"Bantuan apa?" tanya Vira saat melihat raut wajah Ranum yang begitu serius.
"Hm, gimana ya, cara ngomongnya aku malu," jawab Ranum yang memang benar ia sedikit malu untuk meminta bantuan kepada Vira.
"Lu, nggak usah malu katakan saja kalau gue bisa bantu pasti bakal bantuin lu, kok." Vira mengelus lengan Witma sambil tersenyum. "Ayo lu minta bantuan apa?"
Witma yang mula-mula malu untuk mengatakan itu semua detik itu juga ia menepis semua rasa malu itu ketika ia mengingat wajah ibunya yang terbaring lemah di rumah. "Aku boleh tidak meminjam uang kamu dulu Vir, buat biaya berobat Ibuku." Setelah mengatakan itu Witma menunduk takut Vira akan menolak untuk membantunya dengan cara memberikannya pinjaman sejumlah uang.
"Bukannya gue tidak mau membantu lu, tapi saat ini gue belum punya uang karena beberapa hari ini langganan yang selalu menyewa jasa gue nggak pernah datang ke klub," kata Vira menjelaskan Ranum supaya temannya itu tidak merasa kalau ia pelit. "Sorry, gua jadi keceplosan." Ia menutup mulutnya.
"Langganan dan klub, bisa kamu jelaskan apa hubungan mereka denganmu?" Witma yang penasaran malah menanyakan itu.
Vira menghela nafas sebelum mulai menjawab pertanyaan Ranum. "Setelah gue cerita ke lu, terserah lu mau masih temenan sama gue atau nggak pokoknya itu semua terserah lu." Vira melirik kiri dan kanan dulu memastikan tidak ada orang selain mereka berdua sebelum mulai membuka suara. "Maaf, gue selama ini telah banyak sekali membohongi lu, sudah saatnya gue membongkar siapa gue ini yang sebenarnya." Ia kembali melirik kiri dan kanan hanya untuk memastikan satu kali saja.
"Pada intinya saja Vir, supaya aku tidak penasaran," ucap Ranum.
"Begini, gue bisa beli ini beli itu dari hasil open B°, bisa disebut juga sebagai kupu-kupu malam." Vira tersenyum getir saat mengatakan itu. "Kalau tidak dengan cara begitu, mungkin gue dan Bapak gue sudah nggak ada di dunia ini karena setiap hari kami hanya makan pakai air putih saja untuk mengganjal perut kami ketika lapar melanda." Tatapan matanya jauh menerawang ke depan. "Sejak kejadian dimana Bapak gue ditabrak saat menjadi tukang parkir, dari sanalah awal mula kami hidup menderita. Dan yah, hanya dengan cara begini gue mencari uang karena lu tahu sendiri cari kerja di Jakarta itu begitu sulit."
Sebenarnya Vira dan Ranum adalah dua gadis yang terlahir dari rahim yang berbeda namun kedua gadis itu memiliki kesamaan, dimana Vira ditinggalkan oleh ibunya ketika masih bayi dan Witma ditinggalkan oleh ayahnya demi wanita yang punya segalanya. Namun, Vira cuma anak satu-satunya tidak seperti Witma yang memiliki adik.
"S ial!" desis Vira saat air matanya menetes. "Kita malah adu nasib begini." Ia hanya berlabel gadis tapi sudah tidak pe rawan lagi. "Lu boleh datang ke klub." Ia mengeluarkan pulpen dan selembar kertas untuk mencatat alamat klub malam tempatnya bekerja itu. "Jika lu butuh uang banyak datang saja, karena disana banyak om-om yang membeli gadis masih pe rawan dengan harga yang fantastis. Gue bukannya mau menjerumuskan lu tapi apa daya kita golongan orang miskin tidak ada yang akan mau menolong kita dalam keadaan apapun, karena yang bisa menolong kita hanya diri kita sendiri bukan orang lain. Sampai sini lu paham?"
🍃🍃🍃🍃
Tepukan di pundaknya membuatnya terperanjat dari lamunannya.
"Ranum, bibi hanya punya uang dua juta saja, pasti tidak cukup untuk biaya operasi ibu kamu," kata Ijah yang sudah duduk di sebelah Ranum. "Bibi juga sudah mencari pinjaman tapi apa daya, semua orang tidak ada yang mempercayai bibi untuk memberikan bibi pinjaman." Ia mengatakan yang sebenarnya tanpa di ada yang ditutup-tutupi dari Ranum."Bibi tidak usah khawatir, aku akan mencoba mencari pinjaman ke salah satu temanku," kata Ranum mencoba menenangkan Ijah dan menenangkan dirinya sendiri. "Bibi tolong jaga Aish dulu." Ia memberikan Aish kepada Ijah. "Aku mau pergi dulu, doakan semoga aku mendapatkan uang itu supaya Ibu bisa langsung dioperasi malam ini." Ia tersenyum tapi mimik wajahnya saat ini tidak bisa berbohong.
"Ranum hati-hati di jalan, ini ambil saja buat ongkos ojek." Ijah menyerahkan uang selembar yang berwarna biru.
Ranum menggeleng. "Tidak usah bi, rumah temanku itu tidak terlalu jauh dari sini," ucapnya berbohong. "Jadi, bibi simpan saja uang itu," sambungnya sambil berlalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 385 Episodes
Comments
Idha W
jdi bingung witma ini siapa
2024-06-19
1
Kardi Kardi
life is hard. please give our protection god. amin
2024-05-25
2
Maz Andy'ne Yulixah
Nama nya Typo Kak,sampai bingung😁😁
Jangan sampai Ranum menjual Kegadisan nya😌😌
2024-05-15
1