Cerita Cinta Mehreen
TRAP TRAP TRAP
Suara ramai orang berlarian di gang sempit, dua orang gadis berlarian terengah engah mencoba melarikan diri dari beberapa pria yang mengejarnya.
"Hosh hosh gilak! siapa sih mereka?" Ujar seorang gadis.
"Buru, hemat tenaga jangan berisik!" Ia mencoba menambah kecepatan larinya, menarik temannya yang masih saja banyak bicara.
Jangan dikira mereka tak takut, lebih takut jika mereka tertangkap. Dijadikan apa mereka nantinya. Uuuh... Entahlah! Lebih baik kabur sebelum semua terlambat.
Sebenarnya di gang itu banyak rumah penduduk, banyak orang disana. Tapi anehnya tak ada satupun orang yang berniat menolong dua gadis itu.
"Reeen... Lihat!" Ujar seorang gadis bernama Sava, menunjuk ke kerumunan seperti karnaval.
"Bagus! Kita masuk sana dari pada kita jadi geprek sama preman preman geblek itu" Mehreen menarik Sava mempercepat lari nya.
Mehreen berhenti sejenak "Va lihat!" Mehreen menunjuk beberapa botol di teras rumah warga.
"Siap laksanakan komandan!" Sava langsung mengambil botol botol berisi cairan pekat berwarna hitam. Sedang Mehren menata tempat sampah yang ada di depan rumah warga untuk menghalau langkah preman preman itu.
Sebelum mereka pergi tak lupa mereka meninggalkan beberapa lembar uang berwarna merah untuk pemilik botol. "Terimakasih" Kompak Mehreen dan Sava, mereka pun terkikik sambil melanjutkan larinya.
BRUUUK BRUUUK
"B*ngsat!" Umpat salah seorang preman yang mengejar kedua gadis bernama Mehreen dan Sava.
"Sial, mereka nyiram oli,,," Umpatan keluar lagi dari preman yang lain,...
Sava dan Mehreen menumpahkan oli bekas yang mereka temukan, mereka tutup dengan tiga tong sampah yang ada di sana agar warna oli tertutup dari kejauhan. Cerdik!
"Bhuahahaha" Tawa kedua gadis itu pecah. Dari kejauhan mereka melihat preman preman itu jatuh tumpang tindih mirip susunan koran.
"Va... Buru masuk ke karnaval" Seru Mehreen diangguki Sava. Akhirnya mereka turut berbaris meski entah dengan barisan seperti apa. Keselamatan mereka lebih utama saat ini.
"Reen, itu siapa? Orang pentingkah?" Sava menunjuk dengan matanya. Mehreen menggedikan bahu tanda ia tak tahu.
"Va pesen taksi online gih!" Pinta Mehreen, ponselnya mati saat tadi terjatuh. Dengan cepat Sava memesan taksi online. Kemudian mereka keluar barisan menepi ke salah satu kedai yang menyediakan makan dan minum.
Sava menyerahkan sebotol air mineral, kerongkongan mereka sudah tandus setelah maraton panjang dengan degub jantung yang turut berlarian.
"Gue kira lo kenal dengan preman preman tadi Reen" Celetuk Sava sekilas melirik Mehreen.
Mehreen tak menjawab hanya menggeleng pelan, ia pun tak habis pikir kenapa ia yang baru balik malah di kejar kejar preman.
"Buru Reen taksi nya sudah hampir sampai" Kedua gadis itu keluar dan taksipun menghampiri mereka. Sedikit celingukan dan merekapun masuk dalam taksi.
"Alhamdulillah" Ucap Mehreen mengusap usap dadanya. "Mereka musuh papa kali ya Va?" Pikir Mehreen, masih tak paham dengan situasi saat ini.
"Bokap lo punya musuh?" Tanya Sava balik.
Mehreen menggeleng "Gak tahu gue.. Gue capek banget.. Gilak! Jetlag gue".
Sava memperhatikan wajah sahabatnya yang sedang bersandar di jok taksi, Tampak sedikit pucat dan kelelahan. " Reen mau makan dulu? Lo.. " Ucapan Sava terhenti, Mehreen menggeleng pelan.
"Pak tolong antar ke apartemen Dunia Residence yaak! " Titah Mehreen.
"Siap mbak" Jawab supir taksi sopan.
"Kenapa gak balik ke rumah gue aja Reen?" Tanya Sava merasa khawatir dengan keadaan Mehreen. Dan tak ada jawaban dari Mehreen, nampaknya gadis itu benar benar lelah sampai tertidur.
Taksi berhenti di depan apartemen setelah kurang lebih dua puluh menit perjalanan. Mehreen masih tertidur, berulang kali tak merespon panggilan Sava yang coba membangunkannya.
"Reeen... " Panggil Sava menggoyang goyangkan lengan Mehreen.
"Heeemmm" Masih bergumam tanpa adanya tanda tanda akan segera bangun.
"Pak tunggu bentar nanti saya tambahin" Ujar Sava pada sopir taksi. "Nih bocah kalo dah ngebo susah bangun!" Imbuhnya melihat Mehreen masih terlelap.
Tangan kiri Sava masih menggoyang kan lengan Mehreen, sedang tangan kanannya sibuk dengan aplikasi order makanan di ponselnya.
