"Apakah semuanya sudah siap?" Tanya Tiara saat melihat Aliana dan Liliana sudah duduk di sofa dengan semua koper yang disiapkan telah berada di ruang tamu.
"Hm, semuanya sudah siap, dan aku tidak sabar untuk pergi ke kota tempat ibu kakak dan Ayah tinggal waktu aku belum lahir!!!" Ucap Aliana yang merasa begitu senang bahwa mereka akan mengunjungi ibukota tempat kelahiran Liliana.
"Hm, baguslah, ayahmu sudah menunggu di depan rumah jadi ayo kita keluar," ucap Tiara pada Liliana dengan Liliana yang menganggukkan kepalanya dan membawa koper miliknya dan koper milik Aliana keluar dari rumah.
Mereka kemudian menaikkan barang-barang mereka ke atas mobil dan Liliana menatap rumah tempat tinggalnya selama 5 tahun terakhir sebelum menaiki mobil dan meninggalkan tempat itu.
Perjalanan yang cukup melelahkan membuat mereka tiba di sebuah rumah yang sudah 5 tahun lebih tidak dikunjungi oleh Liliana.
Rumah yang banyak menyimpan kenangannya yang selalu dirindukan oleh Liliana selama mereka berada di kota xx.
"Wah,, apa kita akan tinggal di sini?" Ucap Aliana sembari memperhatikan rumah yang besar di hadapannya.
Tiara menganggukkan kepalanya, "iya, mulai sekarang kita akan tinggal di sini." Ucap Tiara.
"Hore!!!" Teriak Aliana yang merasa begitu senang sembari gadis kecil itu melompat-lompat dan masuk ke dalam rumah di mana Liliana telah membuka pintu rumah tersebut.
Sepanjang hari itu, mereka berberes-beres di rumah tersebut sampai akhirnya pada malam hari ketika selesai makan malam semuanya tertidur lelap di dalam rumah sebab kelelahan.
Liliana yang tertidur pulas, tiba-tiba saja bermimpi dan perempuan itu dengan gelisah di tempat tidurnya ketika dia berada dalam mimpinya yang begitu buruk.
"Andi,, Andi!! Andi!!! Hikss hiksss,,," Liliana menangis dalam tidurnya sehingga membuat Alina yang selalu tidur bersama Liliana kini terbangun dan mengejek-ngucek matanya.
"Hmm..?"
Gadis kecil itu melihat ke sampingnya di mana Liliana terus terisak sembari tertidur hingga membuatnya terkejut.
"Kakak!!!" Teriak Aliana langsung menghampiri Liliana dan berusaha membangunkan Liliana dengan cara mengguncang-goncang tubuh Perempuan itu.
"Kakak!! Kakak!!!" Teriak Aliana dengan suara yang lumayan kencang.
"Andi!! Tidak!! Jangan! Jangan pergi hiks,, hiks,, hiks..!!" Liliana terus bersuara sembari mengangkat-angkat tangannya berusaha meraih bayangan Andi yang ada di depannya, tetapi sayang sekali bahwa sebuah mimpi itu membuatnya harus kehilangan bayangan yang terus menjauh darinya.
"Kakak!!!" Teriak Ariana dengan suara yang sangat kencang bersamaan dengan Liliana yang akhirnya terbangun dan perempuan itu terkejut saat mendapati Aliana yang menatapnya dengan sangat cemas bahkan gadis kecil itu sampai menangis.
"Aliana!" Ucap Liliana yang terkejut sembari menarik gadis kecil itu kepedukannya dan memeluk Aliana dengan sangat erat.
"Maaf, maaf,, maafkan aku,,maaf," ucap Liliana sembari terisak dan entah kenapa rasa ketakutannya saat Andi meninggalkannya kini kembali menggerogoti nya.
"Kakak,, Apakah kakak baik-baik saja?" Tanya Aliana yang masih cemas terhadap kakaknya jika sampai terjadi apa-apa pada kakaknya.
Liliana mengganggukan kepalanya, "jangan khawatir, kakak hanya bermimpi buruk saja," ucap Liliana.
