" ya Ka Raka udah makan ? Randi tiba tiba saja masuk, sedangkan aya dan Raka langsung melepaskan pelukan mereka saat mendengar suara Randi tadi bahkan keduanya di banjiri keringat.
" udah tinggal minum obat, aya ambilin minum dulu ya kak " aya pun bangkit agar tidak terlihat kegugupannya di depan Randi,
" kamu sengaja ya ran " Randi hanya tersenyum karena tebakan kakaknya memang lah benar adanya.
" lagian kalo mau pacaran itu tau tempat dong.." ucap Randi mengingatkan kalanya.
" ka tadi itu bener di serempet atau sengaja nabrak.." Raka melihat ke arah pintu sebentar lalu melihat ke arah Randi lagi.
" semoga hanya unsur ketidak sengajaan " jawab Raka berusaha membuat adiknya tenang.
" tapi kak ayah haki harus tau.." belum selesai Randi berbicara aya sudah memotong ucapannya.
" apa yang harus ayah tau tapi ayu engga..?" ucap ayu sambil membawa gelas dan botol minum yang sudah di isi penuh.
Raka dan Randi hanya diam dan saling pandang lalu sebuah ide jahil muncul untuk menggoda aya.
" ayah haki harus tahu bahwa kamu sama ka Raka paca.." mulut Randi di bekap ka Raka dan aya hanya menjulurkan lidahnya meledek Randi
" sukurin " ucap aya
" aya ngga boleh bicara seperti itu " aya menunduk saat Raka mengingatkannya.
" iya kak maaf, ayo kak minum obat dulu " aya menyerahkan obat yang sudah iya buka sambil memberikan gelas minumnya.
" makasih ya " Raka langsung meminum obat agar dirinya bisa beristirahat dan cepat bisa beraktivitas seperti biasa lagi.
" ya udah aya ke kamar ya, selamat malam " aya pun keluar dari kamar Raka menuju kamarnya tapi ucapan Randi mengusik pikirannya.
' sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Kaka seperti menyembunyikan sesuatu' gumam aya dalam hati
" ran kalo ngomong tuh liat liat dulu, jangan buat semua orang rumah khawatir, soal ayah haki nanti Kaka sendiri yang ngomong sama ayah haki langsung " Randi hanya mengangguk karena ini bukan hal yang sepele tapi iya harus percaya sama kakak nya Raka.
" ya udah ka Randi ke kamar, kakak istirahat ya " ucap Randi sambil meninggalkan Raka.
' Kaka juga sebenarnya ngerasa jika tadi itu bukan tidak sengaja tapi Raka tidak punya cukup bukti untuk membuktikan nya '
Lelah dengan pemikirannya Raka pun tertidur,
di suatu tempat tepatnya di sebuah rumah yang di jadikan Markas, terdengar seseorang yang sedang memarahi anak buahnya yang telah gagal menjalankan tugasnya.
" dasar bodoh !! membuat satu anak celaka saja kalian tidak becus !!" ucap ketua dari sekelompok orang itu
" maaf bos, tadi tiba tiba saja temannya datang kalo kami menabraknya langsung maka anak itu bisa jadi saksi kita jadi saya merubah rencana hanya memberi peringatan saja untuk bocah tengil itu " ucapnya membela diri.
" alasan !! "
" lain kali tidak boleh lagi ada kata gagal ingat itu " ucap bos mereka sambil berjalan meninggalkan anak buahnya yang menurutnya tidak becus menjalankan tugasnya.
' sayang papa akan pastikan dia akan menyesal karena sudah membuat kamu seperti ini '
Pagi yang sibuk dan rame seperti itu lah keseharian di rumah haki, Raka yang hari ini izin tidak masuk sekolah hanya bisa melihat kesibukan adik adiknya yang akan berangkat sekolah.
" Randi sama aya berangkat dulu ya " pamit Randi dan ayu berbarengan mencium takzim tangan ayah haki dan Bu Kiran bahkan Raka.
" Ara sama Caca berangkat sama ayah ya " ucap haki agar kirannya tidak terlalu capek dalam mengurus semua anak anak nya.
