Bagian 4

“Syil, liat deh, artis baru.” Andi menyenggol kaki Syila, otomatis Syila menengok, artis yang dimaksud Andi adalah wanita berumur 30 tahunan, namanya berkibar tahun ini, walau dia memulai karir dari umur belasan, tapi karir perfilmannya hanya datar saja, terakhir dia main film layar lebar, yang sedikit vulgar, lalu film itu membawa namanya semakin dikenal. Makanya dibilang artis baru, maksudnya baru naik kelas.

“Gila, kasar banget Syil, dia lempar gitu aja tuh tas ke asistennya, beda banget kalo di TV.” Andi mengoceh, Syila sempat kesal karena sedang menulis.

“Wah bagus tuh buat jadi peran utama, gue mau minta bos casting dia ah.”

“Eh Gila! Cewek begitu lu mau jadiin peran utama, udah tau kelakuannya begitu, lu nggak takut, kalau dia susah diajak kerjasama?” Andi protes.

“Kenapa susah?” Syila pura-pura tidak tahu.

“Ya, liat aja, pantas aja baru setahun ini dia sukses, padahal dari umur belasan mulai karir, kelakuannya begitu, kebayang nggak kalau dia bakal gede kepala kayak apa kalau ikut syuting film kita.”

“Itu dia, biasanya orang kayak gitu, tingkat munafiknya tinggi dan dia akan bisa menjadi siapapun dengan sangat baik, yang kadang orang susah lakuin karena nggak masuk akal, tapi karena sifat munafik itu, dia bisa memerankannya dengan lebih baik, dibanding yang baik hatinya beneran.” Teori yang Syila yakini, tapi sebenarnya mungkin saja tidak benar.

“Au ah, serah lu.” Andi melanjutkan makan mereka.

“Syil, Juna kemaren dateng ke rumah mami, gue sempet nguping sih.” Andi memang terkadang menginap beberapa hari di rumah Syila.

“Ngapain dia!” Syila kaget.

“Kayaknya bermaksud ngelamar lu deh.”

“Wah, Juna!!!” Syila kesal dia akan memarahi Juna karena sudah melakukan sesuatu yang keterlaluan.

“Syil, mau kemana!” Andirberteriak karena Syila berlari saja, tanpa menoleh, nasi gorengnya juga tidak dihabiskan.

Syila bermaksud akan ke apartemen Juna, dia tidak suka caranya kasar dalam hubungan mereka, Juna rupanya sudah melewati batas dari yang Syila gariskan untuknya agar bisa dilewati, batasan itu jelas dan sekarang Juna seenaknya melewati garis itu.

Syila menyetir dengan kasar, untung dia pandai menyetir. Tidak lama kemudian Syila sampai di apartemen Andi, dia langsung menuju lift tanpa melapor dahulu, karena dia sudah punya kartu untuk naik ke unit Juna, kartu itu harus ditempelkan di lift ketika akan memencet tombol lift menuju unit apartemennya.

Saat pintu lift akan menutup, ada seorang lelaki berlari ke arah pintu dan menahan pintu lift, Syila lalu menyingkir, karena sedang kesal dia tidak memperhatikan lelaki yang baru saja masuk ke lift adalah Izraa.

[Dimana lo!] Syila menelpon Juna yang sedari tadi tidak mengangkat telepon.

[Di kantor, kenapa sih? Kok kasar banget?] Juna pura-pura tidak tahu.

[Gue di apartemen sekarang, balik sekarang juga!] Syila kesal.

[Sorry gue nggak bisa.] Juna menolak.

[Jun, elu udah bener-bener keterlaluan!] Syila marah, tanpa peduli ada orang di sampingnya, terlebih sadar bahwa itu Izraa.

[Kenapa sih?]

[Jun, selama ini gue berusaha mempertahankan hubungan kita, karena gue sayang sama lu, tapi sayang gue itu cuma sebatas sahabat atau keluarga! Kayak gue sayang ke Andi, ke Kakak gue, Alzam. Tapi, cara lu dateng ke mami papi, bener-bener udah keterlaluan!!!] Syila berteriak tanpa sadar.

