Pagi - pagi sekali Rea sudah terbangun. Terlihat disebelahnya seorang pria yang masih tertidur dengan lelapnya.
Rea mencoba memandangi dari jarak dekat dan mengamati seluruh inci wajah pria itu. Dalam keadaan tidur saja terlihat sangat tampan. Bulu halus yang tumbuh teratur diwajahnya menjadikan ketampanannya terlihat lebih sempurna.
Lagi lagi ia teringat Daniel. Harusnya pagi ini yang ada di sini adalah Daniel bukan orang lain. Harusnya yang ia lihat setiap pagi dengan kondisi seperti ini adalah Daniel pria yang sangat ia cintai yang telah berjanji akan hidup bersama dalam ikatan pernikahan. Tapi nyatanya, sekarang dia harus terikat pernikahan dengan orang asing. Orang yang sama sekali tidak ia kenali. Entah untuk pribadinya atau sekedar mendengar tentangnya saja itu tidak pernah. Yang ia tahu hanya Daniel mempunyai seorang kakak.
Lagi - lagi hatinya berdenyut nyeri . Lalu Rea bangkit dari pembaringannya ia menuju kamar mandi mematutkan dirinya dicermin sebuah wash tafel.
"Daniel apa yang sebenarnya ada di dalam hatimu . Kenapa kau tiba tiba saja pergi dari pernikahan kita. Apa aku tidak pantas untukmu, apa karna kau punya wanita lain sehingga kau membatalkan pernikahan kita. Beri aku satu alasan kenapa kau pergi dihari pernikahan kita Daniel." Rea bergumam lalu
Ia segera mandi dan menyiapkan semua keperluan Firas yang akan pergi bekerja.
Setelahnya ia turun dan menuju dapur.
"Apakah aku harus mencoba menerima pernikahan ini dan berusaha menjadi seorang istri yang baik."
"Pagi Non Rea," Sapa mbak Ratih.
"Pagi juga mbak! Apa ayah dan ibu udah bangun mbak?".
"Tuan Dan nyonya pagi pagi sekali telah berangkat ke bandara non."
"Ke Bandara?"
"Ya non, tuan dan nyonya mendadak berangkat ke luar negri karna urusan bisnis."
"Oh tapi kenapa ibu gak ngomong semalam ya?"
"Nyonya bilang pemberitahuannya mendadak subuh tadi jadi nyonya gak sempat bilang ke nona gitu bilangnya tadi non!"
"Ohh gitu. mbak Ratih mau masak apa itu ?"
"Mau masak nasi goreng kesukaan Tuan muda non."
"Ohh biar aku aja mba, Mbak kerjain yang lain aja!"
"Baik non."
"Ini semua bahan bahannya ya mbak?"
"Ya non itu semua kesukaan Tuan Muda."
Rea mulai memasak .
Memasak dan menyiapkan makanan untuk seorang suami adalah impian Rea sejak dulu sejak ia masih pacaran dengan Daniel . Ya walaupun impiannya bersama Daniel telah kandas setidaknya ia bisa melakukan semua itu untuk orang yang sekarang telah menjadi suaminya.
Setelah semuanya siap Rea menghidangkannya di atas meja yang dibantu oleh mbak Ratih dan tidak lupa membuat kopi hitam dengan sedikit gula sesuai selera suaminya itu.
Di dalam kamar Firas baru saja terbangun ia melihat di sebelahnya sudah tidak ada siapapun. Pelan pelan ia bangun dan terduduk sebentar di tempat tidurnya untuk mengumpulkan separuh nyawanya yang masih berada di alam mimpi.
"Kemana wanita itu sepagi ini." gumamnya seraya berjalan ke kamar mandi .
Ia melihat semua keperluan dan pakaian untuknya ke kantor telah siap di atas sofa kamarnya.
Ia pun masuk ke kamar mandi dan segera bersiap untuk pergi ke kantor.
Di dalam kamar mandi ia juga melihat air hangat telah tersedia di dalam bath Up.
"Apa wanita itu melakukan semua ini," ucapnya kemudian.
Setelahnya melakukan ritual mandi paginya ia kemudian mendekat pada baju dan menimbang nimbang setelan yang disiapkan oleh wanita asing yang disebut istrinya itu.
"Seleranya oke juga." Sudut bibirnya menampilkan sedikit senyuman yang hampir tak terlihat.
Kemudian ia mulai memasuki lift untuk segera turun dan menuju meja makan yang di sana sudah ada Rea yang menyambutnya untuk sarapan.
