Happy Reading 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Ramos menyelesaikan segala pekerjaan nya secepat kilat demi bisa bertemu dengan sahabat baiknya itu.
"Apa Sandy sudah menunggu?" tanyanya sambil berjalan dengan langkah lebar sambil menyusuri koridor perusahaan.
"Sudah Tuan," jawab Heru sambil membuka pintu mobil untuk Ramos.
Mobil mewah bermerk Lamborghini itu melaju meninggalkan gedung perusahaan.
Hingga sampai di restaurant tempat dimana sang saja sahabat menunggunya. Ramos masuk dengan langkah kaki lebar. Kaki jenjangnya terlihat tak sabar.
"Sandy."
"Ramos."
Sandy yang sudah menunggu disana langsung menyambut sahabat baiknya itu. Keduanya saling memberikan pelukan.
"Kapan kau kembali?" Sandy melepaskan pelukkan nya.
"Sebulan yang lalu," sahut Ramos sambil duduk.
"Kau semakin tampan? Dokter lagi." Ramos terkekeh sambil memuji ketampanan Sandy.
"Kau baru sadar kalau aku ini tampan?" balas Sandy sambil mengusap rambutnya ke belakang.
Ramos terkekeh pelan. Keduanya bercerita banyak hal. Ramos baru satu bulan yang lalu kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya di Sidney, Australia. Dia jarang pulang ke Indonesia paling setahun sekali itu pun ketika ada urusan, selain melanjutkan gelar dokternya, keluarga besar Ozawa juga memiliki beberapa bisnis disana dan Ramos yang turun tangan untuk mengembangkan bisnis itu.
"Kau pesan apa?"
"Seperti biasa."
Sambil menunggu pesanan mereka datang, keduanya kembali mengobrol hangat. Kedua pria tampan itu memiliki pesona yang tak bisa ditolak oleh kaum hawa. Tidak hanya tampan dan memiliki pendidikan tapi mereka juga terlahir dari keluarga kaya.
"Bagaimana hubungan mu dengan Agnes?" tanya Sandy sambil memerhatikan tiga waiters meletakkan pesanan mereka diatas meja.
"Iya seperti biasa. Aku semakin mencintainya dan dia semakin mencintaiku," jawab Ramos tersenyum saat mengingat wajah Agnes kekasih hatinya itu.
Sandy menggeleng sambil tersenyum. Ramos memang bucin tidak ada obatnya dengan wanita bernama Agnes itu. Dia terobsesi berat pada model cantik itu.
"Kapan kau akan membawanya ke pelaminan? Jangan dipacari terus bawa ke orang tua." Sandy terkekeh sambil menikmati makanannya.
"Ck, kau tahu sendiri 'kan kalau Mommy dari dulu tidak merestui hubungan ku. Bahkan hubungan ku dan Agnes hampir sepuluh tahun tetapi hingga kini belum juga ada restu dari mereka. Mereka terus mendesakku menikah tetapi tidak merestui hubungan ku. Kadang berpikir aneh juga." Ramos menghela nafas panjang. Bukan tak ada usaha untuk membujuk kedua orangtuanya namun usaha apapun yang dia lakukan tetap saja Ayah dan Ibu nya tak menyukai kekasihnya itu.
Sandy terkekeh pelan, "Apa kau tidak coba tanya apa yang membuat mereka tidak menyukai Agnes?" tukas Sandy lagi.
"Mereka mengatakan kalau Agnes wanita tidak baik yang hanya mengincar hartaku saja. Bukankah wajar jika kekasih meminta barang-barang mahal pada kekasihnya sebagai pembuktian cinta?" tutur Ramos.
Sandy terdiam sejenak dia berusaha mencerna ucapan Ramos. Dia memang tidak terlalu dekat dengan Agnes itu. Mereka pernah beberapa kali bertemu ketika Ramos pulang ke Indonesia dan membawa kekasihnya. Hingga sifat aslinya pun tidak diketahui oleh Sandy.
"Tidak kau coba dulu menyelidiki siapa Agnes?" Sandy menatap sahabatnya itu.
"Kau meragukan kekasihku?" Ramos memincingkan matanya kesal.
"Ck, kau ini dikasih saran malah begitu. Ya aku hanya penasaran waktu sepuluh tahun tidak bisa membuat Daddy dan Mommy menyetujui hubungan mu. Bukankah aneh? Atau bisa jadi ada tentang Agnes yang mereka tahu dan kau tidak tahu?" imbuh Sandy lagi. Sebagai dokter dia sudah biasa melakukan penelitian dan analisis seperti itu
"Aku tidak setuju dengan saranmu. Itu sama saja dengan aku meragukan kejujuran Agnes padaku. Kami sudah berjanji untuk saling terbuka satu sama lain." Masih keukeh mempertahankan kepercayaan nya pada sang kekasih.