[Syil .... ] Juna terdengar lembut, [gue nggak tau caranya bisa menyentuh hati lu.] Juna masih berusaha menggapai hati Syila.

[Lu nggak perlu repot menyentuh hati gue Jun, karena cinta itu nggak bisa dipaksa, cinta itu datang bahkan hanya dengan sekali pertemuan, sentuhan tanpa sengaja atau sekedar mendengar suara, ketika hati tidak mampu merasakan seperti yang kamu rasakan, artinya hatiku tidak memilihmu, itu kenyataannya, jangan temui gue dulu, lu bener-bener bikin gue kecewa.] Syila lebih tenang mengatakannya, tapi cukup dalam.

Sementara Izraa yang tidak tertarik dengan perempuan temperamen ini dan cukup terganggu dengan teriakannya, menjadi lebih tertarik dengan Syila karena kata-kata terakhirnya, begitu dalam dan mengena, salah satu kemewahan bagi Izraa yang tidak pernah mampu merasakan, tersentuh hatinya oleh siapa pun.

Karena kalimat terakhir Syila itu, Izraa langsung memperhatikan Syila yang mukanya terlihat merah padam, dalam pandangannya, Syila biasa saja, cantik pada umumnya, bertubuh mungil dan terkesan kuat, cara pakaiannya sederhana, kaus lengan panjang, celana jeans panjang dan sepatu kets, terakhir backpack kecil di punggungunya, semuanya terasa biasa saja, tapi kalimat terakhir Syila pada Juna, cukup membuat Izraa tertarik.

Pintu lift terbuka, Izraa keluar, Syila masih tidak memperhatikan lelaki yang ada di sebelahnya, saat Izraa keluar, Syila melihat punggu Izraa, lalu mencoba menutup pintu lift, tapi sebelum pintu lift tertutup sempurna, Izraa berbalik dengan kasar, Syila kaget karena itu dan terpaksa memandang wajah lelaki yang sedari tadi bersamanya di dalam lift, seketika melihat wajah itu, Syila mundur, dia baru sadar, itu adalah Izraa, lalu Izraa memberikan senyum pada Syila tepat sebelum pintu lift benar-benar tertutup.

Setelah itu, Syila terduduk lemas, dia menyesal karena telah bersikap kasar tadi, Syila berharap Izraa tidak akan menyadari wajahnya jika bertemu nanti.

...

“Artis kebiasaan di lokasi syuting dibawa-bawa nih, udah jam segini belum datang, telat.” Bos Ammar marah karena Izraa belum datang juga, padahal mereka sudah menunggu lama, sekitar 30 menit.

Hari ini adalah jadwal Izraa untuk casting formalitas di hadapan Bos Ammar, Bang Aji Ariawan, dia adalah Sutradaranya dan Syila sang penulis yang suka ikut campur.

Mereka bertiga duduk di bangku yang berjejer, sedang di depannya sudah ada spot green screen dengan standnya, tempat untuk Izraa casting.

“Selamat sore semua.” Izraa datang dengan setelan kemeja dan celana bahan yang slim fit, Syila tidak bisa menyangkal bahwa Izraa sungguh tampan.

“Sore, langsung aja Za.” Bos Ammar terlihat sedikit ketus.

Izraa mulai mengucapkan dialog perdialognya sesuai dengan skrip yang sudah diberikan beberapa hari yang lalu, semua orang yang ada di sana terpukau, Syila biasa saja, karena dia sudah tahu dan mampu membayangkannya bahkan sebelum hari ini terjadi, Syila puas karena semua orang terlihat seperti terjebak dalam imajinasi yang Izraa buat, dunia yang Syila hadirkan untuk Izraa, seperti sebuah bejana yang menemukan tuannya.