Aliana yang mendengarkan itu kini mengeluarkan tangan kecilnya dan dia memeluk Liliana dengan hangat, "Kakak jangan takut, Aku ada di samping Kakak jadi kakak tidak perlu takut apapun," ucap Aliana kembali membuat Liliana meneteskan air matanya.
'Ya Tuhan, entah kenapa sekarang aku merasa bahwa gadis kecil yang kau berikan padaku ini ialah pengganti Andi yang akan menjagaku dan akan menghiburku,' ucap Liliana dalam hati sembari menyeka air matanya supaya tidak membuat Aliana semakin cemas terhadapnya.
Cukup lama Liliana berusaha menyenangkan diri lalu dia akhirnya membaringkan Aliana lalu mereka tidur berpelukan untuk melanjutkan istirahat mereka.
Di pagi hari, ketika Liliana terbangun perempuan itu terkejut melihat Aliana yang berjalan ke dalam kamar sembari membawa nampan berisi susu dan roti.
"Ibu membuat ini untuk kakak, dan dia menyuruhku mengantarnya pada kakak," ucap Aliana dengan langkah kecilnya mendekati Liliana.
Sementara Liliana yang melihat itu, dia langsung turun dari tempat tidur lalu mengambil alih nampan dari tangan Aliana dan meletakkannya di atas meja.
"Apakah kau sudah sarapan?" Tanya Liliana.
Sembari membuat sebuah senyum lebar di bibirnya, Aliana mengganggukan kepalanya, "tentu saja, sekarang aku mau mandi karena Ibu bilang dia akan mengajakku berkeliling kompleks," ucap Aliana sembari berlari ke arah kamar mandi dengan miliana yang tertinggal memandangi punggung gadis kecil itu.
'Baiklah, dia adalah penguatku dan penghiburku, dia adalah berkat yang diturunkan Tuhan untuk menggantikan Andi,' Ucap Liliana dalam hati berusaha menghibur dirinya sendiri sebelum dia akhirnya duduk di kursi dan menyantap sarapan yang tadi dibawakan oleh Aliana.
Setelah selesai sarapan, Liliana kemudian mandi juga dan perempuan itu bersiap-siap untuk hari pertamanya bekerja di kantor pusat.
"Wah,, Kakak mulai bekerja hari ini?" Tanya Aliana yang saat itu masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas miliknya.
Liliana mengganggu kan kepalanya dengan pelan, "hm, kakak harus bekerja hari ini, jadi tidak bisa menemanimu untuk berkeliling kompleks. Tapi nanti kalau Kakak sedang libur, kakak pasti akan menemanimu keliling ibukota dan memperlihatkanmu hal-hal yang terbaik yang ada di ibukota," ucap Liliana.
Aliana merasa sangat senang dengan janji kakaknya karena dia tahu kakaknya tidak pernah mengingkari janjinya sehingga gadis kecil yang sudah mengambil tasnya itu langsung berlari menghampiri Liliana dan memeluk Liliyana dengan hangat.
"Terima kasih Kakak!" Ucap Aliana.
"Tentu sayangku!!" Seru Aliana membawa gadis kecil itu ke gendongannya lalu mereka turun ke lantai 1.
Setelah berpamitan pada semua orang, maka Liliana mengendarai sebuah mobil menuju kantor pusat tempat dia akan mulai bekerja.
Begitu tiba di kantor, dia langsung disambut oleh seseorang yang kemudian mengantarnya ke ruang kerja atasan baru Liliana.
Namun betapa terkejutnya Liliana ketika dia melihat wajah atasannya sama persis dengan wajah mantan tunangannya yang bernama, Andi.
"Andi?" Ucap Liliana dalam ketercengangannya menatap pria di depannya.
Sang atasan pun yang ditatap oleh Liliana kini mengerutkan keningnya dan dia tidak mengerti mengapa perempuan di depannya memanggilnya dengan begitu akrab, apalagi di pertemuan pertama mereka sebagai atasan dan bawahan!!
Maka pria itu kemudian berdiri menatap Liliana sembari berbicara dengan suara yang begitu dingin, "Beginikah sikap karyawan terbaik di kantor cabang xx yang dipindahkan ke kantor pusat?!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Yulia hari
mengapa liliana
2024-02-24
0
Ajusani Dei Yanti
sedih thorrrr kuh
2023-02-14
0
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-01-18
0