masa lalu 1

para pelayan sudah bangun,kini hanya seorang gadis imut bak bidadari yg masih bergelut manja dengan selimutnya.

Emelina membuka pintu kamar Agatia badan melihat sang putri masih terlelap.

tiba-tiba sebuah pisau kecil meleset melewati kepala Emelina dan menancap sempurna di pintu di belakang Emelina.

sedangkan Emelina terpaku terkejut dan berkeringat dingin Emelina melirik pisau kecil di belakangnya.

kemudian beralih melihat ke arah tempat tidur Agatia,namun orang yg tadi sedang bergelut manja di kasur sekarang sudah menghilang entah ke mana

grep.....

"selamat pagi bibi"ucap Agatia memeluk Emelina dari belakang.

Emelina terkejut bukan main dan kemudian menjewer telinga Agatia.

"kau ini kebiasaan menakuti bibi,apa kau sangat ingin bibi mu ini kehilangan jantung karena copot??!!"omel Emelina.

"aduh....uuh....maaf bibi...hehe"ucap Agatia.

"baik lh aku tak akan marah karena bagaimana pun kau adalah sang tuan putri dan terlebihnya kau keponakan ku"ucap Emelina menghela napas lelah.

"dan juga mengapa kau bermain dengan pisau kecil itu,semua itu sangat berbahaya bagaimana jika itu menggores kulit mu??;!"omel Emelina.

"sial bibi sudah marah besar nih" batin Agatia.

tap....

"mohon kepada bibi cantik nan lembut mengampuni kesalahan sintia imut ini"ucap Agatia.

"huff.....sudah lh .....sang putri imut cepat mandi atau aku akan menggantung kepala mu di menara kastil ini"ucap Emelina.

"siap..... komandan....."ucap Agatia sambil berpose menghormat dan kemudian berlari ke kamar mandi

"haha....gadis yg sangat imut,andai kakak ada mungkin ia sangat menginginkan Agatia......"ucap Emelina tertawa kecil melihat tingkah laku Agatia.

namun senyum itu luntur dan berganti dengan wajah sedih.

"semua sebenarnya salah yang mulia raja yg membuat kakak menjadi menderita dan membenci benih yg ia kandung sampai ia melahirkan dan meninggal"gumam Emelina.

tanpa Emelina sadari Agatia yg memiliki pendengaran yg sangat tajam mendengar perkataan Emelina dari dalam kamar mandi.

"sebenarnya masa lalu apa yg di lalui oleh ayah dan ibunda??!" batin Agatia

saat sedang terhanyut oleh kenagan, Emelina tak menyadari jika Agatia sudah keluar dari kamar mandi.

"bibi.....bibi..."ucap Agatia menyadarkan Emelina.

akhirnya Emelina tersadar dan terkejut.

"kau tak mandi??"ucap Emelina

"aku sudah selesai"ucap Agatia.

"baik lh mari bibi ikatkan rambut mu"ucap Emelina sambil membimbing Agatia ke depan cermin.

"bibi....bisa kau ceritakan tentang ayah dan ibunda"ucap Agatia yg membuat sisir di tangan Emelina terjatuh.

"bibi kau kenapa??"tanya Agatia polos namun sebenar nya ia tau alasan Emelina terlihat kaku seperti itu.

"tidak apa-apa"ucap Emelina sambil memungut sisir itu dan kembali menyisir kembali rambut Agatia.

"Tia....apa kau benar-benar ingin mengetahuinya??"ucap Emelina.

"ya,tentu saja"ucap Agatia riang.

"apa kau tak akan marah dan kecewa setelah mendengar cerita ku??"ucap Emelina

"semuanya tergantung suasana hati ku"ucap Agatia asal

Emelina memandang kaca rias Agatia yg menampilkan wajah imut Agatia dan dirinya.

*flashback on.

*kerajaan Eleksevelen adalah kerajaan yg kecil namun penuh dengan kenyamanan dan ketentraman.

di sana semua orang saling bahu membahu.

Raja yg memimpin negeri itu bernama Robert orgos Eleksevelen memimpin negeri dengan bijaksana.

sang raja mempunyai dua orang putri yg pertama putri Elin Eleksevelen dan putri Emelina chagrin Eleksevelen.

saat itu Kenzo yg tak sengaja tersesat di hutan perbatasan kerajaan Eleksevelen tak sengaja bertemu dengan Elin.

bahkan Kenzo mengajukan lamaran pada Elin ke raja Robert.

namun raja Robert menolak lamaran itu yg membuat Kenzo meluruh lantahkan kerajaan Eleksevelen kedua.

ketika Elin mengetahui jika yg menghancurkan kerajaan adalah Kenzo ia menjadi membenci Kenzo.

saat itu Kenzo datang ke depan Elin.

"apa yg kau lakukan??pergi kau dasar iblis"teriak Elin sambil memeluk erat Emelina.

kemudian Kenzo menyuruh pengawalnya menyeret Elin.

"Emelina.....lari....ku mohon lari sejauh-jauhnya dari iblis ini"ucap elin sambil terus memberontak.

kemudian Kenzo memukul tengkuk elin sehingga ia tak sadar diri.

"Kakak....Elin..."teriak Emelina*.

BERSAMBUNG......

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***