BAB 19

Seharian ini Cean hanya berdiam diri di dalam kamar, entah mengapa perasaannya tidak nyaman dan terus saja memikirkan pria kecil bernama Samudra.

Nanda masuk ke kamar Cean untuk mengambil pakaian Samudra. Bahkan Cean baru menyadari jika di kamarnya terdapat barang barang pribadi Samudra.

"Sorry Cean, Mommy mau mengambil baju Sam." Ucap Nanda lalu masuk ke dalam walk in closet.

"Bukankah dia bisa mengambil dan menggantikannya sendiri?" Tanya Cean.

"Ya, tetapi karena kau sudah kembali, Mommy akan memindahkan pakaian juga barang barang Sam sedikit demi sedikit ke kamar Mommy. Lagi pula sebentar lagi Sam tidak akan menghabiskan siang harinya disini setelah Uncle Robi pensiun."

Cean hanya terdiam.

"Cean, sekarang apa rencanamu?" Tanya Nanda.

Cean masih diam dan tidak menjawabnya, pikirannya tiba tiba tiba saja menghilang dan semua rencana yang di susun rapih selama enam tahun ini tiba tiba saja buyar.

"Cean, kau akan mengambil alih dulu perusahaan atau menceraikan Nadlyn dulu?" Tanya Nanda yang membuat Cean seketika menatap wajah teduh Mommy nya itu.

"Kenapa?" Tanya Nanda yang di tatap aneh oleh Cean.

"Dimana Nadlyn, Mom?" Tanya Cean.

"Nadlyn bekerja."

"Bekerja apa? Apa Nadlyn begitu kekurangan uang hingga ia harus bekerja?"

Nanda memghela nafasnya, salah ya sendiri terlalu memanjakan putranya ini. "Nadlyn bekerja untuk masa depan Samudra."

"Bukankah Uncle Robi memiliki kekayaan? Bahkan saat pensiun nanti Uncle mendapatkan saham 30% dari mendiang Opa karena dedikasinya yang tinggi? Aku rasa itu bisa untuk menanggung masa depannya."

"Cean, entah apa salah Mommy dalam mendidikmu. Yang jelas pikiran Samudra lebih dewasa darimu." Nanda menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya secara kasar. "Samudra adalah tanggung jawab Nadlyn, Nadlyn adalah seorang single parents yang bertanggung jawab pada putranya. Nadlyn tidak memikirkan harta, ia hanya ingin Samudra tumbuh dan berkembang oleh penghasilannya sendiri. Bahkan saat Daddy dan Mommy mau membantunya, Nadlyn menolaknya."

Hati Cean mendadak tidak terima dengan mendengar ucapan Nanda yang menyebut jika Nadlyn merupakan seorang single parents.

"Aku akan menanggung masa depannya." Kata Cean tiba tiba.

"Nadlyn akan menolaknya." Balas Nanda.

"Nadlyn tidak punya hak menolaknya."

Nanda menatap wajah Cean, "Nadlyn berhak menolaknya karena Samudra adalah anaknya, hanya anaknya." Tekan Nanda.

"Tapi dia juga....." Ucapan Cean terpotong karena Nanda memotongnya.

"Apa?" Tanya Nanda sengit. "Dia juga anakmu?" Tebak Nanda yang kemudian tersenyum sinis. "Kamu mengakuinya? Tidak ingatkah kamu jika saat Samudra masih dalam kandungan Nadlyn, kamu tidak menginginkannya dan dengan bedjatnya kamu malah menyuruh Nadlyn untuk menggurkannya." Nanda mulai terisak. Rasa kecewa pada putranya sudah tidak dapat ia tahan lagi. "Kamu tega, Cean. Bagaimana bisa kamu berpikir untuk melenyapkan darah dagingmu sendiri, keturunan Mommy."

"Mom..."

"Apa kamu tidak tau, Cean? Setiap kali menatap mata Samudra, Mommy selalu di hantui rasa bersalah."

Cean segera memeluk Nanda, sementara Nanda hanya pasrah saja sambil meluapkan isi hatinya yang terpendam selama enam tahun ini.

**

Samudra pulang di jemput oleh Pras. Nanda terpaksa meminta pada Pras agar menjemput Samudra karena setelah meluapkan isi hati dan kekesalannya pada Cean membuat darah tinggi Nanda kambuh dan Nanda hampir saja pingsan.

Seperti biasa Samudra mengganti pakaiannya di kamar Cean karena tadi Nanda belum sempat memindahkannya.

Samudra masuk ke dalam walk in closet dan mengganti pakaiannya disana, anak kecil berusia hampir enam tahun itu memang memiliki sikap yang mandiri dan tidak manja. Bahkan Samudra terlihat lebih dewasa dari usia teman teman sebayanya.

Samudra merapihkan tasnya dan menaruh seragam kotornya di keranjang. Semua pergerakan Samudra tidak luput dari pantauan Ocean.

"Kamu sudah makan?" Tanya Cean.

Samudra menggelengkan kepalanya, "Belum, Nanny belum menyiapkan makanan untukku."

"Apa aku mengganggu Uncle?" Tanya Sam. "Aku akan tidur siang di kamar lain jika Uncle terganggu."

"Tidak." Jawab Cean dengan cepat.

Entah mengapa Cean seakan tidak rela jika Samudra meninggalkan kamarnya.

"Tidurlah di tempat tidurku." Ucap Cean.

"Lalu Uncle?"

"Aku tidak biasa tidur siang, aku bukan anak kecil."

Samudra naik ke atas tempat tidur.

"Kenapa tidak tidur?" Tanya Cean yang masih melihat Samudra duduk bersandar di atas tempat tidur.

