Selama menyaksikan anak-anak seusianya latihan, Shin Yu memikirkan alasan mengapa Guru Gu berbohong mengenai bakat kultivasinya. Jelas apa yang dilakukannya itu sangat mencurigakan, terlebih lagi saat ini dia terlihat tenang seolah Dantian Emas miliknya bukanlah sesuatu yang luar biasa.
Shin Yu terus memikirkan kemungkinan yang ada, karena pengetahuannya masih terbatas jadi sulit baginya untuk memikirkan kemungkinan dalam jumlah yang banyak.
"Shin Yu, apa kau ingin istirahat?" Nam Quan bertanya setelah selesai mengobrol dengan Guru Gu selama beberapa waktu.
Shin Yu tidak langsung menjawab melainkan berpikir selama beberapa saat, ia kemudian menganggukkan kepalanya dan berkata, "Aku ingin istirahat untuk besok."
"Oh, baiklah. Ayo pergi..." balas Nam Quan dan berniat untuk mengantar anak laki-laki itu.
"Tidak perlu repot-repot mengantarku, Senior. Biar aku sendiri saja, aku sudah mengetahui di mana ruanganku." Shin Yu segera memberikan penolakan halus.
"Hm, baiklah. Kita akan bertemu lagi nanti sore untuk pengumuman kedatanganmu..." ucap Nam Quan memberitahu.
"Aku mengerti." Shin Yu mengangguk kecil, "Kalau begitu, saya izin pamit."
Nam Quan mengangguk sementara Guru Gu tidak menanggapi dan pandangannya masih terus mengarah ke depan. Tampaknya pria tua bernama Gu Shanzeng tengah merenung dalam-dalam, seolah sedang mempertimbangkan masalah penting yang terkait dengan Dantian Emas miliknya.
Shin Yu kembali ke bangunan yang menjadi tempat tinggalnya, di sana cukup sepi tetapi bukan berarti tidak ada orang sama sekali. Ketika berada di lorong, langkahnya terhenti karena samar-samar mendengar suara isak tangis perempuan.
Shin Yu berjalan ke arah sumber suara tersebut dan menemukan seorang perempuan seusianya sedang duduk meringkuk di salah satu kamar asrama, dia menangis terisak-isak dan tidak sadar dengan kehadiran Shin Yu yang tidak jauh dari sana.
"Kenapa kau menangis?" Shin Yu bertanya, meskipun ini bukan urusannya tetapi ia merasa penasaran.
Anak perempuan itu langsung tersentak ketika mendengar suara Shin Yu, dia perlahan mengangkat kepalanya dengan wajah yang terlihat melas dan hidung merah seperti tomat.
"T-tidak usah pedulikan aku, pergilah..." anak perempuan itu langsung memalingkan wajahnya ke arah yang lain.
Shin Yu terdiam sejenak sebelum duduk di sebelah anak perempuan itu, "Kenapa kau tidak ikut latihan dengan anak-anak yang lain?" tanya Shin Yu penasaran.
Anak perempuan itu tidak menjawab dan memilih untuk diam, ia berusaha menahan isak tangisnya meskipun cukup sulit untuk dilakukan.
Shin Yu menunggu selama satu batang dupa terbakar lamanya tetapi anak perempuan itu masih belum mau bicara, dia akhirnya bangkit berdiri dan meninggalkannya dalam diam.
Anak perempuan itu mengetahui kepergian Shin Yu, ia menoleh ke arah pintu keluar tetapi sudah tidak lagi menemukannya.
Setelah keluar dari kamar tersebut, Shin Yu sendiri langsung pergi ke kamar asramanya yang luas. Tentu saja kamar itu bukan punya miliknya seorang tetapi milik anak-anak lainnya juga, ia kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena tidak tau kasur mana yang nantinya akan dirinya tempati.
Shin Yu terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk duduk bermeditasi di lantai dekat dinding.
***
"Hei, Shin Yu."
Shin Yu langsung membuka matanya ketika ada seseorang menepuk pundak kirinya, ia mendapati Nam Quan dan beberapa anak yang sedang menatapnya dari belakang.
"Apakah kau tertidur?" tanya Nam Quan penasaran.
"Tidak, aku sedang berusaha menemukan meridian kecilku." Shin Yu menjawab sambil berusaha bangkit berdiri, ia bisa merasakan kedua kakinya yang terasa kaku.
Nam Quan langsung membantu Shin Yu yang sedang berusaha bangkit berdiri, padahal sebelumnya ia berpikir kalau Shin Yu tertidur dalam posisi meditasi.