15 menit Izraa membaca dialog, semua orang bahkan tidak sadar bahwa dia sudah selesai, Syila bertepuk tangan, mengingatkan bahwa dialognya sudah selesai, Bos Ammar terlihat kaget karena dia begitu menikmati, sedang Bang Aji terlihat kaget, karena dia sebenarnya sedang membuat struktur dari plot dan juga situasi plot tersebut, semua orang benar-benar merasa yakin bahwa film ini akan menjadi film berkualitas dengan standar akting dari Izraa yang mumpuni.

“Mas Izraa, pada beberapa kata di awal kalimat, seharusnya lebih ditekan lagi, di situ bukannya Syila udah kasih tanda dengan hurufnya di-bold ya?” Syila protes, karena dia juga yang menyusun dialog bersama dengan sang sutradara.

“Saya pikir pelafalan lembut lebih masuk akal, makanya saya tidak mengikuti arahan.” Izraa menjawab.

Syila tersenyum licik, dia menjatuhkan untuk membuat Izraa semakin naik.

“Tapi Mas, itu .... “

“Syil bagus begitu kali, lebih lembut, karena kan ini scene romantis, udah bener Izraa, kalau dia tekan di beberapa kata, nanti kesannya bukan kayak dalem gitu, tapi lebih ke marah.” Bang Aji membela Izraa, dalam hati Syila berkata, kena!

“Iya Syil, saya fikir juga begitu, lebih baik dibuat lembut saja.” Bos Ammar ikut membela Izraa, Syila pura-pura memasang muka kesal, padahal dia bersorak, akhirnya dua orang penting di film ini menerima pilihannya, karena kalau mereka sampai akhir tidak suka Izraa, pasti akan sulit untuk Syila fokus pada film mereka.

“Ok, Izraa, kita ngomong di ruang meeting ya, soal surat kontrak kerja sama dan jadwal syuting.” Bos Ammar terlihat bersemangat.

“Bos, Syila nggak ikut ya, Syila ada keperluan.” Syila menyelak Bos Ammar yang mengajak semua orang ke ruang meeting.

“Katanya mau ikut proses syuting, baru mulai udah nyerah?” Bos Ammar meledek.

“Enak aja! Syila udah 5 jam nggak nulis, nanti idenya kabur dari otak nih, Syila harus pergi sekarang.” Saat Syila mengatakannya Izraa sedikit melirik pada penulis itu, dalam pikirannya, sombong sekali penulis ini, dia tidak mau ikut meeting, tapi di detik berikutnya, Izraa seperti menyadari sesuatu dan tersenyum sinis.

“Yaudah, tapi lusa dateng ya, kita akan mulai workshop reading hari pertama, bareng semua pemain.” Bos Ammar mengingatkan.

“Iya.”

“Syil, yakin besok nggak mau ikut casting pemeran lain?” Asisten Bos bertanya.

“Nggak, kan Syila udah janji nggak akan ikut campur, yaudah, Syila sama Andi pamit ya.” Lalu Syila pergi bersama sepupu yang juga Managernya itu.

“Ndi, Syila mau ke toilet ya, tunggu sini.” Syila berlari, dia sebenarnya sudah dari tadi ingin ke toilet, tapi ditunda karena takut, takut kalau Izraa datang dan dia terlambat melihat kualitas aktingnya.

“Jangan lama-lama!” Andi lalu berjalan mencari bangku untuk duduk di sekitar toilet.

Saat sudah selesai dengan urusannya, Syila bergegas untuk keluar, dia berlari kecil agar lebih cepat, maklum dia itu wanita mungil, jadi langkahnya pendek. Saat sudah keluar toilet dia masih berlari kecil, tapi langkahnya terhenti karena seseorang menarik tangannya dan membuat tubuhnya terpelanting ke belakang, lalu menubruk tubuh seseorang, Syila reflek menyikut perut orang itu dan membuat gerakan kuncian, sekarang posisinya terbalik, Syila sudah di belakang orang yang menarik tangannya dan tangan orang itu dikunci ke belakang tubuhnya oleh Syila, dalam hitungan detik, Syila mampu mengubah keadaan, dia memang seorang wanita mungil yang mampu membela diri.