" iya yah.. " walau sebenarnya Ara dan Caca ingin di antar ibu mereka tapi mereka mengerti jika ibu mereka masih harus mengurus si kembar Azzam dan azzura yang paling suka membuat drama pagi.
" besok di anter ibu ok " Kiran yang tau Ara dan Caca yang ingin di antar olehnya pun membuat kesepakatan dengan anak anaknya.
" horeee " Sorak Ara dan Caca.
" jadi ngga seneng nih di anter sama ayah ?" ayah haki pura pura marah.
" enggak kok yah, Caca sama Ara seneng di anter ayah tapi kalo di anter ibu sama ka Raka kan jarang jarang jadi lebih seneng " Raka yang mendengar jawaban polos Caca hanya bisa tertawa sedang ayah haki Hanya tersenyum mendengar jawaban Caca.
" ayah tenang aja nanti kalo Azzam sama azzura udah sekolah mau kok di anterin ayah, biar nanti beli bekelnya buaanyaakk" ucap Azzam dan di Amini Azzurra.
hahahaha pecah sudah tawa mereka pagi ini karena jawaban Azzam.
" sudah sudah ayo berani nanti kesiangan" Bu Kiran menghentikan tawa mereka.
kini di rumah hanya tinggal Kiran Raka Azzam dan azzura, Azzam dan azzura setiap pagi memang Kiran biasakan untuk belajar menyalin tulisan yang sudah iya beri contoh sebelumnya.
" ka badan nya masih sakit ?" tanya Bu Kiran pada putra sulungnya.
" udah enggak papa Bu tinggal yang di kepala masih sering nyut-nyutan " jawab Raka.
" ka kamu udah telepon ayah regi ? kemarin ibu denger ayah regi katanya sakit "
kiran sebisa mungkin mengingatkan anak anaknya untuk selalu menghubungi ayah kandung mereka.
" belum Bu, nanti deh Raka telepon " ucap Raka malas.
" ka jangan suka menyimpan dendam di hati selalu berfikir positif dengan apa yang ayah regi laku kan " Bu Kiran tak lelah menasehati anak sulungnya.
" Raka ke kamar Bu, mau minum obat " ucap Raka, Bu Kiran hanya bisa mendoakan hubungan Raka dan ayah kandung nya bisa kembali membaik.
Sedang asik memperhatikan Azzam dan azzura yang sedang belajar, Kiran terusik dering telepon yang dari tadi terus memanggil nya minta di angkat.
📞" halo.. assalamualaikum"
📞" waalaikum sallam Ki aku denger Raka kemarin kecelakaan, bagaimana kondisinya saat ini?? " ya orang yang menelpon Kiran adalah regi.
📞" iya mas kemarin Raka keserempet mobil saat jam sekolah " ucap Kiran menjelaskan.
📞" kamu tuh gimana sih jagain anak aja ngga bisa ! coba kalo kamu biarkan aku mengambil anak anak biar aku yang mengurus dan menjaganya, aku yakin mereka akan aman tidak seperti kamu "
Setelah mengucapkan semuanya regi langsung menutup sambungan telepon nya tanpa mendengar penjelasan Kiran.
Kiran hanya bisa menghela nafasnya mendengar lagi lagi regi menyalahkannya dari setiap kesusahan yang anak anaknya alami. karena Kiran tau regi sampai saat ini masih belum bisa sepenuhnya ikhlas melihat dirinya bahagia.
Tak pernah sekalipun Kiran memberitahu pada haki dan anak anaknya jika regi masih saja selalu mengusiknya terlebih saat anak anak mereka sakit atau terluka.
Raka yang tadi mau ke ruang makan mendengar apa yang di bicarakan ibunya dan ayah regi apalagi saat ayah regi selalu saja menyalahkan ibunya di saat mereka mengalami kesusahan dan kesulitan.
' bagaimana Raka bisa berpikir positif saat ayah regi selalu melakukan hal yang terus saja membuat Raka kecewa '
✍️✍️✍️ akan banyak misteri dan drama dalam kisah kali ini meski masih dalam lingkup ruang keluarga antara keluarga haki - Kiran, regi dan Rara
pantengin terus ya ceritanya biar R-kha 😘😘 lebih semangat lagi UP nya
jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi
love you moreeeee 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Tri Susanti
lanjut thor
2023-06-13
0