Lalu ia duduk tanpa terucap sepatah katapun.
Rea yang menyadari suaminya telah duduk itupun mulai menyendokan nasi dan menumpahkan di piring yang tersedia di hadapan Firas tanpa banyak bicara.
Firas hanya diam dan membiarkan Rea melakukan semua itu.
Enak juga ternyata ada yang melayani.
Lalu mulai menyuapkan nasi kedalam mulutnya sendiri dengan pandangan matanya yang terus berkeliaran ke sana ke mari.
Kenapa nasi goreng ini rasanya berbeda ya lebih enak dari biasanya apa wanita ini yang membuatnya
"Apa Ayah dan Ibu sudah pergi mbak?" tanyanya dengan datar dan dingin.
"Ya Tuan Muda pagi pagi sekali beliau sudah pergi," jawab mbak Ratih seraya pergi ke atas untuk membersihkan kamar di lantai atas.
"Hmmm."
"Hari ini aku mulai kembali bekerja," ucap Rea seraya terus mengunyah makanan didalam mulutnya.
"lalu?"
"Ya aku ijin, kamu kan suamiku sekarang."
"Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan jangan pernah merasa terbebani karna sebuah pernikahan yang terjadi hanya untuk sebuah reputasi keluarga! Apa masih kurang jelas," cetusnya dengan wajah datarnya seraya menekankan kata kata reputasi keluarga.
Lalu bergegas bangun dari duduknya meninggalkan makanan yang masih tersisa di piringnya.
"Sialan! Kau pikir kau siapa, Aku tarik kembali kata kataku tadi pagi untuk belajar menerimamu!" Rea memaki begitu keras tapi percuma yang dimakinya sudah menjauh pergi.
Sejenak ia berpikir bagaimana ia bisa mencoba menerimanya sedangkan sikapnya yang dingin dan angkuh itu selalu mendominasi.
Lalu ia memutuskan untuk mengganti pakaiannya dan segera pergi bekerja.
Ya walaupun hanya jadi seorang karyawan biasa tapi itu sudah cukup membuatnya bangga karna sudah bisa hidup dan menghasilkan uang sendiri tanpa harus mengandalkan warisan almarhum orang tuanya yang selalu jadi rebutan keluarga papanya. Terutama paman dan bibinya yang haus akan harta itu.
Setelah rapi dengan setelan kerjanya ia bergegas keluar rumah dan memesan taksi online untuk mengantarnya menuju kantornya yang cukup jauh dari tempat tinggalnya sekarang.
Memakan waktu kurang lebih 30 menit ia telah sampai ditempatnya bekerja.
"Pagi Rea!" sapa Nilam salah satu temannya satu propesinya.
"Pagi juga lam," sapanya kembali pada Nilam yang biasa ia panggil lam aja.
"Cieh pengantin baru. Maaf ya Rea kemarin mendadak orang tuaku ngajak pergi keluar kota karna ada hajatan keluarga jadi aku gak bisa datang di acara kamu."
"Ya gak apa apa lam."
"Gimana sukses gak malam pertamanya?" Tanya Nilam sembari tersenyum menggoda Rea.
"Is apaan sih kau ini lam."
"Babang Daniel pasti perkasa kan? jelas lah udah kelihatan dari postur tubuhnya yang sixpack."
Ya Nilam belum mengetahui jika Daniel yang ia kenal sebagai kekasih dan orang yang menikah dengan Rea itu ternyata telah pergi dihari pernikahannya itu .
"Udah deh lam, aku mau kerja ini jangan menggodaku terus. Kalo kamu ingin tau rasanya nikah aja sono sama babang Erikmu itu," Cetus Rea
"Kau ini, berbagi pengalaman dikit kenapa." Nilam mencebikkan bibirnya seraya kembali fokus pada layar laptopnya.
Jangankan malam pertama Lam, calon suamiku aja melarikan diri dari pernikahannya ! andai kau tau Lam hatiku sangat hancur sekarang ini. Orang yang aku percaya akan menjadi bagian hidupku untuk selamanya nyatanya telah pergi entah kemana.
Rea hanya berkata dalam hati. Ia tidak mau Nilam tau tentang nasib buruk yang telah menimpanya saat ini.
Nasib buruk karna harus menikah dengan orang asing. Hanya karna sebuah reputasi keluarga.
.
.
.
.
BERSAMBUNG✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sabar saja Rea
2024-05-07
0
Mariana Frutty
✅❎
2024-03-18
0
Erarefo Alfin Artharizki
aku fans fira
2023-05-03
1