Sesampainya di meja makan Rea disambut dengan lembut oleh Ibu mertuanya.
"Rea sayang ayok duduk sini," pinta Diana seraya menepuk kursi disebelahnya.
Diana membuka piring yang tertelungkup di depan Rea dan hendak mengambilkan Nasi untuk Rea.
"Tidak usah Bu, Biar Rea ambil sendiri saja," ucap Rea kemudian.
"Gak apa apa sayang, Ibu senang melakukan ini. Kamu tau ? Dari dulu ibu sangat menginginkan anak perempuan tapi lagi lagi ibu melahirkan anak laki laki."
Sesaat ia teringat Daniel. Namun ia berpikir Daniel pasti akan baik baik saja . Ia yakin tidak mungkin Daniel lari dari pernikahannya dengan tanpa alasan.
Yang terpenting sekarang adalah Rea masih tetap jadi menantunya walaupun menikahnya bukan dengan Daniel melainkan dengan anak sulungnya.
Diana Yakin suatu saat nanti mereka akan hidup bahagia dan saling mencintai . Walaupun itu mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama. Mengingat Firas yang sama sekali tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita . Daya ketertarikannya terhadap wanita itu sangat lemah .
Mungkin dengan Hadirnya Rea yang berhati baik dan selalu ceria ini akan bisa mengubah dan meruntuhkan kerasnya hati Firas.
"Tapi sekarang ibu sudah punya kamu." Diana mengusap lembut tangan Rea "makanlah sayang, Kamu pasti capek seharian nyambut tamu di pelaminan."
Rea mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya sendiri dengan sesekali ia melirik Firas lelaki dingin yang sekarang menjadi suaminya.
Firas makan dengan santai tanpa keluar sepatah katapun dari mulutnya . Aura dinginnya terpancar dengan jelas. Padahal ibu dan ayahnya begitu hangat membuka obrolan demi obrolan mengiringi makan malam mereka.
Tak berselang lama acara makan malam itu telah selesai .
Firas kembali menaiki tangga dan menuju ruang kerjanya ia kembali berjibaku di dunianya. Yaitu dunia kerja dan bisnis. Ia sibuk mengecek email demi email melalui komputernya.
Rea yang masih duduk menemani ibu mertuanya di ruang televisi dengan beberapa macam dessert yang menemaninya .
"Bu boleh Rea tanya sesuatu?"
"Tentu sayang, Apa yang mau kamu tanyakan?"
"Menurut ibu, Kenapa Daniel pergi meninggalkanku dihari pernikahan kami." Rea kembali meneteskan air matanya . Hatinya sakit saat mengingat semua itu. Kenangan demi kenangan selalu terlintas tanpa bisa dicegah.
"Rea sayang." Diana memegang kedua pipi menantunya itu "Ibu tau ini sangat menyakitkan buatmu tapi percayalah ini adalah takdir dan kehendak Tuhan yang tak bisa kita hindari." Lalu menghapus air mata menantunya.
"Ibu yakin pasti di sana Daniel juga merasakan sakit yang sama telah meninggalkanmu dihari pernikahan kalian, tapi ibu pun yakin jika Daniel punya alasan lain. Sudah jangan nangis lagi ya ikhlaskan saja dan serahkan semuanya pada tuhan!"
"Maafkan ibu dan ayah yang sudah sangat egois dengan memaksakan pernikahan ini tetap terjadi sedangkan ibu tau betul kamu sangat mencintai Daniel."
"Apa menurut ibu Daniel tidak mencintaiku?"
"Daniel begitu sangat mencintaimu Rea, ibu sangat Tau itu!"
"Tapi kenapa dia pergi bu." Rea terisak
Bayangan kebahagian bersama Daniel setelah menikah kini sirna sudah.
Tak sedikitpun ada rasa bahagia dalam pernikahannya dengan Firas. Lelaki itu sangat dingin tak sedikitpun lelaki itu sudi walau hanya sekedar untuk menatapnya.
Diana memeluk menantunya itu.
"Udah sayang lebih baik kamu sekarang ke kamar dan segera istirahat."
Rea melangkah menaiki lift. Sebenarnya ia enggan untuk masuk ke kamar mengingat harus sekamar dengan Pria dingin dan kaku itu . Jika boleh ia memilih lebih baik ia tidur dikamar lain kamar tamu misalnya atau di manapun yang penting tidak sekamar dengan pria yang menurutnya seperti manusia salju itu.
