Shin Yu tidak berpikir terlalu lama dan menolak tawaran bergabung dari Fang Lin, alasannya karena ia tidak mau masuk ke dalam organisasi yang kedengarannya berbahaya apalagi baginya Fang Lin adalah orang asing.
"Apa kau yakin? Kehidupanmu akan sia-sia jika menjadi anjing orang-orang berkuasa..." Fang Lin bertanya untuk memastikan, "Yah, meskipun di tempatku juga hampir sama, sih..."
"Untuk sekarang aku yakin dengan jawaban itu." Shin Yu menjawab tanpa berpikir dua kali.
"Untuk sekarang, ya?" Fang Lin tersenyum tipis sebelum bangkit berdiri sambil memakai kembali kupluk mantelnya, "Baiklah jika itu keputusanmu, aku pergi. Sampai jumpa..."
Fang Lin langsung pergi dari sana setelah berkata demikian, sementara Ma Hong dan kedua rekannya melihat kepergian pemuda bermantel hitam itu dalam diam sampai keberadaannya menghilang dari kedai.
"Dasar orang gila, datang-datang mengatakan hal semacam itu." Le Yun berkata dengan sinis, wajahnya masih terlihat kesal.
"Orang gila sepertinya tidak akan mengetahui kalau tindakannya itu gila." sahut Le Jun cepat.
"Sudah... Lupakan saja, anggap saja kejadian tadi tidak pernah ada." ucap Ma Hong supaya mereka berdua tidak membicarakan Fang Lin lebih jauh, "Omong-omong, bagus kamu menolaknya, Shin Yu. Organisasi pembunuh itu jauh lebih mengerikan dari apa yang bisa kau bayangkan, orang-orang seperti mereka tidak akan segan untuk membunuh siapapun selama itu adalah misi mereka."
Shin Yu hanya mengangguk paham ketika Ma Hong berkata demikian, untuk sekarang ia memang tidak ada rencana selain menjadi prajurit kota. Tujuannya sekarang hanyalah memperluas pengetahuannya yang terbatas, selain itu ia juga ingin fokus membuka Meridian Kecilnya supaya bisa mempermudah dirinya dalam meningkatkan basis kultivasi.
Shin Yu akan berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan bakat kultivasinya, karena jika kabar tentang Dantian Emas miliknya tersebar luas pasti akan ada individu maupun kelompok yang menginginkannya. Bukan hal yang tidak mungkin jika terjadi peperangan di antara mereka dan membahayakan nyawanya.
"Tapi orang itu aneh, bukan? Dia pastinya seorang pembunuh, tetapi dengan sangat mudahnya memberitahukan identitasnya pada kita." Le Yun telah memikirkan ini sedari tadi, ia merasa itu adalah sesuatu yang janggal.
"Aku yakin kalau tampilan yang kita lihat barusan adalah palsu, tidak mungkin bagi seorang pembunuh terang-terangan memberitahu wajahnya seperti itu." balas Le Jun cepat.
Biasanya para pembunuh bayaran menyembunyikan atau mengubah identitas mereka untuk menjaga kerahasiaan agar tidak ditangkap, mereka harus menjaga reputasi mereka sebagai pembunuh profesional supaya tidak meruntuhkan kepercayaan klien yang ada.
Kedua bersaudara itu membicarakan Fang Lin selama beberapa saat sampai hidangan makanan mereka datang, Ma Hong dan Shin Yu hanya mendengar percakapan keduanya dalam diam. Meskipun telah diingatkan untuk tidak membicarakan orang itu lagi, tapi keduanya mengabaikannya sehingga Ma Hong memilih untuk menyerah lalu memfokuskan perhatiannya pada Shin Yu.
"Melihat dia sama sekali tidak bereaksi ketika orang itu membicarakan kematian orang-orang terdekatnya membuatku berpikir kalau anak ini tidak mengalami trauma atau semacamnya." batin Ma Hong sambil menatap Shin Yu, "Apakah dia adalah anak yang mudah melupakan sesuatu atau karena dia masih kecil dan tidak mengerti apa yang terjadi padanya selama ini?"
Namun biasanya anak berusia 10 tahun sudah bisa mencerna situasi di sekitarnya, anak-anak seperti mereka seharusnya sudah mengerti dengan sosok yang dipanggil orang tua dan juga saudara.
Selama di kedai, Ma Hong memikirkan itu dalam diam, ia tidak lagi memikirkannya setelah pelayan datang untuk mengantarkan makanan.
Setelah menyelesaikan sarapan dan keluar dari kedai, Ma Hong berpisah dengan kedua rekannya untuk mengantar Shin Yu ke Pusat Gedung Kota. Ketika sampai di sana, suasana tidak terlalu ramai karena waktu masih terbilang pagi.