"Oooh dah sampai! Koq lo gak..." Ucapan Mehreen kali ini menggantung. Sava sudah menjewer bibir Mehreen kesal. Sopir taksi yang melihatpun tersenyum dengan kelakuan kedua penumpangnya.
"Kalo ngebo gak usah nyalahin orang" Ketus Sava. Mehreen hanya nyengir, sangat paham maksud Sava.
Mehreen mengeluarkan dompet nya dari dalam tas. Mengambil uang untuk membayar taksi.
"Neng, uangnya kelebihan banyak" Ujar sopir taksi memperlihatkan uang pembayaran dari Mehreen.
"Ambil ajah pak, itung itung bayaran nemenin aku tidur" Sava menggeleng mendengar penuturan Mehreen, begitu juga supir taksi yang tampak cengo.
Mehreen keluar dan membungkukkan sedikit badannya "terimakasih pak, semoga ramai goesnya".
" Narik Reen bukan goes, lo pikir itu sepeda?" Sava menghela nafas lelah, lelah harus bangun pagi menjemput sahabatnya, lelah lari di kejar kejar preman dan kini lelah karena Mehreen yang gesrek. Sabar sabar.
Mehreen menaikkan kedua alisnya seolah bertanya, kemudian membalikkan badan masuk dalam apartemen. Sava enggan berkomentar dan mengikuti Mehreen.
Mehreen masih asyik melihat lihat apartemen sambil berlalu menuju kamarnya, banyak yang berubah dari setahun lalu. Memindai setiap sudut yang ia lalui, Sava masih sigap mengingatkan agar Mehreen menjaga langkahnya.
BRUUUUKKK
"AUUWWW!!! " Pekik Mehreen merasakan sakit pada tulang pinggul dan B*kongnya.
Kedua lelaki dengan tubuh tegap dan pakaian rapi berdiri menatapnya tajam, jangan lupakan Sava yang memandang kedua lelaki di hadapannya. Bahkan ia lupa bahwa sahabatnya masih terduduk di atas lantai.
"Reeen... " Ucap Sava, ia menggeleng agar Mehreen menjaga sikap. Mehreen kini tengah berdiri seolah menantang kedua lelaki di hadapannya.
Sava menarik tangan Mehreen agar Mehreen pergi dari sana, "ayok ah baru sampai jangan cari gara gara" Mehreen mendengus kesal dengan sikap Sava yang tiba tiba menciut.
Kedua lelaki yang bertabrakan dengan Mehreen berlalu pergi tanpa berniat meminta maaf sebagai basa basi. Memandang Mehreen pun enggan.
"Lepas Va, kenapa seh lo?" Kesal Mehreen menghempaskan tangan Sava yang masih menariknya.
"Gue pengen geplak pala tuh orang Va" Lanjut Mehreen emosi.
PLAK
"Sini gue geplak" Ketus Sava memukul lengan sahabatnya yang tertutup jaket. "Liat liat Reen, lihat jas yang mereka pakai. M A H A L" Menekankan kata MAHAL agar sahabatnya yang cantik ini paham.
"Terus kalau mahal kenapa Va? Dia dah nabrak gue!" Mehreen masih bersungut sungut dengan tanduk dan asap yang sudah muncul di atas kepala.
Ya kan si Mehreen sudah mirip mirip banteng kepanasan, bertanduk.
Sava sudah semakin lelah dengan hari nya ini, dan semua karena Mehreen. Sahabat lucknut yang selalu ia sayangi. Mereka saling menyayangi layaknya saudara.
BRAAAK
Mehreen menendang pintu kamarnya langsung melompat ke atas kasur empuk, Sava menyusul di sampingnya. Mereka melupakan pesanan makanan yang mereka pesan melalui online.
"Va laper gue.. " Mehreen mengusap perutnya.
"Sama Reen ben... " Ucapan Sava terhenti.
Ting tong ting tong
Mereka berpandangan dan berlari keluar untuk membuka pintu. Saking lapernya yang ada di pikiran juga soal makanan, ah!
CEKLEK
Suara pintu utama apartemen Mehreen terbuka, pria gagah hampir setengah baya berdiri tenang di depan pintu. Lihat juga dua laki laki muda di belakangnya, yang sempat terkejut mendapat kedipan mata Mehreen.
Papa Bisma sudah sangat hafal dengan kelakuan putrinya yang sedikit bar bar dan sering meresahkan.
"Permisi... Atas nama ibu Sava?" Sava menemui laki laki muda yang mengantarkan pesanannya.
Jangan tanyakan Mehreen yang sudah duduk manis di kursi, "Va lo pesen pa?" Tanyanya tanpa menghiraukan papanya.
"Om mari duduk" Sava mempersilakan papa Mehreen duduk, sedang kedua pengawalnya tetap setia menunggu di balik pintu.
Sava menepuk pelan bahu Mehreen, ia sangat paham hubungan Mehreen dengan sang papa. Mehreen mengangguk paham "I'am fine".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
abdan syakura
Assalamu'alaikum kak Yusa..
selagi nunggu up HaBintang
Aq cus nih ke Mehreen...
Semungut, Thor!!🤗💪
2023-01-28
1