“Siapa lu! Mau apa lu!” Syila menarik tangan orang itu semakin ke belakang, lelaki itu biasa saja, tidak terlihat kesakitan atau mencoba melepasnya, dia malah tertawa pelan.

“Ini gue Syila.” Syila baru sadar bahwa itu adalah Izraa, dia melepas kunciannya yang erat, lalu mendorong tubuh Izraa, sikapnya jadi kaku dan formal.

“Kamu, kecil-kecil bisa nahan badanku yang tinggi begini ya.” Izraa sudah berbalik dan menatap Syila dengan tegas.

“Sorry, Syila fikir kamu orang jahat yang mau rampok atau apa.”

“Nggak apa-apa, ilmu bela diri kamu cukup baik, tapi kalau aku beneran orang jahat, aku nggak akan selembek tadi.”

Izraa lalu pergi setelah mengatakannya, Syila dibuat bingung, dia merasa aneh, ngapain tadi narik, trus sekarang pergi begitu aja, beneran aneh nih orang, tapi Syila pikir itu masih bisa diterima, dia akhirnya melanjutkan lari kecilnya dan menghampiri Andi, untuk segera ke suatu kafe, dia ingin buru-buru menulis.

___________________________________

Catatan Penulis :

Aku tidak pernah tahu, kekuatan besar dari tubuh semungil itu, cara bicaranya saja seperti anak remaja, tapi saat tangannya mencengkram tubuhku, sungguh dia bukan wanita biasa, dia seseorang yang istimewa.

Terpopuler

Comments

Hana Nisa Nisa

Hana Nisa Nisa

topppppppp

2024-12-18

0

YuWie

YuWie

baru nemu novel ini..dan sampai bab ini sangattt menarik untuk lanjut baca

2024-09-03

0

Ririn Santi

Ririn Santi

izra klik di pertemuan pertama

2024-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
125 Bagian 125
126 Bagian 126
127 Bagian 127
128 Bagian 128
129 Bagian 129
130 Bagian 130
131 Bagian 131
132 Bagian 132
133 Bagian 133
134 Bagian 134
135 Bagian 135
136 Bagian 136
137 Bagian 137
138 Bagian 138
139 Bagian 139
140 Bagian 140
141 Bagian 141
142 Bagian 142
143 Bagian 143
144 Bagian 144
145 Bagian 145
146 Bagian 146
147 Bagian 147
148 Bagian 148
149 Bagian 149
150 Bagian 150
151 Bagian 151
152 Bagian 152
153 Bagian 153
154 Bagian 154
155 Bagian 155
156 Bagian 156
157 Bagian 157
158 Bagian 158
159 Bagian 159
160 Bagian 160
161 Bagian 161
162 Bagian 162
163 Bagian 163
164 Bagian 164
165 Bagian 165
166 Bagian 166
167 Bagian 167
168 Bagian 168
169 Bagian 169
170 Bagian 170
171 Bagian 171
172 Bagian 172
173 TAMAT
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124
125
Bagian 125
126
Bagian 126
127
Bagian 127
128
Bagian 128
129
Bagian 129
130
Bagian 130
131
Bagian 131
132
Bagian 132
133
Bagian 133
134
Bagian 134
135
Bagian 135
136
Bagian 136
137
Bagian 137
138
Bagian 138
139
Bagian 139
140
Bagian 140
141
Bagian 141
142
Bagian 142
143
Bagian 143
144
Bagian 144
145
Bagian 145
146
Bagian 146
147
Bagian 147
148
Bagian 148
149
Bagian 149
150
Bagian 150
151
Bagian 151
152
Bagian 152
153
Bagian 153
154
Bagian 154
155
Bagian 155
156
Bagian 156
157
Bagian 157
158
Bagian 158
159
Bagian 159
160
Bagian 160
161
Bagian 161
162
Bagian 162
163
Bagian 163
164
Bagian 164
165
Bagian 165
166
Bagian 166
167
Bagian 167
168
Bagian 168
169
Bagian 169
170
Bagian 170
171
Bagian 171
172
Bagian 172
173
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!