Ma Hong memilih untuk mengantri karena antriannya tidak sepanjang kemarin. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit mereka kembali dipertemukan dengan pria tua yang menjadi pengurus keamanan kota.
Di ruangan itu, pria tua tersebut tidak sendiri melainkan ada seorang pemuda yang beberapa langkah di belakangnya. Dia mempunyai sebilah pedang yang tersarung di pinggang kanannya, dan kemungkinan pemuda itu adalah seorang pengguna pedang tangan kiri.
"Salam Senior." Ma Hong menangkupkan tangannya sebagai tanda memberi hormat, "Maaf jika saya datang terlalu pagi, saya dan rekan saya harus segera kembali ke Biro untuk mengkonfirmasi keberhasilan misi."
"Tidak masalah, semakin cepat kalian datang maka semakin cepat pula tugasku selesai." Ma Hong mengangguk pelan sambil tersenyum tipis, "Namamu Shin Yu, bukan? Perkenalkan, aku adalah Nam Jin. Aku adalah Wakil Kepala Keamanan di kota ini, kota Mueyang."
Meskipun perkenalan dirinya terbilang terlambat, Nam Jin tidak terlalu peduli karena ini hanya sebagai bentuk formalitas semata.
"Bagaimana aku harus memanggilmu?" tanya Shin Yu penasaran.
"Cukup dengan sebutan Tuan Jin saja." jawab Nam Jin, kemudian menoleh ke belakang, "Orang yang ada di belakangku ini akan menjadi seniormu, dia adalah Nam Quan, putraku satu-satunya. Dia telah bekerja menjadi seorang prajurit selama delapan tahun lebih, kau akan belajar banyak hal dengannya."
"Aku mengerti, salam kenal, Senior." ucap Shin Yu sambil menangkupkan tangannya.
"Salam kenal juga, Junior." Nam Quan tersenyum tipis.
"Kalau begitu, aku izin pamit." Ma Hong sekali lagi menangkupkan tangannya, lalu mengalihkan pandangannya pada Shin Yu dan memegang kepalanya dengan tangan kanannya, "Shin Yu, mulai hari ini kamu akan tinggal di kota ini dan menjadi seorang prajurit. Kuharap selama di sini, kamu bisa belajar banyak hal dan menjadi prajurit yang dapat diandalkan. Aku akan kembali ke Biro dan jika ada kesempatan untuk datang kembali ke kota ini, aku pasti akan pergi menemuimu."
"Terima kasih karena telah membantuku, Paman."
"Sama-sama, jadilah anak yang baik, oke?" Ma Hong tersenyum, sementara Shin Yu hanya menganggukkan kepalanya.
Ma Hong kemudian keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Shin Yu bersama Nam Jin serta Nam Quan.
"Junior Yu, ayo kita ke asrama prajurit." Nam Quan mengajak Shin Yu, sementara Nam Jin duduk kembali di tempatnya dan mengurus berkas yang ada.
Shin Yu hanya mengiyakan dan Nam Quan membimbingnya keluar dari Pusat Gedung Kota, mereka berdua pergi ke sebuah tempat luas yang letaknya tidak jauh dari sana.
Tempat yang dimaksud mempunyai empat bangunan dan keempatnya saling mengelilingi membentuk kotak, kemudian di tengah-tengah terdapat lapangan luas yang telah dicor oleh semen. Suasana di sana tidak terlalu ramai, sebagian besar orang yang ada di sana mengenakan pakaian yang serupa dan sepertinya pakaian tersebut adalah pakaian resmi untuk prajurit kota ini.
"Karena kau masih berusia 10 tahun, kau akan mendapatkan pelatihan sementara selama satu tahun penuh. Sampai saat itu, kau tidak akan mendapatkan tugas sebagai prajurit atau semacamnya." ucap Nam Quan memberitahu, "Selama itu juga, aku akan menjadi pengawasmu."
"Apa senior juga melatihku?"
"Tidak, aku hanya sekadar mengawasi saja." Nam Quan menggeleng pelan, "Kau akan diajari oleh seorang Guru yang telah pensiun menjadi prajurit kota. Dia cukup keras, tetapi sebenarnya dia memiliki hati yang baik. Kuharap kau bisa bersikap baik padanya, hormati dia seperti kau menghormati orang tuamu, mengerti?"
"Saya mengerti, Senior."
Setelah percakapan itu berakhir, Nam Quan menjelaskan banyak hal lainnya seperti peraturan kota serta asrama dan standar kepatuhan seorang prajurit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Entis Sutisna
Mantaaap Shin yu jadi bagian prajurit kota Mueyang,hayooo Semangaaat kultivasinya Yu'er...lanjuuutkan Thor...💪💪😍😍🔥🔥
2025-02-13
2
Dirman Ha
ig cg jb bbk kn jo om
2025-03-04
1
Dirman Ha
ig Fu jb bbk jb Hoo
2025-03-04
1