"Aku menunggu Mommy."

Deggg...

"Kakek bilang padaku, Mommy akan menjemputku siang disini. Aku takut jika tidur siang, Mommy akan meninggalkanku pulang ke rumah Kakek sendirian."

Cean menyipitkan matanya. "Bukankah Mommy mu bisa menunggumu bangun?"

Samudra menggelengkan kepalanya, "Mommy tidak suka berlama lama di rumah Oma, Mommy hanya menjemputku kemudian kami pulang, jika aku sedang tidur maka Mommy akan meninggalkanku dan nanti aku pulang di jemput Papi atau oleh Kakek." Jawab Samudra seperti orang dewasa.

"Kamu lebih menyukai di sini atau di rumah Kakekmu?" Tanya Cean yang tanpa sadar kini ikut duduk di tepi ranjangnya.

Samudra tampak berpikir. "Aku suka tinggal dimanapun, asal bersama Mommy."

"Berapa usiamu?" Tanya Cean.

"Empat bulan lagi, aku akan berulang tahun ke enam tahun."

"Apa kau akan merayakan ulang tahunmu?"

"Tidak, aku tidak suka merayakan ulang tahun."

"Kenapa?" Tanya Cean ingin tau lebih dalam.

"Karena Mommy selalu menangis di hari ulang tahunku. Dan aku tidak suka melihat Mommy menangis."

Cean terdiam, hatinya bertanya tanya, mengapa Nadlyn menjadi lebih sering menangis, padahal dulu Nadlyn adalah anak yang ceria meski ia besar tanpa seorang ibu.

Cean yang bodoh masih tidak menyadari jika dirinyalah yang menghancurkan kebahagiaan Nadlyn.

"Kenapa Mommy mu menangis di hari ulang tahunmu?" Tanya Cean mendalam.

Samudra mengerdikan bahunya, "Mungkin karena Mommy mengingat Daddy yang sudah meninggalkan kami."

Degg.. Degg.. Degg

Bagai sebuah tamparan mengenai tepat di pipi Cean.

"Daddy?" Tanya Cean lagi.

"Kakek bilang aku memiliki seorang Daddy dan Daddy pergi meninggalkan aku dan Mommy."

"Jadi kamu tau jika kamu memiliki Daddy?"

Samudra mengangguk.

"Apa yang kamu tau tentang Daddy mu?"

Samudra menatap dalam mata Cean. "Aku tidak tau. Dan aku tidak ingin tau meski aku sangat ingin sekali tau."

"Kenapa?"

Tok.. Tokk.. Tokkk,

Suara seseorang mengetuk pintu kamar Cean.

Cean menghela nafas kemudian berjalan ke arah pintu.

"Maaf, Tuan muda." Ucap seorang wanita berseragam suster.

"Nanny.." Panggil Samudra yang ikut menyusul.

"Den Samudra, ada Mommy sudah menjemput." Kata Nanny.

"Baik Nanny, bilang Mommy tunggu sebentar, Sam mau ambil tas Sam dulu." Kata Samudra sementara itu Cean hanya membeku.

Ini pertama kalinya setelah enam tahun berlalu, Cean dan Nadlyn berada dalam satu tempat meski belum saling bertemu.

"Permisi Uncle, aku pulang dulu." Ucap Samudra dengan hormat.

Namun Samudra menahan langkahnya dan menatap lekat wajah Cean, "Mommy bilang Daddy ku berada di sebuah negri di atas awan, sangat jauh dari sini, Daddy tidak mau pulang karena disana lebih indah dari pada disini." Kata Samudra kemudian meninggalkan Cean yang masih mematung.

Cean merasakan jantungnya terus berdegup dengan kencang, dengan langkah lebar ia menyusul Samudra yang sudah lebih dulu turun.

Matanya menyipit kala melihat Nadlyn dengan tampilan yang berbeda. Tidak ada lagi rambut panjang, semenjak hamil hingga Samudra berusia hampir enam tahun, Nadlyn lebih menyukai rambut pendek sebahu.

"Nadlyn...." Panggil Cean dengan dengan lirih namun terdengar oleh Nadlyn.

Nadlyn menoleh ke arah sumber suara. Suara yang sangat ia rindukan sekaligus suara yang ia benci.

"Ocean...."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

👏vanzhoel🖤²²¹º

👏vanzhoel🖤²²¹º

yakin banget, sam paham sepaham paham nya, tentang sikon org tua nya.. ya Allah anak sekecil itu di dewasakan oleh waktu😥

2025-02-08

0

Miss Typo

Miss Typo

jangan sampe kamu luluh lagi Nadlyn, bener² gak rela seandainya balik lagi dan gak jadi cerai

2025-02-07

0

Yus Warkop

Yus Warkop

aku takut nadlyn masih cinta sam a ocean

2024-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAN 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74 (Season 2)
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114
115 BAB 115
116 BAB 116
117 BAB 117
118 BAB 118
119 BAB 119
120 BAB 120
121 BAB 121
122 BAB 122
123 BAB 123
124 BAB 124
125 PENGUMUMAN DAN TERIMAKASIH
126 JODOH SAMA MANTAN (Jodohnya Kevin)
127 Bonchap 1
Episodes

Updated 127 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAN 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74 (Season 2)
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114
115
BAB 115
116
BAB 116
117
BAB 117
118
BAB 118
119
BAB 119
120
BAB 120
121
BAB 121
122
BAB 122
123
BAB 123
124
BAB 124
125
PENGUMUMAN DAN TERIMAKASIH
126
JODOH SAMA MANTAN (Jodohnya Kevin)
127
Bonchap 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!