Saat telah sampai di depan pintu kamarnya dengan ragu ragu Rea meraih gagang pintu membukanya dengan pelan lalu sedikit mengintip namun tidak ada siapapun di kamar itu.
"Tidak ada siapa siapa kemana manusia salju itu," ucapnya seraya masuk kedalam kamar.
"Siapa yang kau bilang manusia salju itu? Apa kau sedang mengataiku," serunya tiba tiba.
Deg
Rea terhenyak kaget sejak kapan Firas ada di belakangnya. Dan mendengar semua perkataannya.
"Aduhh." Rea menepuk jidatnya sendiri seraya terus membelakangi Firas.
"Eng .. Enggak aku lagi ngomongin diri sendiri gak ngomongin siapa siapa," ucapnya dengan sangat cepat kemudian berjalan menuju kamar mandi.
"Dasar wanita!".
Kemudian berjalan menuju nakas hanya mengambil sebuah ponsel. lalu pergi meninggalkan kamar dan kembali ke ruangan kerjanya.
"Berani sekali dia mengataiku manusia salju," gumam Firas seraya berjalan menuju ruang kerjanya.
Kemudian kembali dengan kesibukannya.
"Mbak Ratih " serunya lagi saat melihat Artnya itu melintasi ruang kerjanya
"Ya Tuan!".
"Buatkan aku kopi dengan sedikit gula!"
"Ya Tuan Muda!".
"Buatkan juga susu coklat untuk Gadis itu!" titahnya lagi.
Entah kenapa tiba tiba saja Firas teringat pada gadis kecilnya dulu yang sangat menyukai susu coklat.
"Iya Tuan muda ".
Ratna berlalu seraya tersenyum karna Tuan mudanya yang diketahui sangat dingin dan kaku itu ternyata perhatian juga dengan istrinya .
"Semoga saja ini akan jadi awal yang baik !" gumamnya kemudian.
"Awal yang baik untuk siapa mbak Ratna? " tanya Diana kemudian.
"Tuan Muda Firas ternyata begitu perhatian sama istrinya!".
"Ya semoga saja Rea bisa meluluhkan hatinya yang keras itu".
"Iya nyah!".
"Pada dasarnya Firas itu anak yang baik dan penuh perhatian tapi entah karna apa dia jadi begitu sangat dingin dan kaku seperti itu."
"Padahal Tuan Muda Firas dulu orangnya begitu ceria."
"Entah lah mbak Ratna saya juga bingung dengan perubahan sikap dia yang tiba tiba saja menjadi sangat dingin!"
Ya Mbak Ratna adalah Art yang sudah bekerja sejak Firas masih kecil jadi ia tahu betul dengan tuan mudanya itu. Dulu Firas adalah anak yang selalu ceria dan selalu bersikap hangat apalagi pada adiknya adiknya. Ia selalu penuh kasih sayang dan kehangatan. Namun semenjak ia kembali dari liburan terakhir dikampung kakeknya dulu ia berubah menjadi pemarah dan sikapnya begitu dingin pada semua orang.
Setelah kopi dan susunya sudah siap mbak Ratna segera mengantarkan kepada Tuan Mudanya itu.
"Tuan Muda ini kopinya!"
"Ya letakan disini saja, Susu itu antarkan kepadanya!"
"Baik Tuan!".
Kemudian berjalan menuju kamar untuk mengantarkan susu pada nonanya itu .
"Non Rea !"
" Iya mbak Ratna!".
"Tuan Muda Firas menyuruh saya untuk membuatkan susu untuk Non Rea!"
"Apa ?" tanyanya tak percaya.
"Iya Non!".
"Ya sudah letakan di sana saja mbak!"
Melihat susu coklat membuat Rea teringat dengan kedua orang tuanya terutama mamanya.
Dulu saat kecil ia sangat menyukai minuman itu tapi itu dulu karna semenjak orang tuanya meninggal ia tak lagi mau meminumnya. Saat ia melihat susu bayang bayang orang tuanya selalu hadir dan itu membuatnya semakin merasa kehilangan.
Air matanya kembali menetes kala mengingat kedua orangtuanya.
Kemudian Rea memilih untuk tidur dan tidak meminum susu itu . Ia menutupnya dengan sebuah sapu tangan hingga gelas itu tak terlihat sedikitpun.
.
.
.
BERSAMBUNG✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
jangan2, Rea adalah gadis cilik firas
2023-02-12
4
D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
tinggal jejak disini biar dinotes
2023-02-12
0
D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
senengnya punya mertua kayak gini
2023-02-12
0