"Iya sudah itu terserah padamu saja, aku hanya memberi saran," ucap Sandy mengalah dan malas kalau berdebat dengan orang yang sudah di budakan oleh cinta.
Keduanya lanjut makan. Masalah pembahasan Agnes dilupakan. Ramos tidak mau nanti kecurigaan nya malah membuat kekasih nya itu tak nyaman. Ramos sangat mencintai Agnes dan dia yakin jika Agnes takkan berani menghianati nya dibelakang bukankah cinta adalah menyayangi dan menjaga orang yang kita cintai?
"Kau sendiri bagaimana? Masih betah sendiri!" Ramos menyeruput minuman dalam gelasnya.
Sandy hanya menampilkan senyum, "Aku belum terpikirkan kesana." Sandy menghela nafas panjang. "Masih sulit bagiku melupakan kejadian lima tahun yang lalu, kepergian Rebecca membuatku trauma menjalin hubungan." Terdengar helaan nafas panjang dari mulut pria itu.
"Kau belum bisa move on?." tebak Ramos "Ayolah Sandy, ini sudah lima tahun lebih. Wanita yang kau cintai sudah tenang disana. Kau tidak bisa begini terus. Kau harus melangkah lebih jauh," sambil menepuk bahu sahabat nya itu.
"Aku bertemu seorang gadis yang begitu mirip dengan Rebecca, hanya saja gadis itu sangat dingin dan cuek. Tapi entah kenapa aku justru tertarik padanya. Ketika melihatnya ku pikir dia Rebecca tapi bukan." Pria itu menggeleng dengan lemes nya.
"Mirip Rebecca?" Kening Ramos berkerut. "Apa itu kembaran Rebecca? Tidak mungkin ada orang mirip didunia ini jika tidak memiliki hubungan darah?" ucap Ramos mulai tertarik dengan pembahasan Sandy. Rebecca adalah mantan tunangan Sandy yang meninggal kecelakaan bersama kedua orang tua Sandy lima tahun yang lalu.
"Tidak mungkin Mos," kilah Sandy. "Bagaimana bisa Rebecca kembar? Itu hanya mirip saja. Aku tidak pernah mendengar cerita dari Ayah dan Bunda jika Rebecca itu kembar," ucap Sandy menepis segala kenyataan yang mengarah disana. Dia hanya tidak mau diberikan harapan yang tidak pasti.
"Ya sudah nanti kau tanyakan saja. Siapa tahu seperti di novel-novel, kembar terpisah," celetuk Ramos.
"Kau ini....." Sandy memutar bola matanya malas.
"Ayo lanjut makan lagi," ajak Sandy
Mereka berdua kembali makan. Dua pria tampan dengan sejuta pesona ini memang selalu menarik perhatian para kaum hawa. Semua berlomba-lomba untuk hanya bisa sekedar one night stand dengan keduanya. Oleh sebab itulah Agnes tidak mau melepaskan Ramos, padahal dia sudah jenggah dengan pria posesif tersebut.
"Apa kau akan kembali ke rumah sakit?."
"Iya. Masih ada beberapa pasien yang butuh penanganan ku," sahut Sandy. "Apa kau tidak ingin melihat rumah sakit? Itu rumah sakit milikmu!."
Ramos menggeleng, "Aku masih memiliki beberapa pekerjaan. Kapan-kapan saja aku kesana," sahut Ramos berdiri dari duduknya sambil memperbaiki jas nya yang sedikit bergeser.
"Ayo."
Keduanya keluar dari ruangan VVIP sambil berbincang-bincang satu sama lain. Kalau sudah bertemu memang waktu takkan cukup hanya untuk sekedar mengobrol.
"Aku duluan," pamit Ramos.
"Hati-hati." Sandy melambaikan tangannya
Dokter tampan dengan sejuta pesona itu juga masuk kedalam mobilnya.
"Dia benar-benar mirip Rebecca? Apa memang benar dia jembatan Rebecca? Tapi aku tidak pernah mendengar kalau Rebecca itu kembar," gumamnya sambil menyetir dan berpikir keras.
"Apa aku tanyakan saja pada Rachel?" tanyanya pada diri sendiri. "Tapi kurasa Rachel pun tidak tahu masalah ini." Pria itu menghembuskan nafas kasar.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
eni
Rachel kah yg d maksud Sandy?
2023-03-19
0
yosefus
Love U thor....
2023-02-04
0