi kabur krmh nilam...
2023-05-23
1