Nam Quan kemudian berbalik menghadap belasan anak yang sedang menatapnya dan juga Shin Yu, "Perkenalkan, namanya adalah Shin Yu. Mulai besok, dia akan ikut pelatihan selama satu tahun penuh di sini, kuharap kalian bisa berteman dengannya." ucap Nam Quan dengan suara lantang.
Suasana menjadi sedikit bergemuruh karena semua anak laki-laki yang ada di sana mulai membicarakan Shin Yu.
"Senior, kenapa dia bisa masuk ke sini? Bukankah pendaftarannya sudah ditutup dua bulan yang lalu?" tanya salah satu anak sambil mengangkat tangan kanannya.
"Ya, ada alasan mengapa dia bisa ada di sini." ucap Nam Quan kemudian menceritakan alasan tersebut, karena sebelumnya dia sudah izin kepada Shin Yu jadi dirinya tidak segan menceritakan apa yang terjadi pada anak kecil itu.
Selama Nam Quan menceritakan alasan mengapa Shin Yu bisa ada di sini, suasana menjadi cukup hening meskipun masih ada yang bisik-bisik. Mereka semua tampak terkejut ketika mengetahui kalau kedua orang tua Shin Yu telah tiada, dan pamannya juga terbunuh saat mereka sedang dalam perjalanan menuju kota ini.
Berbagai tatapan mengarah ke Shin Yu tetapi anak laki-laki itu hanya berekspresi datar tanpa memperlihatkan kesedihan sedikitpun seolah tidak ada yang terjadi pada dirinya.
Setelah mengakhiri ceritanya, Nam Quan langsung mengalihkan topik ke arah makan malam. Namun sebelum itu, ia meminta mereka untuk membersihkan diri terlebih dahulu karena sebagian besar dari mereka sangat kotor dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
***
Selesai makan malam, Nam Quan menggiring kembali anak-anak ke kamar asrama mereka, ia juga memberitahu Shin Yu kasur kosong yang tidak ditempati oleh siapapun.
Setelah melihat Shin Yu sudah berada di kasurnya, Nam Quan langsung menyuruh mereka untuk segera tidur lalu meninggalkan ruangan itu dan menutup pintunya.
Kamar asrama menjadi gelap karena Nam Quan mematikan lampu lilin yang menjadi penerangan satu-satunya di sana.
"Oi, Shin Yu... Apa kau sudah tidur?"
Suara di kegelapan gulita itu terdengar ke seluruh sisi ruangan tersebut, dan pemiliknya adalah anak laki-laki berbadan besar yang pernah ditemui Nam Quan dan Shin Yu sebelumnya.
"Belum." Shin Yu menjawab dengan singkat.
"Apakah saat ini umurmu 12 tahun?"
"Tidak, aku masih berusia 10 tahun."
"Eh..."
Hampir sebagian anak-anak yang ada di sana mengeluarkan suara itu sehingga membuat Shin Yu merasa aneh, "Apa ada sesuatu yang salah?"
"Begitulah, karena minimal waktu untuk mengikuti pelatihan khusus adalah 3 tahun lamanya. Dan setelah kami menginjak usia 13 tahun nantinya, kami akan resmi menjadi seorang prajurit."
"Berarti aku akan menjadi seorang prajurit resmi di usiaku yang ke 11? Sementara kalian masih dalam masa pelatihan?"
"Ya, aneh, bukan? Seharusnya masa latihanmu juga 3 tahun mengingat usiamu sekarang masih 10 tahun, sama dengan kami."
"Mungkin karena aku tidak membayar untuk masuk ke sini, jadi ada aturan khusus untukku?"
"Begitu, ya?"
"Masuk akal juga..."
Anak-anak di kamar itu setuju, kemudian mereka mengganti topik dan membicarakan hal lain sampai suasana menjadi sunyi karena semuanya telah terlelap tidur.
Shin Yu sendiri belum tidur sama sekali, tindakan Gu Shanzeng yang menyembunyikan bakat kultivasinya masih mengganggu pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Entis Sutisna
Wow terpikir juga sama Shin Yu kenapa calon Gurunya tidak ngomong masalah meridiannya...lanjiuutkan Thor...💪💪🔥🔥
2025-02-13
2
Dirman Ha
ig dy ih bbk uv bbk knp
2025-03-06
1
Dirman Ha
it gh GC ck jb gi KH uji
2025-03-05
1