"SHiA!, lukisannya gak ada yang laku lagi, masa dari empat cuma laku satu sih?" kata Dark kesal menendang ban mobilnya.
Tepat di belakang Dark terdapat lima orang preman yang menatap Dark yang tengah kesal. Para preman itu menghantam Dark dengan membawa kapak.
Preman itu pun menodongkan kapak tepat di leher Dark.
"Serahkan kunci mobil dan barang-barang berharga lu atau nyawa lu yang jadi taruhannya" kata preman itu menodongkan kapak dari belakang tepat di bagian leher.
Dark pun tersenyum sejenak lalu mengambil sarung tangan dan memakainya.
Para preman yang melihat Dark memakai sarung tangan pun dibuat kebingungan dan saling menatap satu sama lain. Preman yang menodongkan kapak yang mulai lengah pun menurunkan kapaknya tanpa ia sadari.
Dark langsung menghajar mereka secara brutal hingga tak bernyawa. Dark menggunakan kapak yang mereka bawa untuk mengeluarkan jantung mereka.
Dark mencoba merapatkan kedua tangan preman itu agar bisa memegang jantungnya sendiri yang telah Dark keluarkan dari dalam tubuh mereka.
Dark yang membawa beberapa kanvas pun mulai melukis satu persatu mayat yang masing-masing memegang jantungnya sendiri.
Setelah lukisannya selesai, Dark meninggalkan mereka begitu saja di tengah jalan.
Dark menaruh delapan lukisannya di samping ranjang kasurnya dan membuka ponselnya. Dark mencari tempat yang bagus dan strategis untuk membelinya, agar ia tidak perlu menawarkannya lagi ke rumah masing-masing temannya.
Keesokan harinya Dark membeli tempat yang ia inginkan dan mulai menyusun lukisannya. Tempat itu ia beri nama "Dark Gallery". Dark juga menawarkan lukisannya itu di website penjualan lukisan.
Beralih ke sekolah tempat sepuluh murid dijadikan manusia kupu-kupu oleh Dark, kini para orangtua murid datang ke sekolah untuk menanyakan anak mereka yang tidak pulang ke rumah semenjak pulang sekolah kemarin.
"Pak, saya mau buat laporan, jika anak saya Ita Mettasha tidak pulang ke rumah semenjak pulang sekolah kemarin, saya juga sudah menghubungi teman-temannya, namun mereka mengatakan tidak bertemu dengan Ita" kata orangtuanya.
"Saya juga mau buat laporan pak, kalau anak saya menghilang" kata ibu Hani.
"Anak ibu ilang juga?" tanya orangtua Ita.
"Iya bu" jawab orangtua Hani.
"Kalau bapak dan ibu ini, ada apa menemui saya ya?" tanya kepala sekolah menunjuk orangtua yang menunggu.
"Anak saya hilang" kata ibu Elvina.
"Jadi laporan hari ini semuanya sama?, tentang anak kalian yang menghilang?" tanya kepala sekolah.
"Iya pak" jawab mereka kompak.
"Pihak sekolah tanggung jawab dong, masa sampai sepuluh orang siswa menghilang gitu aja!, gimana sih pak?, ini sekolah gak ada CCTV apa?" tanya orangtua Tasya kesal menunjuk kepala sekolah.
"Maaf pak, bu, di sekolah kami memang belum ada CCTV, namun pihak sekolah akan bertanggung jawab atas menghilangnya anak-anak bapak dan ibu semua, ini kertas dan pulpen, bisa tolong ditulis nama lengkap anak bapak dan ibu yang menghilang" ucap kepala sekolah memberikan selembar kertas dan pulpen.
Ita Mettasha
Hani Shalitta
Elvina Avantika
Farah Crescencia
Tania Davidya
Ayu Elvaretta
Tasya Xynerva
Elina Zephyra
Maya Zainisa
Putri Xavera
"Oke baik pak, bu, saya sebagai kepala sekolah akan bertanggung jawab, dan untuk masalah ini, saya akan melaporkannya pada pihak kepolisian" ucap kepala sekolah.
"Oke" ucap orangtua Ita sinis.
"Satu lagi, boleh tolong kirimkan foto anak bapak dan ibu yang menghilang itu pada saya?" tanya kepala sekolah.
"Oke, berapa nomornya?" tanya orangtua Hani.
Pak kepala sekolah pun menyebutkan nomor WhatsApp miliknya kepada orangtua siswa yang anaknya menghilang.
"Terima kasih pak, bu, pihak sekolah akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan anak bapak dan ibu yang menghilang itu" kata kepala sekolah tersenyum kecil.
"Oke" ucap orangtua Tasya.
"Tolong banget ya pak, temukan anak saya" kata orangtua Ayu.
"Baik bu" ucap kepala sekolah menganggukkan kepala dan tersenyum kecil.
Satu persatu orangtua siswa pun keluar dari ruang kepala sekolah.
"Ada apa ini sebenarnya?, mengapa banyak siswa yang menghilang dalam waktu satu hari?, siapa sebenarnya dalang yang melakukan semua hal ini?" tanya kepala sekolah yang langsung mencetak foto para siswa yang menghilang itu.
Kepala sekolah pun mengumpulkan para siswa ke lapangan dan memberikan pengumuman tentang para siswa yang menghilang itu.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap kepala sekolah.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap para siswa kompak.
"Saya sengaja mengumpulkan kalian semua di lapangan karena saya ingin memberikan satu pengumuman penting untuk kalian, sepuluh orang teman kalian yang bernama Ita Mettasha, Hani Shalitta, Elvina Avantika, Farah Crescencia, Tania Davidya, Ayu Elvaretta, Tasya Xynerva, Elina Zephyra, Maya Zainisa, dan Putri Xavera menghilang, jika ada salah satu dari kalian yang melihat keberadaan mereka, tolong langsung hubungi pihak sekolah" kata kepala sekolah.
"Baik pak" ucap semua siswa kompak.
"Saya hanya ingin menyampaikan hal itu saja, silakan kembali ke kelas masing-masing, akhir kata saya ucapkan wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap kepala sekolah.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap para siswa kompak dan satu persatu pergi meninggalkan lapangan.
"Mereka bukannya geng bully itu ya?" tanya Vivi berbisik pada temannya.
"Iya, terakhir dia kan bully si Vina terus menghilang, ilang kemana dia ya?, diculik?, emang ada apa penjahat yang mau nyulik orang kayak mereka?" tanya Yani.
"Ada kali, itu buktinya mereka menghilang gitu aja, iya kan?" tanya Vivi.
"Iya juga sih, tapi masa diculik dalam waktu bersamaan gitu sih?, hebat banget penculiknya kalau bisa menculik mereka dalam waktu bersamaan" ucap Yani.
"Apa jangan-jangan yang menculik mereka itu psikopat ya?, kayak gak masuk akal kalau yang menculik penjahat biasa, kalau psikopat kemungkinan bisa kan dia lebih tahu segalanya, dan bisa melakukan berbagai macam cara agar keinginannya terpenuhi, gw yakin sih, pasti yang menculik mereka itu psikopat" ucap Vivi.
"Kalau yang menculik mereka itu zikopet, berarti sekarang mereka udah mati, tinggal nama doang dong?" tanya Yani.
"Iya juga ya, berarti sekarang mereka udah mati, akh jadi merinding gw, katanya kan gak boleh ngomongin orang yang udah meninggal, kalau mati dibunuh, katanya nanti arwahnya gentayangan, kalau diomongin nanti pasti bakalan datengin orang yang ngomongin dia" ucap Vivi.
"Ya udah kalau gitu jangan di omongin lagi, kasian kalau emang dia udah meninggal terus kita gosipin, mending kita doakan aja yang terbaik untuk mereka, ya syukur-syukur mereka masih hidup, biar orangtuanya senang, ya walaupun bakal nyakitin hati orang lagi sih kalau mereka hidup, tapi setidaknya keluarganya bisa melihat keberadaan mereka, baik bernyawa ataupun dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi" ucap Yani.
"Aamiin, udah akh jangan di omongin lagi" pinta Vivi.
"Iya" kata Yani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Anjasmara Endry
👍
2024-02-07
1
Mom La - La
mampir lgi....
2023-01-22
2